Sabtu, 20 Mei 2017

"PEMISAH" Antara Islam Tuhan Dan Islam Manusia

Fachruddin
Tak sengaja menangkap riak riak ketidak sepahaman di akun FB seorang sahabat yang kebetukan dosen di UIN Rd.Intan Bandar Lampung, yang saya kurang paham juntrungannya, belakangan saya baru ngeh, ternyata di Kampus UIN, tepatnya Fakultas Syari'ah akan mengundang Haidar Bagir sebagai pembicara dan membedah buku hasil karya beliau sendiri.

Saya mafhum bila terjadi perselisihan pendapat tentang seminar ini. Ada beberapa penyebab mengapa terjadi kontoversi, pertama adalah si penulis sudah lama dituduh orang sebagai penyiar faham Syi'ah di Indonesia. Tetapi yang menjadi permasalahan jika menurut saya yang awam ini adalah prihal momentum penyelenggaraan seminar yang kurang tepat.

Ummat islam Indonesia menurut hemat kami yang awam adalah sedang menghadapi masalah besar, kini sedang terjadi saling hujat dan fitnah serta saling lapor dalam momen Pilkada DKI. Yang dihiasi penistaan agama yang dilakukan oleh calon petahana Gubernur DKI dalam Pilkada yang baru usai.

Pristiwa ini nampak akan berlanjut dan berkembang. Ternyata calon petahana dan secara kebetulan juga penista agama ternyata kalah, dan dalam sidang penistaan agama yang bersangkutan divonis dua thaun penjara dan langsung masung penjara. Pristia yang menimbulkan luka bukan antara Islam dan non muslim tetapi internal Islam sendiri ada sikap yang berbeda.



Dalam persidangan kasus penista agama, muncul pihak yang justeru membela sang penista agama dengan dalih dalih yang memang kurang dipahami awam. Tetapi awam yang mendukung penista agama justeru bersukacita atas kesaksian beberapa orang ahli agama tersebut. Sementyara sebagian besar ummat Islam menyalahkan si terdakwa.  Namun demikian banyak pihak terutama pendukung terdakwa menilai bahwa kelompok kontra yang menuntut penista agama seolah keliru dalam menganut agama Islam.

Lalu apa huibungannya dengan seminar ini. Hubungannya antara lain bahwa salah satu pakar Islam, yaitu Dr.Ngisomuddin sebagai pakar Islam yang membenarkan atau membela terdakwa penista agama dengan mengatakan tidak menista agama. Sang pembela adalah juga bertugas di Fakultas, di mana seminar ini dilaksanakan. Apakah ingih juga upaya pembenaran pembelaan Dr.Ngisomuddin.
Prof. Syafii Ma'arif juga memuji buku yang ditulis oleh Haidar Bagir, samakah sikap dan pendapat antara Dr.Ngisomuddin, Prof. Syafi'i Ma;arif dan Dr.Haidar Bagir ?.

Aksi Bela Islam yang berjalan berjilid itu nampaknya berseberangan dengan gagasan Haidar Bagir, haidar nampaknya menginginkan munculnya tatanan Islam baru yang dapat diterima oleh keanekaragaman. Sementara Akasi Bela Islam nampak lebih menginginkan Islam kembali masa kejayaan Islam tempo dulu. Nampaknya dasar pemikiran ini merujuk bahwa kualitas keIslaman yang paling tinggi adalah Islam era Rasulullah bersama para tabiin, lalu tabiit tabiin, lalu tabiit tabiit tabiin dan sterusnya. Mereka tidak mudah mudah bermain dengan tafsiran tafsiran atas sesuatu yang tidak mutasyabihat.

Dengan divonisnya Ahok selaku penista agama, yang oleh hakim dinyatakan terbukti dengan syah, Tudingan muncul ke arah aktivis bela Islam dan mau tidak mau maka ditampil;kan Habib Riziq Shihab sebagai tokoh utamanya. Lewat para Ahoker protes kepada Habib Riziq dan kawan kawan dialamatkan. Tetapi memang Ahokers bukan type pendemo yang memiliki motivasi tinggi. Walaupun ada dukungan dari berbagai daerah, tetapi untuk sekali saja mereka melaksanakan demo sudah nampak kelelahan dan kehabisan stamina. Tetapi bukan berarti protes merega.

Timbul huru hara kelompok protes masih tetap ada dengan cara yang tak terkata. Hunus pedang dan baju adat tampil hingga tangga pesawat, sesuatu yang bakal dicatat dunia sebagai pelanggaran kesepakatan. Dalam proses ini nampak Pemerintah masih gamang bersikap. Akan ke arah mana Islam yang yang mayoritas ini akan di bawa. Lalu pertanyaan muncul, apakah seminar ini akan mampu mengagasa sesuatu yang lebih cerdas, apakah hanya sekedar membuat jarak antara satu dengan yang lain antar sesama muslim, yang artinya membuatkan jalan masuk bagi musuh Islam untuk memperlemah kita semua.

Artinya menurut pendapat saya seminar ini akan terbilang gagal bila tidak memilii kemampuan merajut pendapat dan pemikiran para pihak,apalagi bila dalam seminar terjadi pembunuhan antara satu dengan lain. Beda pendapat sangat boleh dalam Islam, tetapi beda pendapat itu harus saling menguatkan, manakala gagal mencapai berbagai ksempatan ingin keluar sebagai pihak yang lebih dominan maka maka yang dinantikan hanyalah perpecahan.

Demikian juga manakala didorong Haidagir Bagir yang mendapatkan pujian, maka seminar  ini juga akan terbilang gagal bila gagasan Haidar Bagir telah final. Akal lebih baik dan elok manakala gaghasan Haidar Bagir dianggap sebuh thesa, dan seminar ini melahirkan antitesa, lalu melahirkan thesa thesa baru, dianggap elok manakala thesa baru adalah merajut berbagai gagasan sebagai sesuatu yang utuh. Itulah yang akan membuat kebermatan bagi Islam. Maka jagalah seminar ini jangan sampai hanya menambah fitnah belaka.

Tidak ada komentar: