Rabu, 19 Juli 2017

Roky Grung, Pemerintah Menciptakan Kegentingan Untuk Melahirkan Perpu ?



Sebagai masyarakat awam sekarang ini benar benar jengkel melihat situasi di mana Presiden dan Kabinet Pemerintahannya seolah sedang diadili oleh sejumlah Pendapat yang mengesankan lebih waras dan anehnya lagi dalam situasi seperti itu Pemerintah seperti tidak banyak mampu untuk berbuat dan menjelaskan kepada masyarakat terkait kebenaran yang diyakini oleh Pemerintah sehingga terasa semakin tipis harapan kepada pemerintah untuk mampu melindungi kita dengan segala kekuasaannya, apalagi akhir akhir ini justeru kekuasaan yang dimiliki Pemerintah berubah menjadi ancaman bagi banyak pihak.

Situasi ini terasa samakin mencemaskan dengan dikeluarkannya Perppu, Peraturan pemerintah Pengganti Uandang Undang. Gerung mengatakan bahwa Presiden sebenarnya bila di luar negeri maka dengan menerbitkan Perppu Ormas itu Presiden layak diimpich karena Presiden nampak sekali tidak memahami filosofi Pemerintahan, dan Presiden yang tak paham basis filosofi Pemerintahan sejatinya pantas dihentikan. Sementara para pembantu Presiden nampak sekali tergagap gagap seperti menyembunyikan kebencian terhadap suatu kelompok, dengan cara menghukum kelompok lain, sehinga ucapannya.nampak gejala kedunguan Pemerintah (istilah yang tak ingin kami dengar)

Kita semua berharap agar Presiden itu nampak gagah dan tegas serta Pro rakyat, berharap agar yang terjadi adalah bahwa Pembantu Presiden telah membuat Presiden kesasar dan gagal paham tentang pemerintahan. Hal ini sebagai keinginan masyarakat jangan sampai Presiden yang disalahkan, tetapi yang salah adalah pembantunya. Atau jika bisa yang keliru adalah Roky Gerung yang salah. apalagi gerung mengatakan bahwa Pemerintah pada saat ini bukan dipaksakan oleh sebuah kegentingan, tetapi sebaliknya Pemerintah yang memaksakan kegentingan, kata gerung.

Adalah merupakan hak kami untuk kecewa kepada Presiden dan Pemabntunya, yang pada saat ini bukan membuat kami cerdas,melainkan membuat kami takut, kami sangat khawatir manakala Pemerintahan yang memimpin bangsa ini menjadi lemah tak berdaya mengatasi persoalan, karena Presiden dan Pembantunya justeru menjadi sumber masalah itu sendiri, kami tak inin itu terjadi.

Mengapa Pemerinah terkesan buru buru, atau mengapa tidak dibicarakan dengan DPR umpamanya, dengan mereka mereka yang dicurigai menentang Pancasila dan UUD 1945 dan anti NKRI, tetapi semua itu dijawab oleh pemerintah yang semakin dijelaskan semakin dianggap bahwa Pemerintah sedang sesat dalam berfikir. Kalau benar itu yang terjadi maka kepada siapa lagi kami bisa berharap.

Tidak ada komentar: