Fachruddin : Kliping Dan Catatan Tentang Bahasa, Retorika, Sastra, Aksara dan Naskah Kuno
Rabu, 17 Mei 2017
DIMINTA JOKOWI- JK JANGAN MAU DIPECAH BELAH
JK
Ahoker unjuk gigi, kini Ahoker datang bukanlagihanya sekedar meunutut Ahok di bebaskan, tetapi lebih dari itu yaitu demiIndonesia, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebinekaan, karena kekalahan dan pemenjaraan Ahok bermakna ancaman bagi itu semua. Adfa sejumlah fakta dan logika dikemukakan pertama kekalahan dalam Pilkada dan Vonis Ahok diawali dari penghianatan JK kepada Jokowi dengan memajukan Anies Baswedan sebagai Calon Gubernur berpasangan dengan Sandiaga UNO, campur tangan di Sidang Ahok Hingga vonis Ahok. Habib Riziq adalah bonekanya. Perjuangan mereka baru satu yang berhasil, yaitu pembubaran HTI, nanti akan menyusul pembubaran FPI dan selanjutnya adalah pembersihan New Orde Baru di tubuh Kabinet Jokowi. Terlepas dari dari itu semua kita berharap apapun itu tak akan melemahkan dwi tunggal pasangan Jokowi JK,bukan memihak [pada JK, tetapi manakala dwi tunggal ini melemah maka akan besar kerugiannya bagi bangsa ini.
Perkara adanya tuduhan JK memiliki keinginan tersendiri dan berbeda dengan Ahok dalam Pilkada DKI, apakah itu salah. Jokowi kecewa bukan karena JK memilih pasangan lain, tetapi karena Ahok kalah, jika Jokowi pendukung Ahok, Atau mengapa itu tak disosialisasikan sebelumnya oleh Tim tertentu untuk menyatukan polihan dalam Pilkada. justeru yang kita ketahui adalah bahwa Jokowi sangat netral dalam Pilkada DKI dan Sidang Ahok. Sehingga siapa yang akan dipilih oleh Jokowi nanti dalam Pilkada DKI yang tahu hanya Jokwi dan Tuhan. Di dalam bilik suara Jokowi bisa memilih Ahok, dan bisa juga memilih Anis sebagai mantan Ketua Pemenangan Jokowi dalam Pilpres. Sehingga manakala beliau memilih Anies itung itung itu juga balas jasa, selebih dari itu Hasil Pilkada DKI bagi Jokowi adalah fine fine saja.
Sama dengan sikap Jokowi dalam kasus Ahok, berkali kali disiarkan di Televisi bahwa Jokowi mengambil posisi netral. Beliau tidak membujat Tim pemenangan atau pembebasan Ahok dari segala tuntutan. Aksi bela Islam beliau tak sudi menerima Timnya untuk berjumpa, kecuali 212 Jokowi berkenan sholat Jum'at bersama serta mengaminkan semua doa khatib, yang pada saat itu adalah Habib Rizik.
Kita juga terkejut ketika kita diberi tahu bahwa pembubaran HTI adalah atas usul Ahokers, dan HTI dibubarkan karena terlinat dalam Aksi bela Islam, itulah sebabnya maka langkah berikutnya maka yang akan dibubarkan oleh Pemerintah selanjutnya adalah FPI, Ahokers akan melaksanakan 40 hari menyelenggarakan panggung bebas untuk memperjuangkan itu semua. Narasumber yang dipanggil sungguh luar biasa. Mereka tak segan segan mengatakan bahwa rejim Jokowi lebih parah dari rejim sebelumnya.
Sekali lagi kita berharap Jokowi JK jangan pecah kongsi, seringlah berkomunikasi agar saling tahu, tetaplah bekerja sesuai atuiran dan juga dengan berkeadilan, Ucapkanlah sesuatu yang memang akan dilaksanakan. Manakala lain yang diucapkan dan dipidatokan dengan yang akan dilaksanakan maka itu akan menjadi sumber keributan. Abaikan semua masukan yang akan memecahbelah NRI, tak sesuai dengan Pancasila, UUD 1945. Dan juga tak kalah pentingnya adalah Hindarilah Perseteruan Dengan Rakyat, Ulama dan Pimpinan Masyarakat Beraga Lainnya. Rajut satu persatu komponen Bangsa secara adil, jangan tebang pilih. Masih ada waktu untuk melakukan itu hiongga pemilihan Presiden berikutnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar