Kamis, 08 Juni 2017

DARI GERUDUG HINGGA PERSKUSI



Grudug dan Perskusi itu walaupun baru diributkan sekarang, tetapi sesungguhnya sudah lama terjadi sejak kediaman SBY didatatangi sejumlah mahasiswa dan melakukan demo di kediaman pribadinya hingga seisi rumah ketakutan karenanya, mereka semua pucat pasi atas kejadian menyeramkan yang tak di sangka sangka. Berdasarkan berita yang viral  katanya kekuasaan ada dibelaknag para mahasiswa itu. Aneh bin ajaib kok ada Penguasa ikut ikutan demo menggeruduk rumah rakyat. Untung pristiwa memalukan ini segera  sirna ditelah hiruk pikuk perpolitikan, tetapi para pengamat tidak berhenti berucap. Itu katanya lantaran SBY sebagai rakyat terlampau nyinyir mentuit sehingga penguasa tersinggung. Entahlah.

Yang kedua gruduk dan  perskusi dilakukan oleh ormas yang mulai berani dan tega membubarkan pengajian pengajian, terjadi secara berulang ulang sejumlah anggota ormas menggeruduk lokasi pengajian dan memerintahkan untuk mengehntikan dan membubarkan pengajian. Belakangan ada juga diketahui mereka yang berpakaian seragam aparat ada dibelakang massa  yang menggerudug dan membubarkan pengajian. Ini berlalu begitu saja tampa ada yang protes protes secara berarti.

Kini masuk kali macam yang ketiga aksisnya sama geruduk dan perskusi terhadap mereka yang nyionyir menghina agama dan ulama. Di lakukan oleh kelompok yang bisa ditebak, yaitu yang sangat menghargai ulamanya. Tetapi kali ini mereka berhadapan dengan penguasa. Nampaknya kaliini penguasa sedang berpihak kepada kebebsan berskspressi oleh karenanya maka Pemerintah sangat mengutuk keras geruduk dan Persekusi.

Beda, jika yang pertama dan kedua justeru didukung oleh Pemerintah, tetapi yang ketiga adalah menunjukkan perubahan dimana Pemerintah menunjukkan ketegasannya. Tidak main main ancaman Pemerintah sangat serius akan melawan dan menumpas mereka yang mengancam kebebasan berekspressi. Kita tunggu saja apa yang akan dilakukan oleh pihak penguasa. mereka yang menggeruduk mereka yang menghina agama dan ulama. Nanti apa yang terjadi apakah dengan kebijakan penguasa ini akan menyuburkan penghinaan kepada agama dan ulama atau bagaimana.

Apalagi diantara mereka yang digeruduk, setelah diketemukan pelakunya ternyata adalah anak yang baru berusia 16 tahun. Tetapi memang kenyataannya  banyak anak anak yang nyinyir mnghina ulama dan agama itu adalah anak anak, karena mereka yang dewasa justeru menggunakan akun bodong  dalam menghina agama dan ulama. mereka yang hanya ikut ikutan saja yang menggunakan akun resminya. Sementara mereka yang menggunakan akun bodong sulit diketemukan, dan mereka inilah sesungguhnya penjahat besar, mereka itu tetap akan melakuklan kejahatannya, lalu perlukah kita melindunginya dengan UU yang sepertinya masih belum mampu berbuat untuk kesejahteraan bangsa.

Tidak ada komentar: