12 September 2008 — bheri
Koran kompas hari ini (12/9/2008) memuat sebuah naskah kuno yang menarik, memuat syair jaman dahulu yang mengkisahkan kejadian tsunami akibat letusan gunung krakatau pada tahun 1301Hijriah (1883 Masehi).
Naskah kuno bertuliskan syair kepedihan hati seorang penyair melihat kejadian tsunami yang melanda Lampung, tertulis dengan tulisan arab-melayu, diterjemahkan oleh kompas.com sbb;
Naskah Kuno Tsunami Lampung
Orang banyak nyatalah tentu,
Bilangan lebih daripada seribu,
Mati sekalian orangnya itu,
Ditimpa lumpur, api, dan abu.
Pulau Sebuku dikata orang,
Ada seribu lebih dan kurang,
Orangnya habis nyatalah terang,
Tiadalah hidup barang seorang.
Rupanya mayat tidak dikatakan,
Hamba melihat rasanya pingsan,
Apalah lagi yang punya badan,
Harapkan rahmat Allah balaskan.
Sangat menghenyakkan, rupanya memori memilukan itu hampir sama persis dengan kejadian Tsunami Aceh tahun 2004 lalu, gelombang tinggi 40 meter (lebih tinggi dari pohon kelapa), mayat bergelimpangan jumlahnya ribuan, dst dst…
Tentu belum hilang dari ingatan kita tentang Tsunami di Aceh, memang baru 4 tahun lalu, tapi apakah masih akan ingat kalau sudah berlalu ratusan tahun ?. Barangkali Blog-blog atau dokumen internet lainya yang ada saat ini – suatu saat nanti akan jadi barang kuno yang berharga baik untuk keperluan sejarah atau penelitian / teknologi.
1 komentar:
very amaging. The ensciences manuscript has found. Thank on your information
Posting Komentar