Jumat, 14 Juli 2017

KONA'AH DAN BEKERJA (lebih) KERAS

Jum'atan Di Masjid Baiturrahiem Perum Korpri B.Lampung

Khtaib Ustd. Habiburrahman Abdullah. Dengan mengutip sebuah hadits  Khatib kami  pada saat jumatan di Masjid Baitur Rahim Komplek Parumahan Korpri Bandar Lampung tadi siang bertemakan Koan'ah. yang dibuika oleh khatib  dengan mengutip sebuah hadits  yansi Islamg berbunyi "Tuntutlah keduniaanmu seakan engkau akan hidup selamanya dan tuntutlah akheratmu seakan engkau mati besok pagi". Disampikan bahwa konaah artinya adalah merasa puas dengan apa yang telah didapatkan. Dikatakan bahwa merupakan perangat yang sangat buruk bagi kita manakala tidak pernag merasa puas dengan apa yang yang didapat, sehingga selalu dalam tekanan mental kekurangan sepanjang hayat. Demikian kira kira maksudnya manakala ditulis dalam bahasa tulisan singkat ini.

Konaah bukan berarti menyarankan untuk berhenti berkarya, berhenti mendapatkan keuntungan dan lain semacamnya lantaran segala sesuatunya mencapai kemampuan hidup layak, tidak, bekerjalah terus dengan hasil yang lebih banyak dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bekerja. Bila memang kebutuhan keluarga telah terpenuhi, makabekerjalah dengan penghasilan lebih banyak lagi untuk kesjahteraan karyawan, kesejateraan masyarakat dan untuk jihad fi sabilillah, Yang bisa jadi kebutuhan perjuangan lebih besar dan lebih banyak dibutuhkan.

Pendidikan Islam, Partai Islam serta pebisnis Islam di Indonesia ini terbilang hanya mencapai lapisan kedua atau bahkan ketiga. atau dengan kata lain bukanlah menjadi kelompok unggulan. Manakala mutu pendidikan Islam rendah dan pebisnis muslim juga tidak menempati posisi puncak, maka ummat Islam sekalipun mayoritas di Negara Indonesia tetapi tetap saja harus dipimpin oleh non Muslim atau orang orang Islam yang terjaujh dari perjuangan yang sesuai dengan aspira Islam.

Untuk sekedar kebutuhan pribadi dan keluarga, maka berpuaslah dengan kecukupan yang ada, tetapi dalam dimensi perjuangan untuk Islam hal itu justeru harus ditingkatkan terus menerus, demi menjaga dua hal yaitu dakwah dan pendidikan Islam. Prinsip dalam dimensi ibadah kita akan mati mesok pagi, tetapi dalam dimensi perjuangan kita harus merasa akan hidup selamamnya. Sehingga kita harus mencari dan m,encari terus dengan penghasilan sebanyak banyaknya.

Persoalan kita sekarang adalah sering salah kaprah, karena kita sering membatasi hidup ini dalam dimensi ibadah dalam arti sempit, sehingga kita sering melupakan dimensi akan hidup selamanya, yang harus dihidupkan untuk selamanya itu adalah penghasilan untuk dimensi perjuangan. Ini juga sangat mempengaruhi etos kerja ummat.

Ummat seolah tergiring hanya hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya saja, sehingga tetkala mengambil porsi lebih dari itu seolah dipandang serakah. Padahal ada kebutuhan yang harus dianggap lebih besar lagi yaitu forsi perjuangan, Di mana ummat Islam membutuhkan gedung gedung sekolah serta biaya pendidikan Islam, ummat Islam membutuhkan biaya Pembangunan rumah sakit, membangun Bank Bank Islam disamping rumah ibadah yang representatif, rumah ibadah yang reoresentatip adalah yang memiliki kemampuan memberikan layanan sosial bagi jama'ahnya.

Itu semua membutuhkan mayoritas ummat Islam yang memiliki penghasilan lebih dibanding hanya sekedar memenuhi  kebutuhan keluar dan orang orang yang ada di bawah tanggung jawabnya saja. Kemampuan lebih inilah yang yang dibutuhkan dalam kejayaan ummat Islam. Bagaimana mungkin ummat Islam Indonesia akan dapat bersaing memimpin dan mengatur negara ini bila kemampuan ekonomi mereka terbatas. Yanga adalah berhutang budi dan dana dari sejumlah negara asing yang memang ingin menguasai Indonesia serta mempecundangi rakyatnya. Khutbah ditutup khatib dengan membacakan doa kepada Allah untuk kesejahteraan dan kejayaan Islam di Indonesia.

Tidak ada komentar: