Sabtu, 08 Juli 2017

SEKALA BRAK BUKAN KERAJAAN ATAU KESULTANAN ISLAM

Dengan suara yang agak tertekan, dengan segala kehatian hatian seorang teman bicara kepada saya, yang saya tahu katanya anda adalah salah satu dari komunitas kelompok pewaris Kerajaan Skala Brak, yang hingga kini akan tetap eksis sebagai Kerajaan Adat, yang saya tanyakan adalah bahwa Kerajaan Skala Brak itu dahulu bukanlah Kerajaan atau Kesultanan Islam. Melihat kekakuannya dalam bicara saya mencoba tersenyum, walaupun saya tidak yakin bahwa senyuman saya dalam wajah tua ini masih nampak manis. Entahlah. Yang sedang saya upayakan adalah memperpendek gap diantara kami berdua.

Saya katakan bahwa 'Anda Tidak keliru'  sebagai anggota di komunitas itu saya juga tidak melihat adanya ciri Keislaman yang terlampau kuat sebagai peninggalan Kerajaan Skala Brak ini, namun demikian saya juga tidak melihat adanya perlawanan atau penolakan mereka terhadap Islam.Namun sejauh ini saya juga belum menemukan adanya gerakan islamisasi yang dilakukan oleh Kerajaan ini selain sedikit kesenian dan syair yang biasa dilantunkan dalam aktivitas seni mereka.

Kesenian bedikir yang berkembang di komunitas pewaris kerajaan ini tak bisa dipungkiri sebagai bukti pengaruh Islam. Dan juga terdapat dalam wayak wayak yang syairnya menyebutkan keyakinan, kepercayaan bahkan harapan mereka terhadap Allah Swt, juga bukti adanya pengaruh yang kuat dari Islam, Namun demikian bukan berarti Kerajaan ini telah mersmikan diri sebagai penyiar atau penyebar agama Islam. Intinya tepengaruh oleh Islam 'Ya' tetapi berusaha menyiarkan Islam serta gerakan Islamisasi budaya mereka menjadi budaya Islam, nampaknya juga belum dimaksimalkan.

Kalaupun ada islamisasi dalam kreasi seni, maka nampaknya itu adalah inisiatip warga saja, dahulu banyak warga sana yang belajar di pesantren pesantren di Padang, sepulang mereka dari padang, tidaklah secara otomatis diterima dan sejalan dengan keinginan aparat, apalagi pada saat zaman Penjajahan belanda, pihak Kerajaan terpaksa harus membukan pintu lebar lebar kepada Kolonial Belanda, walaupun alasan demi menjaga eksistensi Kerajaan ataupun kenyamana warga secara keseluruhan.

Tetapitetap saja dengan segala kecurangan Belanda maka atas Pemerintah Belanda aparan Kerajaan terpaksa menangkap mereka mereka yang diketahui pernah belanjar di Pesantren perantren di Padang itu, dengan dalih ada nya kesepakatan makar untuk menjatuhkan Pemerintahan Kolonial belanda.

Hingga kedatangan belanda ke daerah Lampung Barat/ Krui memang masyarakat setempat dibawah komando Kerajaan sekala Berak dan terdiri dari Kebuwayan Kebuwayan itu nampak belum sempat mendirikan satu pesantrenpun di daerah itu, sehingga saya belum berani mengatakan bahwa Kerjaan Skala Brak adalah Kerajaan atau Kesultanan Islam. jadi anda di mata saya tidak salah, kata saya dan tak lupa menulas sebuah senyum yang saya buat.


Tidak ada komentar: