Fachruddin : Kliping Dan Catatan Tentang Bahasa, Retorika, Sastra, Aksara dan Naskah Kuno
Minggu, 02 Juli 2017
DEMO DI ZAMAN RASULULLAH, DIIJINKAN OLEH RASUL.
Tidak semua ulama memiliki kesanggupan melaksanakan dakwah dengan metode yang memiliki resiko disiksa oleh penguasa. Penguasa dengan segala kesewenangan memiliki kemampuan untuk menghancurkan orang orang yang tidak disukai Penguasa dengan berbagai dalih dngan intinya mereka tidak suka terhadap siapapun yang akan mengancam kekuasaan mereka. Namun demikian ulama yang kurang memiliki nyali tidakj perlu mencari cari dalih untuk meneutupi kelemahan mereka dengan mengharamkan atau menyesatkan ulama lain dan jangan merasa pula kelemahan yang dimiliki mereka merupakan 'aib, karena memang tidak semua ulama memiliki potensi dan kekuatan serta kelebihan yang sama. Laksanakan saja dakwah sesuai dengan kemampuan dan kelebihan sebagai ulama. Ada yang memiliki kelembutan dan sebagainya, tetapi ada juga hal hal yang membutuhkan keberanian.
Sebagaimana kita ketahui bahwa perkembangan Islam mulai dari nol, satu tahun pertama penganut agama Islam tidak menghabiskan hitungan jari tangan,tahun berikutnya dakwah dilakukan dengan cara sembunyi sembunyi agar jangan pihak kafir Quraisy mengetahui keberadaan dan aktivitas mereka. Sampai pada suatu saat para sahabat mulai menginginkan dakwah Isl;am dilakukan secara terbuka, tetapi jumlah dan keberanian mereka memiliki kekuatan secara logis.
Di luar dugaan, seorang sahabat yang bernama Abdullah Ibnu Mas'ud menyatakan diri akan tampail berdakwah dengan membacakan al-Qutran dihadapan para Kafir Quraisy. Pada saat iytu semua sahabat berebut melarang Abdullah Ibnu Mas'ud mengimngat kondisi fisik Ambdullah Ibnu Mas'ud memiliki fisik yang sangat lemah dan mungil, sehingga manakala terjadi penyerangan oleh orang kafir maka tak mungkin Ibnu Mas'ud mampu lari dan menyelamatkanm diri, tetapi pada saat itu Rasul tak melarang sehingga Ibnu Mas'ud tak mungkin bisa dicegah oleh sahabat.
Benar saja Abdullah Ibnu Mas'ud keseokan harinya sengaja mendatangi para pimpoinan Kafir Quraisy yang sedang berkumpukl di suatu tempat, datang Abdullah Bin Ibnu Mas'ud membacakan surat Arrahman, tentu saja para Kafir Quraisy marah mereka bukan hanya melarang atau mencegah bacaan Abdullah Bin Ibnu Mas'ud tetapi mereka menyiksa fisik Ibnu Mas'ud yang terbilang sangat lemah,sehingga luka lebam di sekujur wajah dan tubuhnya sehingga akibat siksaan yang tak tertahankan itu Abdullah Bin Ibnu Mas'ud pun ditinggalkan oleh para Kafir Quraisy tergeletak seorang diri.
Para sahabat yang lain yang hanya berani melihat dari kejauhan mencoba mendekati Abdullah Bin Ibnu Mas'ud dan menggotongnya di bawa ke tempat yang aman. Sahabat semua menasehati agar tidak mengulangi perbuatan itu, tetapi justeru sahabat yang bertubuh kecil itu mengatakan bahwa perbuatan itu akan diulanginya manakala badannya terasa sembuh nanti. Belakangan ternyata Rasulullah memuji keberanian Abdullah Bin Ibnu Mas'ud. Tetapi Rasul tak juga mencela sahabat yang lain, karena memang para sahabat saling membutuhkan.
Diceriterakan bahwa waktu waktu selanjutnya para sahabat semakin berani menunjukkan keislaman mereka secara lebih demonstratif lagi. Subhanallah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar