Rabu, 03 Desember 2014

Prasasti Sangguran (Ngandat)



Prasasti Sangguran (Foto: Google)

Prasasti Sangguran ditulis di atas batu besar berukuran tinggi 1,6 meter, lebar 1,22 meter, tebalnya 32,5 cm, dan berat 3, 5 ton. Prasasti ditulis di kedua sisinya dan di salah satu sisi samping. Sisi depan (recto) bertuliskan sebanyak 38 baris, sisi belakang (verso) ditulis 45 baris dan sisi samping ditulis 15 baris. Bagian bawahnya berbentuk umpak dengan hiasan teratai ganda (padmasana). Keadaan prasasti agak buruk, karena banyak kata-katanya yang telah aus dan banyak lagi yang tak dapat dibaca dengan jelas. Tempat ditemukannya prasasti ini tidak diketahui, kemungkinan berasal dari Ngandat di daerah Malang. Kemungkinan besar Ngandat itu sekarang adalah Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Batu. Sewaktu menjadi Letnan Gubernur Jenderal Inggris di Hindia Belanda (1811-1815), Raffles menyerahkan prasasti tersebut kepada Lord Minto, sehingga dikenal dengan nama Minto Stone. Lord Minto adalah Gubernur Jenderal Inggris di India dan atasan Raffles. Saat ini, prasasti Sangguran dimiliki oleh Viscount Timothy Melgund, putra sulung dari Earl of Minto VI dan berada di Skotlandia.

Senin, 06 Oktober 2014

Ken Arok Ken Dedes "1983" ( Film & Lagenda)

Ken Arok dibesarkan di dunia hitam oleh Lembong, perampok, yang menemukannya di kuburan ketika masih bayi. Karena tingkah lakunya yang keterlaluan, Ken Arok diusir lalu hidup bersama Bango Samparan. Inipun tidak berlangsung lama, karena terjadi keributan dengan istri Samparan. Karena Ken Arok sering merampok kiriman upeti kerajaan, ia menjadi buronan.

Di tengah kelananya, ia bertemu pendeta Loh Gawe yang banyak memberikan ilmu kepemimpinan. Sementara itu, Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung berhasil menculik Ken Dedes untuk dijadikan isteri. Atas jasa Loh Gawe, Ken Arok dapat diterima menjadi prajurit di Tumapel. Sejalan dengan karirnya di istana, begitu Ken Arok melihat Ken Dedes, ia langsung jatuh cinta. Niat buruk untuk membunuh Tunggul Ametung pun muncul di benaknya.




Karena Loh Gawe tidak setuju dengan niatnya, Ken Arok meminta restu ayah angkatnya, Bango Samparan. Maka ia lalu memesan keris kepada Empu Gandring. Kecewa atas pesanan keris yang tidak kunjung selesai, Ken Arok marah dan membunuh Empu Gandring dengan keris yang dipesannya. Sebelum meninggal, Gandring sempat mengutuk Ken Arok, bahwa ia juga akan mati oleh keris itu. Di istana, Ken Arok menitipkan kerisnya kepada Kebo Ijo, perwira sombong yang suka pamer dan mengatakan bahwa keris itu adalah miliknya sendiri. Suatu malam, Ken Arok mencuri kerisnya dari Kebo Ijo lalu membunuh Tunggul Ametung. Rakyat Tumapel gempar, dan menuduh Kebo Ijo sebagai pembunuhnya. Niat Ken Arok mengawini Ken Dedes tercapai sudah, bahkan menggantikan kedudukan Tunggul Ametung dan mengembangkan kerajaan. Ken Arok tetap tidak terhindar dari kutukan Empu Gandring.

Sepenggalan kisah dari jaman Singasari

….. kengkis wetisira, kengkab tekeng rahasyanica, nener katon murub denira Ken Angrok …. (Sebuah kutipan dari Pararaton yang artinya: …. tersingkap betisnya, yang terbuka sampai rahasyanya, lalu kelihatan bernyala oleh Ken Angrok ….)

Arca Wajah Ken Dedes

KACA BENGALA (Film Lagenda)

Jumat, 26 September 2014

Pameran Peninggalan Sejarah Islam di Museum Lampung

Lama tak berkunjung ke Museum Negeri Lampung "Ruwa Jurai"  hari itu Jum'at tanggal 26 September 2014 kupentingkan kunjungan ke sana, semata mata aku ingin mengunjungi Pameran Peninggalan Sejarah Islam di Sumatera yang materinya diambil dari koleksi pilihan Museum Negeri se Sumatera. Hanya melihat Pameran, tak ada juga yang harus kutemui di Museum itu karena akupun menjadi ragu apakah aku masih mereka kenal setelah pensiun dari PNS sejak empat tahun yang lalu, walaupun diantara mereka masih banyak yang aku kenal dan ingat namanya. Tapi kunjunganku kali ini hanya melihat arena pameran.
Keberadaanku di Museum itu terasa terlampau singkat, hanya dua gedung yang aku sempat ditunjuk sebagai Pimpronya. Dan satu buah buku selesai kupersembahkan untuk memperkaya koleksi yang ada, tulisanku itu adalah menyangkut masalah topeng yang sejatinya juga peninggalan Islam.

Senang hatiku memasuki ruang pameran karena bangunan yang dipakai kebetulan aku sebagai Pimpronya ketika gedung itu di bangun, dengan bersusah payah gedung itu dibangun dalam keterbatasan dana pembangunan kebudayaan pada saat itu, kebanggan itu sifatnya hanya pribadi saja karena orang tak merasa perlu tahu tentang itu, tetapi secara pribadi senang rasanya melihat gedung megah yang aku memiliki andil walaupun nyaris tak berarti apa apa.

Ternyata materi Pameran Museum Negeri Se Sumatera itu mengambil tema "Peninggalan Islam" Dengan melihat koleksi yang dipamerkan maka kita dapat mengetahui bahwa Islam masuk ke Sumatera telah terjadi sejak lama,  sayang tema pameran sepertinya terlampau luas, sehingga kurang fokus dalam menyampaikan sebuah informasi.Namun bukan berarti saya mengatakan bahwa pameran ini  kurang bermanfaat. Tidak karena bila pameran itu dipandu oleh mereka yang memahami maka pameran itu sangat banyak bisa bercerita.

Menarik dari sekian banyak koleksi yang dipamerkan ada sejumlah naskah tulis dan bahkan kitab kuno yang ditulis dengan lumaian tebal mencapai ratusan halaman. Apakah ada diselenggarakan seminar terkait pameran temporer ini ... ? Tanyaku. Tidak Pak jawab sipemandu singkat. Wah sayang sekali kataku. Kalau saja pameran temporer ini mengambil tema tentnag karya tulis Islam saja, maka peluang untuk memaerkan karya tulis kuno yang berlatar belakang Islam sangat banyak bahannya, walaupun belum tentu ada sebagai koleksi pada museum musem negeri se Sumatra. Dan di Suymatera tepatnya di Universitas Andalas ada pakar naskah kuno yang menghimpun kembali naskah kuno Lampung Karam yang ditulis dengan huruf jawi. Penemuan ini menjadi luar biasa karena semua naskah ini tercerai berai dibeberapa negara, termasuk Singapura, Belanda dan Prancis. Naskah itu ditulis oleh seorang yang mengalami terpaan gelombang Sunami pertama pada saat meletusnya Gunung Krakatau. Yang pada saat itu sebagian wilayah Lampung benar benar karam.

Hal ini barangkali patut menjadi pemikiran bagi pejabat di Museum se Sumatera karena ditenggarai banyak sekali kitab kitab kuno yang ditulis oleh Ulama Nusantara termasuk yang berada di Sumatera dan khususnya Palembang. Sebagian dari kitab kitab kuno itu ditulis dan cetak ulang oleh Kementerian Agama, dan sudah pula diedarkan. Tetapi sebagian kitab kitab itu masih dalam buruan yang belum diketahui rimbanya, dan bukan tidak mungkin barangkali saja ada museum negeri yang telah mengkoleksinya.

Karya karya paara penulis Ulama Nusantara ini bykan hanya beredar di Nusantara saja, tetapi ada beberapa diantaranya sudah dicetak berulang ulang di luar negeri, dan menjadi kitab bacaan yang diwajibkan di berbagai sekolah sekolah di Timur Tengah.

Kalaupun ada salah satu dari kitab kitab tersohor itu sempat kita bedah bersamaan dengan diselenggarakannya Pameran Temporer Museum negeri se Sumatera, rasa rasanya adalah sangatlah lengkap penyelenggraaan pameran itu.  Semoga pada suatu saat apa yang kita inginkan ini dapat tersekenggara. Amin.
Nama sebagian ulama Nusantara yang produktif menulis di eranya antara lain adalah :
(1) Syaikh Nuruddin Muhammad bin ‘Ali bin Hasanji Al Hamidi Ar Raniri Al Asyi rohimahulloh (w. 1068 H)
(2) Syaikh Wan ‘Ali bin ‘Abdurrohman Kutan Al Kalantani
 (3) Al ‘Allamah Syaikh Muhammad Nawawi bin ‘Umar Al Bantani (wafat 1314 H/1897 di Makkah)
(4) Al Musnid Al ‘Allamah Syaikh Muhammad Mahfuzh binAl ‘Allamah ‘Abdulloh bin ‘Abdul Mannan At Tirmisi Al Jawi
(5) Syaikh ‘Abdul Qodir bin ‘Abdul Muthollib Al Mandili (Mandailing) Al Makki (1322-1385 H).
 (6) Syaikh Muhammad Idris bin ‘Abdurrouf Al Marbawi Al Indunisi (1313-1410 H/1989-1892 M)
(7) Al Musnid Syaikh Abul Faidh Muhammad Yasin bin Muhammad ‘Isa Al Fadani Al Indunisi Al Makki.
dan masioh banyak lagi nama nama lainnya. 







Rabu, 17 September 2014

Kebenaran VS Etika.



Akhir akhir ini Ahok menjadi populer lantaran ketidaksejalanannya dengan Gerindra sebagai Partai yang membesarkannya. Sebagai politisi yang cenderung bicara lain maka sejatinya Ahok dipastikan memiliki target target tertentu dalam aksi politik yang dilancarkannya. Apa target sebenarnya itu masih membutuhkan waktu lama untuk diuji keasliannya, sejarah nantinya yang akan menjelaskannya. Inilah gaya bicaranya Ahok, yang dari sisi etika nampaknya tak baik untuk ditiru lantaran kita membutuhkan keteladanan dan keteladanan itu nampaknya belum dimunculkan oleh Ahok, tetapi secara substansi pembicaraan ternyata banyak yang menarik untuk disimak. Kita membutuhkan kejujuran untuk dapat menyimaknya secara jernih.





Secara jujur dapat kita katakan banyak pelajaran yang dapat kita ambiul dari kasus ini dan salah satu pelajaran itu  adalah "Haruskah Kebenaran itu Kita Sampaikan dengan melanggar Etika" spontan akan kita katakan bahwa sejatinya antara kebenaran dan etika itu sejalan. Apalagi sebagai seorang Ahok dan kita semua tidak akan mungkin mencapai kebenaran hakiki, alias hanya kebenaran relatif belaka, lalu haruskah kebenaran relatif itu kita sampaikan secara memaksa, jawabnya tidak boleh, dan itu yang dilanggar Ahok. Lalu apa dasar Ahok lakukan itu semua

Ahok Menampar Pejabat Pemerintah.


 Dari kecil Ahok diajari orang tuanya untuk tegas, tetapi harus memiliki prestasi yang tinggi melebihi yang lain sehingga sekeras apapun dan sesakit apapun hati orang lain terhadap Ahok maka Ahok masih memiliki sisi baik dalam kehidupan ini.  Sebagai orang yang memiliki karakter keras Ahok pada masa mudanya pernah menampar seorang pejabat yang mendatangi pabriknya dan mereka berdua berselisih pendapat, dan karena kesal maka Ahok mnampar pejabat itu.
Tetapi orang tua Ahok selalu berdoa agar Ahok mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat, potensi ini ada pada diri Ahok yang sekalipuin berkarakter keras, tetapi Ia benci kejahatan. Suatu saat kata orang tuanya sosok Ahok adalah sosok yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia, itu pula sebabnya Ahok dilarang piondah negara oleh orang tuanya, ketika Ahok berniat pindah ke Kanada pasca menampar seorang pejabat di Bangka Belitung.

Ahok Yakin Benar.


Apa yang dilakukan oleh Ahok pada saat dipercayai menjadi Wagub dan mungkin sebentar lagi Gubernur tidak lepas dari petuah orang tuanya. Ahok sangat menghayati filosofi yang diturunkan oleh orang tuanya kepadanya, dan Ahok meyakini kebenaran itu semua.

Minggu, 31 Agustus 2014

kidung dandang gula mistik jawa javanese mystic

Nyi Gowok Kini Telah Tiada


 Judul        : Nyi Gowok
Penulis     :  Budi Sarjono
Penerbit    :  Diva Pres.
Terbitan I  :  2014
Sudah lama sekali saya tak membeli novel, kali ini saya tertarik mencarti novel di Swalayan PTC Palembang karena saya masih harus menginap di Palembang untuk berapa lama lagi. semula perusahaan menghabarkan bahwa intermetten akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Agustus 2014. Dan saya hanya membawa satu celana jean, satu celana dasar,  dua kemeja tangan pendek, dan empat potong baju kaos, serta sebuah jaket yang setia menemaniku kemana pergi. Jaket pemberian perusahaan itu mampu menyimngkirkan jaket jaketku lainnya.
Intermitten ditunda sekitar dua minggu lagi, tentu saja aku harus membeli pakaian tambahan agar nampak oleh teman teman aku sering berganti pakaian seperti layaknya seseorang yang sudah mengantongi kepala enam seperti usiaku sekarang ini,
Setelah merasa cukup dengan apa yang kucari, dan menyesuaikan dengan isi kantongku tentunya, iseng iseng aku ke toko buku, dan kubelilah novel tulisan Budi sarjono ini, aku mengharap novel ini banyak cerita tentang kehidupan desa, yang sejatinya aku sendiri telah mengalaminya sewaktu kecil. Tetapi alamaak .... setelah ku baca, isinya diluar dugaan. Hanya satu pesanku, jika bisa novel ini jangan dibaca oleh para remaja seusia Bagus Sasongko sebagai tokoh penting dalam novel ini, selain Nyi Lindri sebagai tokoh utamanya,

Sabtu, 30 Agustus 2014

Selimut Putih

Lagu yang berjudul "Selimut Putih"  atau  "Bila Izroil Datang Memanggil"  ini demikian populer di akhir tahun 60-ah dan awal 70-an jika tidak silap itulah masanya, sejak kami kanak kanak lagu ini demikian akrab ditelingan, belakangan tersiar kabar bahwa negeri jiran kita Malaysia agak keberatan karena dalam syair lagu itu ada tersebut "Janganlah Kamu Disanjung Sanjung Engkau Digelar Manusia Agung".   Seperti yang kita ketahui bahwa sapaan hormat terhadap Yang terhormat Perdana Menteri Malaysia  selalu disapa dengan Yang Dipertuan Agung. Dan pada saat lagu lagu Qasidah masuk ke siaran televisi oleh Nasida Ria oleh Televisi Indonesia, maka lagu ini belum juga muncul, bahkan hingga kini, inilah wujud hormat menghormati.



Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada Perdana Menteri atau siapapun yang biasa disapa "Yang Dipertuan Agung" maka ijinkanlah saya menuliskan syair gau ini secara lengkap. Apalagi You tube yang dikeluarkan oleh Saudara kita di Malaysia juga ada yang menerbitkan lagu ini, maka dengan segala kerendahan hati ijinkan saya menampilkan lagu dan syairnya secara lengkap. 

Bila Izrail datang menanggil
jasad terbujur dipembaringan
Seluruh tubuh akan menggigil
Sekujur badan kedinginan

Tiada lagi gunanya  harta kawan karib sanak saudara
Jikalah ada amal di dunia itulah hanya pembela kita

Janganlah mahu disanjung sanjung engkau digelar manusia agung
Sedarlah diri tahu diuntung sebelum masa keranda diusung

Datang masanya insaflah diri selimut putih pembalut badan
Tinggal semua yang dikasihi berbaktilah hidup sepanjang zaman

Saya berharap semoga sair lagu ini dapoat menggugah kita untuk memperbaiki diri disisa sisa umur kita yang m,emang tyak seberapa ini.

ORKES Gammbus Rawaharum Pagelaran

Zaman itu sekitar tahun akhir enam puluhan Pagelaran kota kelahiranku masih gelap gulita, tak ada sinar listrik, namun demikian kami di desa itu bukan tidak bahagia, kami punya group kesenian termasuk diantaranya Group Orkes Gambus yang menghususkan melantunkan lagu lagu irama Arab, irama qosidah yang pada saat itu dipopulerkan oleh Rofiqoh Darto Wahab.
Menghidupkan kesenian Islam menjadi sangat strategis bagi kami di kecamatan Pagelaran untuk mengimbangi kesenian kesnian yang sering dipentaskan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Kelompok Partai Komunis yang satu ini gencar mempopulerkan partainya melalui kesenian, sehingga kelompo Islam di Kecamatan ini merasa perlu untuk menghidupkan kesenian yang juga berdasarkan dan bernuansakan Islam.


Jasa darto Wahab merekam dan mengedarkan lagu lagu kasidah saat itu terbilang terobosan yang berani, pada saat itu melantunkan lagu lagu semacam ini masih menjadi kontroversi, masih banyak pihak yang menharamkannya. Tetapi bila Islam tidak menghidupkan keseniannya, maka seni Partai Komunis akan meraja lela. tersebutlah pedukuhan yang kami kenal dengan nama Rawaharum, pedukuhan itulah yang mengharumkan seni Islam di Kecamatan Pagelaran. Tak pelak lagi lagu lagu yang dilantunkan oleh Rofiqoh dan teman teman menjadi koileksi lagu lagu yang dilantunkan oleh Group Orkes Gambus Rawa Harum ini, dukuh ini banyak dihuni oleh mereka yang berasal dari sekitar Banten Pandeglang dan lain lain, selain mereka pandai bermain orkes gambus, mereka juga memiliki group Seni Pencak Silat Trumbu, jadi para pemudanya selain belajar seni juga belajar silat banyak juga mereka yang cukup berprestasi dalam seni silat ini. Banyak tokojh yang menetap di Pedukuhan Rawaharum ini  sejatinya memang 'Jawara' memang sejak mereka nasih tinggal di Banten sana.
Di Kecamatan Pagelaran PKI memang berkembang pesat dan sudah cukup mencemaskan, banyak tokoh tokoh masyarakat di berbagai perdukuhan  di sekitar Pagelaran berhasil dirayu PKI untuk bergabung bersama mereka.
Masyarakat Muslim Pagelaran selain membentuk kesenian juga sebelumnya jugta telah mendirikan Madrasah yang diberi nama Madrasah wajib belajar (MWB).

Gurindam Dua belas Pasal Pertama





Gurindam Dua Belas: Pelajaran Moral Berbentuk Syair

oleh Evlin, Melody Violine, dan Saktiana Dwi Hastuti

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Naskah-naskah Indonesia, khususnya naskah-naskah dari Riau, ternyata berjumlah cukup banyak. Naskah-naskah tersebut tersimpan di berbagai tempat, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Beberapa tempat penyimpanan tersebut adalah Perpustakaan Nasional di Jakarta, Perpustakaan Universitas Leiden, dan Universitas Cambridge di Inggris. Naskah-naskah tersebut diperlukan bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui sejarah sastra Nusantara.

Salah satu naskah Riau adalah Gurindam Dua Belas. Naskah tersebut dikarang oleh Raja Ali Haji dan sekarang tersimpan di Perpustakaan Nasional. Kondisi naskah tersebut dalam kondisi yang sudah sangat rusak. Kondisi naskah yang rusak dan adanya naskah Indonesia yang disimpan di luar negeri membuktikan bahwa pemerintah memang kurang memperhatikan kakayaan sastra Nusantara ini. Maka dari itu, jika bukan kita sebagai masyarakat Indonesia, siapa lagi yang akan memperhatikan dan mempelajari kekayaan sastra kita sendiri? Dalam makalah ini, kami memilih salah satu naskah Nusantara, yaitu Gurindam Dua Belas yang terkenal untuk kami analisis.

Rabu, 25 Juni 2014

Gaya Jakowi Bicara

Kekurangan Jakowi adalah Merupakan Kelebihannya

Jika ditanyakan apa kelebihan Jakowi, maka jawabnya adalah bahwa : Dia memiliki sejumlah kekurangan" kekurangan yang sangat manusia sekali sebebgai sosok orang Ndeso yang tidakl dibebani oleh pencitraan, visi dan misi. Hidup bagi Jakowi adalah berbuat, berbuat dan berbuat. Dan itu pula mengapa PDIP mengatakan bahwa Jakowi itu sebagai Capres PDIP beserta koalisinya adalah "Ditugasdkan: beliau mendapatkan kepercayaan tugas suci ini karena beliau teruji tidak neko neko akan tugasnya.
Inilah gaya Bahasa dan gaya bicara Jakowi yang sebentar lagi akan dipilih oleh pendukungnya sebagai Presiden.

Benar ... Untuk sementara waktu Jokowi mmperoleh suara terbanyak, tetapi ini belum final karena pihak prabowo masih melakukan komplain ke MK, dan kita semua harus menunggu hasil sidang MK. Walaupun biasanya MK tak akan melakukan sesuatu yang luar biasa, sehingga bisa menggagalkan hasil pemilihan. Jokowi adalah pilihan rakyat.

Memang tak ada yang terlalu istimewa pad Jokowi, selain kesederhanaannya, dan kitapun kesederhanaan ini diikuti dengan kejujuirannya, tetapi dalam waktu bersamaan kita berharap kesederhanaan ini tidak dimanfaatkan oleh para mafia untuki mencengkramkan kukunya lebih dalam. 

Kamis, 22 Mei 2014

BENDE MATARAM

Bende Mataram
Certa Silat Jawa karya Herman Partikto Berlatar belakang Sejarah
Pangeran Semono bersabda kepada Patih Lawa Ijo:
“Hendaklah engkau jangan takut lelah. Aku perintahkan kepadamu menangkap pencuri sakti bernama Pangeran Joyokusumo yang membuat keonaran dalam gedung puteri negeri Loano.
Kusertakan padamu tiga pusaka agar berhasillah. Pertama: Jolo Korowelang. Kedua: keris bernama Kyai Panubiru juga disebut Kyai Tunggulmanik. Ketiga: Bende Mataram. Manakala engkau kalah bertanding, tabuhlah Kyai Bende Mataram. Dan aku pasti akan datang …”
KALA itu permulaan musim panen tahun 1792. Sultan Hamengku Buwono II baru beberapa hari naik tahta kerajaan Yogyakarta. Di seluruh wilayah negara, rakyat ikut merayakan hari penting itu.
Tontonan wayang dan sandiwara rakyat hampir digelar di semua pelosok desa. Keadaan demikian tidak hanya menggembirakan rakyat desa, tetapi merupakan suatu karunia besar bagi senimanseniman kecil.
Di suatu jalan pegunungan yang melingkari Gunung Sumbing, berjalanlah seorang laki-laki tegap dengan langkah panjang. Laki-laki itu kira-kira berumur 24 tahun. Ia mengenakan pakaian model pada masa itu. Bajunya surjan Mataram(bentuknya seperti jas tertutup) dari bahan lurik halus. Anehnya, memakai celana panjang seperti Kompeni Belanda. Kakinya mengenakan sandal kulit kerbau yang terikat erat-erat pada mata tumitnya.
Dia bernama Wirapati, murid keempat Kyai Kasan Kesambi yang bertapa di pertapaan Gunung Damar (disebelah utara Purworejo-Jawa Tengah).
Kyai Kasan Kesambi waktu itu sudah berumur 70 tahun. Selama puluhan tahun, ia menyekap dirinya di atas pegunungan untuk menyempurnakan ilmu-ilmu yang diyakini. Setelah berumur 60 tahun barulah dia menerima murid. Muridnya hanya berjumlah lima orang. Murid yang tertua bernama Gagak Handaka. Kemudian Ranggajaya, Bagus Kempong, Wirapati dan Suryaningrat.
Umur murid-muridnya paling tinggi 40 tahun. Sedangkan murid termuda Suryaningrat lagi berumur 17 tahun………
Untuk mengetahui seri Bende Mataram lengkap silahkan download di Gallery 80 s

Karya Herman Partikto  Seri Bende Mataram :
  1. Patih Lawa Ijo 
  2. Pusaka Jala Kalawelang
  3. Asal Usul Bende Mataram
  4. Bunga Ceplok Ungu Dari Banten
  5. Bende Mataram
  6. Mencari Bende mataram

Sabtu, 08 Februari 2014

[Buku] Nama Baik yang Harus Dijaga

Oleh Ridwan Hardiansyah


Data Buku
Menjaga Nama Baik, Biografi H. Mursyid Arsyad, S.H.
Adian Saputra
Indepth Publishing, 2013
viii + 156 hlm.
DI mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Bagi Mursyid Arsyad, junjungan terhadap langit tidak hanya sebatas menginjak bumi. Sebagai abdi negara, menjunjung langit tidak berarti sekonyong-konyong menuruti perintah atasan untuk mencari muka. Mursyid memaknainya dengan melaksanakan tugas yang diamanahkan sebaik mungkin.

Jurnalis Lampung Post, Adian Saputra, secara bertutur mengejawantahkan perjalanan hidup Mursyid Arsyad secara apik, dalam buku berjudul Menjaga Nama Baik, Biografi H. Mursyid Arsyad, S.H. Perlahan dan runut, Adian mengurai kembali jejak-jejak langkah yang ditinggalkan Mursyid.


Terlahir sebagai anak seorang petani cengkih pada 14 Juli 1938, di Putihdoh, Tanggamus, masa kecil Mursyid terbilang berkecukupan. Hal itu karenasaat itu cengkih, kopi, dan lada masih berharga tinggi di pasaran. Lampung dikenal kaya akan ketiga hasil bumi itu sehingga mendapat julukan Tanah Lado (hlm. 2—3).

Kisah Indonesianis Pembuka Pandora Bahasa Lokal

Oleh Christian Heru Cahyo Saputro


Semua yang telah dikerjakan untuk bahasa-bahasa Nusantara sama sekali tidak berharga dan tidak akan ada perubahan selama orang tidak mempelajarinya untuk kepentingan-kepentingan bahasa itu sendiri.


Film Risalah Van Der Tuuk yang dibuat berdasar hasil riset sastrawan
Lampung, Arman A.Z. yang sekaligus menjadi produser ini disutradarai
Irwan Wahyudi. Film ini mengisahkan kiprah sosok van der Tuuk
indonesianis yang punya perhatian pada bahasa-bahasa lokal Nusantara,
antara lain bahasa Batak, Lampung, Bali, dan Jawa kuno (Kawi).
KEHADIRAN film Risalah Van Der Tuuk setidaknya menjadi kunci pembuka kotak pandora bahasa-bahasa Nusantara yang selama ini sepi dibincangkan. Konon bahasa-bahasa nusantara yang ada kini sebagian terancam punah karena ditinggalkan penuturnya.


Komite Film Dewan Kesenian Lampung (DKL) merilis film bertajuk Risalah Van Der Tuuk. Film bergenre dokumenter ini mengisahkan kiprah sosok indonesianis peneliti yang punya perhatian pada bahasa-bahasa lokal Nusantara, antara lain bahasa Batak, Lampung, Bali, dan Jawa kuno (Kawi). Film yang dibuat berdasar hasil riset sastrawan Lampung, Arman A.Z. yang sekaligus menjadi produser ini disutradarai Irwan Wahyudi.

Manuskrip Kuno, Mengapa dan Kenapa?

Oleh Karina Lin 


TULISAN ini terinspirasi oleh artikel opini yang berjudul Menyelamatkan Manuskrip Kuno Lampung yang ditulis Rijal Firdaos (Lampung Post, 26 Desember 2013). Setelah membaca tulisan beliau yang menyinggung-nyinggung perihal filologi, yakni suatu cabang ilmu sejarah yang terfokus pada pengkajian naskah-naskah kuno; dan beberapa manfaat yang didapatkan apabila kita melakukan penelusuran naskah, arsip, atau manuskrip kuno (baca: menerapkan ilmu filologi) khususnya naskah, arsip, dan manuskrip kuno Lampung, membuat saya tercenung.