Sabtu, 08 Februari 2014

[Buku] Nama Baik yang Harus Dijaga

Oleh Ridwan Hardiansyah


Data Buku
Menjaga Nama Baik, Biografi H. Mursyid Arsyad, S.H.
Adian Saputra
Indepth Publishing, 2013
viii + 156 hlm.
DI mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Bagi Mursyid Arsyad, junjungan terhadap langit tidak hanya sebatas menginjak bumi. Sebagai abdi negara, menjunjung langit tidak berarti sekonyong-konyong menuruti perintah atasan untuk mencari muka. Mursyid memaknainya dengan melaksanakan tugas yang diamanahkan sebaik mungkin.

Jurnalis Lampung Post, Adian Saputra, secara bertutur mengejawantahkan perjalanan hidup Mursyid Arsyad secara apik, dalam buku berjudul Menjaga Nama Baik, Biografi H. Mursyid Arsyad, S.H. Perlahan dan runut, Adian mengurai kembali jejak-jejak langkah yang ditinggalkan Mursyid.


Terlahir sebagai anak seorang petani cengkih pada 14 Juli 1938, di Putihdoh, Tanggamus, masa kecil Mursyid terbilang berkecukupan. Hal itu karenasaat itu cengkih, kopi, dan lada masih berharga tinggi di pasaran. Lampung dikenal kaya akan ketiga hasil bumi itu sehingga mendapat julukan Tanah Lado (hlm. 2—3).

Kisah Indonesianis Pembuka Pandora Bahasa Lokal

Oleh Christian Heru Cahyo Saputro


Semua yang telah dikerjakan untuk bahasa-bahasa Nusantara sama sekali tidak berharga dan tidak akan ada perubahan selama orang tidak mempelajarinya untuk kepentingan-kepentingan bahasa itu sendiri.


Film Risalah Van Der Tuuk yang dibuat berdasar hasil riset sastrawan
Lampung, Arman A.Z. yang sekaligus menjadi produser ini disutradarai
Irwan Wahyudi. Film ini mengisahkan kiprah sosok van der Tuuk
indonesianis yang punya perhatian pada bahasa-bahasa lokal Nusantara,
antara lain bahasa Batak, Lampung, Bali, dan Jawa kuno (Kawi).
KEHADIRAN film Risalah Van Der Tuuk setidaknya menjadi kunci pembuka kotak pandora bahasa-bahasa Nusantara yang selama ini sepi dibincangkan. Konon bahasa-bahasa nusantara yang ada kini sebagian terancam punah karena ditinggalkan penuturnya.


Komite Film Dewan Kesenian Lampung (DKL) merilis film bertajuk Risalah Van Der Tuuk. Film bergenre dokumenter ini mengisahkan kiprah sosok indonesianis peneliti yang punya perhatian pada bahasa-bahasa lokal Nusantara, antara lain bahasa Batak, Lampung, Bali, dan Jawa kuno (Kawi). Film yang dibuat berdasar hasil riset sastrawan Lampung, Arman A.Z. yang sekaligus menjadi produser ini disutradarai Irwan Wahyudi.

Manuskrip Kuno, Mengapa dan Kenapa?

Oleh Karina Lin 


TULISAN ini terinspirasi oleh artikel opini yang berjudul Menyelamatkan Manuskrip Kuno Lampung yang ditulis Rijal Firdaos (Lampung Post, 26 Desember 2013). Setelah membaca tulisan beliau yang menyinggung-nyinggung perihal filologi, yakni suatu cabang ilmu sejarah yang terfokus pada pengkajian naskah-naskah kuno; dan beberapa manfaat yang didapatkan apabila kita melakukan penelusuran naskah, arsip, atau manuskrip kuno (baca: menerapkan ilmu filologi) khususnya naskah, arsip, dan manuskrip kuno Lampung, membuat saya tercenung.