Fachruddin : Kliping Dan Catatan Tentang Bahasa, Retorika, Sastra, Aksara dan Naskah Kuno
Kamis, 08 Juni 2017
WAHAI KEPOLISIAN MOHON UCAPKAN SUMPAH MUBAHALAHMU
Orang orang bodoh dan wam lagi miskin sedang mendapatkan suguhan yang luar biasa anehnya dari Pemerintah yang dalam hal ini Kepolisian. Tetapi karena Kepolisian adalah mutlak sesuatu yang harus wajib kita hormati karena Kepolisian adalah aparat Pemerintah yang pasti berada dalam posisi yang benar, terlepas dari guyonan yang sering muncul di masuarakat bahwa tak jarang pesakitan yang disiksa hanya sekedar agar Ia mengaku. Itu ceritahulu zaman dahulu, sekarang kini tak begitu lagi hendaknya.
Baik pernyataam Kepolisian maupun Habib Riziq kini telah memasuki babak yang mulai mengerikan. Andaikan saja Habib Rizik belum pernah mengucapkan sumpah Mubahalah, maka oke ... kita tak segan segan membela Kepolisian. Selaku ummat Islam maka kita tak pernah menganggap sumpah mubahalah itu main main, karena Rasul juga melakukan, Barangkali ada sedikit ketenangan di hati sanubari ini manakala Kapolri dan jajarannya bersama mengucapkan Sumpah Mubahalah seperti apa yang diucapkan Habib Riziq. Sebab bila Kepolisian tidak berani mengucapkan itu maka jangan terlalu disalahkan manakala dalam hati kecil maka sebagain besar ummat Islam akan memihak kepada Habib Riziq, setidaknya dengan doa.
Memang tidak bisa dipungkiri, ada sebagian ummat Islam yang mengambil posisi berseberangan dengan Habib Riziq, mereka itu seolah yakin betul bahwa Habib Riziq benar benar menjadi pelaku chating porno, walaupun selama ini tidak pernah ada suata Habib Riziq dalam rekaman telepon, tak ada juga gambar Habib Riziq dalam chating yang dihebohkan itu. Lalu apa dasar mereka ikut ikutan Kepolisian menuduh Habib Riziq dengan mengurbankan tujuh keturunan untuk menerima siksa manakala ternyata tuduhan itu hanya fitnah. Apa benar keuntungan mereka ikut ikutan menududuh Habib Riziq. Sekali lagi keluarga dan keturunan yang mereka pertaruhkan.
Kita tidak tahu akan bagaimana ujung drama ini, apakah ini awal mula perpecahan kita, alangkah bodohnya kita manakala kita pertaruhkan bangsa ini hanya pasal pacaran antara laki laki dan perempuan, jika mereka benar benar pacaran seperti yang dituduhkan. Betapa bodohnya kita ini bila keutuhan negara akan kita pertaruhkan hanya sekedar karena rekaman telepon monolog, konon telepon itu antara Firza Husen dengan Kak Ema, tetapi Kak Ema tak bersuara. Lalu pasal Ema berpoto tampa busana, dan tak diakui oleh Firza. Maka berdasarkan bukti bukti yang masih simpangsiur itu di mana pula posisi Habib Riziq, dalam kasus ini tak jelas.
Ada selentingan yang wanita itu melepas busana katanya atas dasar permintaah Habib Riziq, apakah sudah didapatkan bukti, jangankan bukti permintaan dari Habib Riziq melepas busana, gamar tampa busana itu sendiri gak diakui oleh yang sangkutan. Posisi baru mendapatkan dukungan para ahli IT yang secara serampangan megatakan gambar itu adalah asli bukan editan.
Kepolisian sangat tidak mempersoalkan dari mana gambar itu muncul, dan siapa pengunggahnya yang pertama. sebetulnya kerjaan yang sangat gampang dilakukan Kepolisian manakala memang benar ingin menegakkan kebenaran. Tetapi nampaknya benar kata berita liar bahwa Habib Rizik itu sedang dijadikan target. Benarkah Walloha a'lam bishowab. Tetapi akan plong rasa dihati ini manakala Kepolisian juga melakukan sumpah mubahalah, dan jelas kami tak akan ikutan dan netral saja, Tetapi bila Kepoliaian juga menyatakan sumpah Mubahalah dan mempertaruhkan keluarga dan tujuh turunan manakala itu hanya fitnah, maka hati ini akan plong. Bila tidak maka jangan kecewa bila sebagian besar ummat Islam hatinya cenderung ke Habib Riziq yang sedang disiksa batinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar