Kamis, 01 Juni 2017

KEJAHATAN DUNIA MAYA JUGA TERINSPIRASI DARI MEDIA MASSA DAN PERNYATAAN PEJABAT.



Sebenarnya sudah lama sejumlah pejabat Pemerintah dan tak kurang juga Bapak Presiden Jokowi yang mengeluh bahwa media sosial telah kehilangan rasa sopan santun dengan cara menulis seenaknya di FB, WA, Line, BBM, Twiter dan lain lain. Tentu dengan bahasa bahasa yang kotor serta tidak senonoh, bahasa yang sangat tidak layak diketengahkan di umum. Serangan buruk seperti serentak dilakukan, dan yang paling banyak ditujukan adalah untuk mencerca agama dan ulama. Akhirnya karena nampaknya juga pihak Pemerintah seperti tidak ada upaya mencegah dan menindak para pembuat perbuatan yang menjurus biadab ini, sampai akhirnya ada pihak yang merasa melakukan pencegahan mencari sendiri aiapa pelaku, ditemui di rumahnya, dipaksa membuat pernyataan permohonan maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan kejinya. Atau bila perlu langsung di bawa ke Kepolisian. Cukup efektif, kini orang orang menjadi ketakutan untuk membuat status menyerang agama dan ulama.

Terlepas dari benar apa salah sipemburu pembuat status biadab ini,hasilnya cukup efektif, banyak mereka yang jera.Tetapi memang masalah ini masih bisa diperdebatkan, karena dalam waktu bersamaan ada pihak yang mengatakan bahwa orang boleh membuat status apa saja karena itu merupakan kebebesan ekspressi yang dilindungi oleh undang undang. Kita berharap dalam masalah ini bangsa ini akan mencapai kesepakatan yang adil.

Di tengah penantian bagaimana tindakan penegah hukum yang dirasakan adil itu, maka yang paling mengejutkan adalah pengakuan seorang netizen dari Padang Sumbar, beliau adalah seorang doketr yang bekerja di sebuah Runah Sakit kenamaan. Statusnya mencerca ulama secara keji. Yang paling mengejutkan adalah pengakuannya bahwa apa yang ditulisnya tidaklebih dari apa yang viral diberitakan di media massa dan ucapan ucapan pejabat Kepolisian sebagai sumber informasi dan sumber inspirasi. Pengakuan netizen yang dokter wanita nana cantik ini akan membuat kita semua menjadi terhenyak, nampaknya  Pemerintah lewat pejabat serta media massa adalah merupakan sumber inspirasi prilaku buruk para netizen ini.



Status buruk itu utamanya ditujukan kepada agama Islam dan ulama, akhir kahir inipun marak diberitakan dan pernyataan opernyataan pejabat yang vulgar tentang kejahatan yang disangkakan kepada ulama dan otomatis juga agama terbawa bawa. Apa yang ada di media massa yang utamanya media elektronik yang dijadikan bahan baku youtube, seperti yang terjadi di Gedung DPR sendiri ada anggota DPR yang mempertanyakan agama seorang pejabat, pristiwa ini memang menjadi informasi yang liar diinterpretasikan bebas oleh masayarakat yang juga menginspirasi para netizen.

Para netizen yang memang mempersiapkan diri untuk menyerang agama dan ulama pada umumnya menggunakan akun palsu atau disebut akun bodong, alamat palsu serta namapun samaran. Mereka itu nampaknya adalah Tim kerjasama saling tukar informasi dan saling dukung, sehingga apapun pernyataan buruk yang mereka keluarkan selalu di like oleh teman temannya, dan apabila ada yang mencoba untuk mengpouter maka akan dibuli rame rame. Mereka ini sulit akan dilacak dan diketemukan pelakunya. Yang paling sial adalah mereka yang sejatinya hanya ikut ikutan, mereka memiliki alamat dan nama yang jelas, semisal seorang netizen yang doketr dan perempuan yang juga cukup cantik, netizen semacam itu lebih mudah diburu. mungkin.

Carut marut dunia maya yang ternyata tidak terlepas dari Media Massa dan Pejabat Pemerintah yang mngkin tampa sengaja adalah pembuat hoax yang menginspirasi prilaku buruk netizen. Tentu kita sepakat terhadap ini semua kita berharap Pemerintah kita menemukan jalan yang baik dan seadil adilnya, hingga terselesaikan dan bangsa ini ada dalam keteraturan. Tentu hanya sebab saja yang harus kita pangkas, tetapi jsteru penyebab yang harus kita tertibkan terlebih dahulu. Jangan lagi kita senang memuat hoax, berita hoax bukan berarti infonya salah, tetapi info yang diketengahkan tidak memiliki nilai berita dan pendidikan. Semoga berhasil.

Tidak ada komentar: