Fachruddin : Kliping Dan Catatan Tentang Bahasa, Retorika, Sastra, Aksara dan Naskah Kuno
Minggu, 29 Oktober 2017
Selasa, 24 Oktober 2017
ANIS BASWEDAN PINJAM CELURIT MADURA UNTUK TEGAKKAN KEDAULATAN PRIBUMI
Dalam pidato perdananya sebagai Gubernur DKI Jakarta yang telah menjelma menjadi pusaran polemik tiada henti, Anies menyampaikan Kredo Kebangsaan agar seluruh pribumi Indonesia, khususnya di Jakarta, bangkit melawan penjajahan. Tentunya, kita tidak mungkin lugu, mengartikan “penjajahan” yang dimaksud Anies dalam artian fisik, seperti masa sebelum kemerdekaan.
Sebagai metafora pidato seorang Gubernur, kutipan kondisi masa lalu tentu berkaitan dengan kondisi masyarakat Jakarta saat ini yang masih “merasa terjajah” secara ekonomi, budaya, politik, sosial, dan berbagai sendi kehidupan lain. Selalu ada relasi erat antara tekstualitas masa lalu dengan kontekstualitas masa kini.
Sangat jelas, Anies menyampaikan, rakyat pribumi ditindas dan dikalahkan oleh kolonialisme….. Kini telah merdeka, saatnya kita jadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai terjadi di Jakarta ini apa yang dituliskan dalam pepatah Madura, ‘Itik Se Atellor, Ajam Se Ngeremme’. Itik yang bertelur, ayam yang mengerami. Seseorang yang bekerja keras, hasilnya dinikmati orang lain.
Diksi kata “pribumi”, telah membuat Anies diserang dari berbagai penjuru angin. Di sisi lain, Anies juga mendapatkan pembelaan dari berbagai kalangan. Namun, yang justru paling penting, popularitas Anies meroket, bukan hanya secara nasional, melainkan juga mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan di luar negeri.
Tom Pepinsky, dosen perbandingan politik program Asia Tenggara, Universitas Cornell, Amerika Serikat, justru menyatakan, bahwa pidato Anies adalah pidato Presiden, bukan pidato Gubernur. Karena, bagi Tom, pidato Anies seperti pidato untuk pemilihan presiden 2019, menempatkan Jakarta sebagai pusat politik, lalu menempatkan dirinya sendiri sebagai politisi nasional.
Lebih gila lagi, Tom Pepinsky berspekulasi, bahwa penjajah yang dimaksud Anies dalam pidato ini, di masa sekarang adalah Ras Cina dan Negara RRC yang dipersepsikan sedang mencoba mencengkeram kedaulatan Pribumi Indonesia.
<--more-->
Selama berpidato, Anies banyak mengutip peribahasa dari berbagai daerah ketika menyampaikan berbagai visi kepemimpinannya. Uniknya lagi, Anies mengurai kelima sila di dalam Pancasila dengan nukilan peribahasa dari berbagai daerah.
Perhatian besar Anies terhadap peribahasa, merupakan angin sejuk bagi para khalayak sastra dan linguistik di Indonesia. Baru kali ini, ada seorang pejabat tinggi yang selalu menggunakan peribahasa berbagai daerah ketika menyampaikan berbagai pemikiran dan rencana kepemimpinannya.
Di masa yang akan datang, akan sangat indah, tentunya, jika dalam setiap pidato, Anies selalu mengutip peribahasa daerah yang menyimpan berbagai mutiara kearifan nusantara. Peribahasa daerah adalah “filsafat asli” dari berbagai suku yang ada di nusantara.
Tak pelak, ketahanan nasional bangsa Indonesia dalam budaya, menjadi terbangun kuat melalui kebiasaan Anies mengutip peribahasa. Anies telah menciptakan tren baru dalam gaya berpidato, yaitu “Pidato yang Beraroma Peribahasa Nusantara”. Tanpa banyak disadari orang, dengan terus mengutip peribahasa, Anies telah menjadi Agen dari kekayaan immaterial (falsafah hidup) seluruh Pribumi Indonesia.
Namun, yang perlu kita cermati bersama, ketika menggelorakan semangat kedaulatan pribumi, Anies lebih memilih peribahasa Madura. Pertanyaannya, kenapa untuk mewakili semangat kebangkitan pribumi, Anies tidak memilih peribahasa yang bukan Madura?
Kenapa Anies tidak mengutip pepatah Arab yang luar biasa banyaknya? Kenapa tidak memilih pepatah/peribahasa Jawa yang jumlahnya mayoritas di Indonesia maupun Jakarta? Kenapa Anies malah tidak memilih peribahasa Betawi yang dianggap suku asli kota Jakarta? Apakah semangat pribumi hanya ada di dalam nukilan peribahasa Madura berbunyi, “Itik se atellor, ajam se ngeremme. Itik yang bertelur, ayam yang mengerami. Seseorang yang bekerja keras, hasilnya dinikmati orang lain?”
Dalam amatan saya, Anies memilih peribahasa Madura tersebut dengan penuh kesadaran dan pertimbangan yang lama. Tidak asal comot. Barangkali saja, ada peribahasa daerah lain yang juga bisa mewakili semangat perjuangan pribumi. Jangan-jangan, Anies memang sengaja memberi pesan, bahwa peribahasa Madura lebih tepat dalam mewakili semangat kebangkitan pribumi.
Anies lebih merasa cocok meminjam “Clurit Madura” (lambang dari karakter budaya Madura) sebagai “senjata bahasa dan peribahasa” dalam menyampaikan maksud dan tujuannya, guna menjunjung kedaulatan pribumi. Anies yang lahir di Kuningan, besar di Yogyakarta, justru tidak memilih kujang, keris, atau pedang Arab.
Jika diperkenankan berintrepretasi, saya melihat, Anies ingin menyampaikan, bahwa karakter orang Madura memang memiliki semangat dan mental yang kuat dalam menjunjung kedaulatan pribumi. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, ramah, giat bekerja, ulet, dan suka merantau, karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani.
Orang perantauan asal Madura, umumnya berprofesi sebagai pedagang, berjual-beli besi tua, pedagang asongan, dan pedagang pasar. Tapi, tidak sedikit pula di antara mereka yang menjadi tokoh nasional.
Harga diri, menjadi hal paling penting dalam kehidupan orang Madura. Mereka memiliki sebuah peribahasa lebih bagus pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura. Karakter orang-orang Madura yang keras dan kuat ini, membuat tokoh-tokoh dari Madura menjadi penentu dalam berbagai peristiwa pergolakan besar sepanjang sejarah nusantara.
Arya Wiraraja, Tokoh Penting Madura Pada Masa Pergolakan Singasari, Kediri, dan Majapahit
Pada masa kerajaan Singasari, runtuhnya Singasari maupun bangkitnya Majapahit, tak lepas dari peran tokoh dari Madura bernama Banyak Wide, yang kemudian mendapat julukan Arya Wiraraja. Dalam sejarah, ia dikenal sebagai pengatur siasat kejatuhan Kerajaan Singhasari, kematian Kertanagara, pengatur siasat menghancurkan pasukan Tartar Mongol-China, bangkitnya Raden Wijaya dalam usaha penaklukan Kediri pada 1293, hingga pendirian Kerajaan Majapahit.
Arya Wiraraja adalah “Penasehat Kenegaraan” pada masa pemerintahan Kertanagara di Singasari. Arya Wiraraja merupakan tokoh muda Singasari yang terbilang cemerlang, karena di usia 30-an ia sudah menduduki jabatan sebagai “penasehat raja”.
Sayangnya, dalam konflik intern kerajaan Singasari, Banyak Wide dinaikkan pangkatnya, namun dipindahkan jauh dari pusat kerajaan menjadi “Adipati” di Sumenep. Pemindahan besar-besaran ini terjadi pada 1269 Masehi, di mana Banyak Wide kemudian memperoleh gelar “Arya Wiraraja” yang berarti “pemimpin yang berani”.
Ketika kerajaan Singhasari masih dalam suasana pertentangan melawan kerajaan Mongol Tar Tar, pada 1292 Masehi, terjadi kudeta berdarah yang menewaskan raja Kertanegara tersebut. Ini adalah suatu blank spot dalam sejarah di mana tiba-tiba Raden Wijaya dari wangsa Rajasa melarikan diri ke Madura dan menemui penasehatnya, yaitu Arya Wiraraja, di Sumenep.
Arya Wiraraja mau membantu Raden Wijaya, karena semasa muda, Wiraraja pernah mengabdi pada Narasingamurti (kakek Raden Wijaya). Maka, ia pun bersedia membantu sang pangeran untuk menggulingkan Jayakatwang. Mula-mula Wiraraja menyarankan agar Raden Wijaya pura-pura menyerah ke Kediri. Atas jaminan darinya, Raden Wijaya dapat diterima dengan baik oleh Jayakatwang. Sebagai bukti takluk, Raden Wijaya siap membuka Hutan Tarik di Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur menjadi kawasan wisata bagi Jayakatwang yang gemar berburu. Raden Wijaya dibantu orang-orang Madura kiriman Wiraraja membuka hutan tersebut, dan mendirikan desa Majapahit di dalamnya.
Pada 1293, datanglah tentara Mongol untuk menghukum Kertanagara yang berani menyakiti utusan Kubilai Khan pada 1289. Raden Wijaya selaku ahli waris Kertanagara siap menyerahkan diri, asalkan ia terlebih dahulu dibantu memerdekakan diri dari Jayakatwang.
Maka, bergabunglah pasukan Mongol dan Majapahit menyerbu ibu kota Kediri. Setelah Jayakatwang kalah, pihak Majapahit ganti mengusir pasukan Mongol dari tanah Jawa. Semua siasat ini, tak lepas dari besutan dan nasihat dari Arya Wiraraja yang berasal dari Madura. Boleh dikata, siasat orang Madura bernama Arya Wiraraja berhasil menghajar “Non Pribumi dari bumi Majapahit”.
Trunojoyo, Sosok Madura yang Mengobrak-Abrik Mataram
Trunojoyo adalah seorang bangsawan Madura yang memberontak kepada Raja Mataram Sunan Amangkurat. Di bawah pimpinan Trunojoyo, pasukan gabungan orang-orang Madura, Makassar, dan Surabaya berhasil mendesak pasukan Amangkurat I. Kemenangan demi kemenangan, pasukan Trunojoyo bahkan berhasil mengalahkan pasukan Mataram pada bulan Oktober 1676.
Tanpa diduga, Trunojoyo berhasil menyerbu ibukota Mataram, Plered. Amangkurat I terpaksa melarikan diri dari keratonnya dan berusaha menyingkir ke arah barat, tetapi kesehatannya mengalami kemunduran. Begitu ganasnya Trunojoyo, hingga menyebabkan pemangku tahta Mataram itu terusir dari istananya di Plered.
Setelah terdesak ke Wonoyoso, Amangkurat I akhirnya meninggal di Tegal dan dimakamkan di suatu tempat yang bernama Tegal Arum. Padahal, dalam perjalanan itu, Amangkurat bermaksud meminta bantuan Kompeni Belanda. Meski kemudian, Trunojoyo akhirnya berhasil dikalahkan Mataram dengan bantuan dari VOC pada penghujung pada 1679.
Cakraningrat IV, Sosok Madura dalam Menghabisi Pemberontak Etnis Cina di Solo pada 1742
Pada 1740, VOC melakukan politik pengurangan jumlah etnis Cina (Tionghoa) di Batavia, karena jumlah etnis Cina melebihi jumlah serdadu VOC. Diperkirakan, pada saat itu jumlah Tionghoa diperkirakan telah mencapai sekitar 15.000 jiwa atau sekitar 17% total penduduk di Batavia.
Kebanyakan kaum Tionghoa pendatang itu tidak dapat memperoleh pekerjaan dan sebagian dari mereka menjadi sumber kerentanan sosial dengan semakin meningkatnya aksi-aksi kejahatan. Akhirnya, VOC membuat larangan untuk mencegah etnis Cina untuk memasuki Batavia dan mendeportasi sebagian dari mereka ke luar Pulau Jawa.
Pada tanggal 7 Oktober 1740, gerombolan-gerombolan orang Tionghoa yang berada di luar kota Batavia melakukan penyerangan dan pembunuhan beberapa orang Eropa. Akibatnya, pada 9 Oktober 1740, dimulailah pembunuhan besar-besaran terhadap orang-orang Tionghoa di Batavia. Diperkirakan, orang-orang Tionghoa yang terbunuh sebanyak 10.000 orang. Sementara, orang-orang Tionghoa yang berhasil lolos dari pembantaian di Batavia melarikan diri ke timur, menyusuri sepanjang daerah pesisir, bergabung dengan komunitasnya di Jawa Tengah untuk melakukan perlawanan terhadap VOC lebih lanjut.
Pada awal 1742, para pemberontak Etnis Cina itu mengangkat salah seorang pangeran cucu laki-laki dari Amangkurat III yang baru berusia 12 tahun, bernama Raden Mas Gerendi (lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kuning). Sunan Kuning adalah sebutan sunan yang diangkat oleh komunitas Tionghoa.
Pemberontakan dari Etnis Cina ini berhasil merebut Keraton Kartasura pada bulan Juli 1742, dan membuat Pakubuwono II lari ke Ponorogo. Namun, dengan dibantu oleh Pangeran Cakraningrat IV, Pakubuwono II menyerang Kartasura dan berhasil merebut Kartasura bulan Desember 1742. Tanpa bantuan Cakraraningrat IV dari Madura, saat itu, mungkin Kraton Solo masih dikuasai Etnis Cina pemberontak.
Entah bagaimana, berbagai peristiwa pemberontakan besar di tanah Jawa, selalu berkaitan dengan etnis Madura. Bahkan, boleh dikatakan, sosok Madura menjadi penghancur pasukan Tartar dan penghancur pasukan etnis Cina yang menguasai Kraton Solo.
Tampaknya, peran etnis Madura dalam berbagai pergolakan besar, perlu kita beri garis tebal. Pertanyaannya, ketika Anies menyitir perjuangan pribumi, kenapa mengutip peribahasa Madura? Hanya kebetulankah? Ataukah Anies justru sangat sadar mengenai hal ini?
Barangkali, kutipan Anies dengan peribahasa Madura mengenai Pribumi yang tertindas ini, perlu kita tanyakan kepada berbagai tokoh Madura yang saat ini cukup berpengaruh.
Suatu saat, perlu kita tanya hal ini kepada Mahfud MD (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi), R. Hartono (mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat), Hadi Purnomo (Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan BPK), Nurmahmudi Ismail (Mantan Mentri Kehutanan dan Presiden PKS), Achsanul Qosasi (Anggota VII BPK RI 2014–2019), dan tokoh Madura lainnya.
Cakrabirawa Penculik Jenderal, Mayoritas Berdarah Madura
Di luar semua hal itu, ada satu fakta menggelitik yang membuat Ben Anderson (Indonesianis dari Amerika) terhenyak ketika melakukan wawancara kepada Sersan Mayor Bungkus, bagian dari pasukan Cakrabirawa yang menculik para Jenderal.
Semula, Ben mengira bahwa inti serdadu yang bergerak di lapangan menculik para jenderal adalah orang-orang Jawa. Anggapan ini berubah setelah Ben bertemu dengan Bungkus. Ia melihat fakta menarik, bahwa hampir semua serdadu yang ditugasi menculik para Jenderal berdarah Madura. Pimpinan lapangannya juga berdarah Madura.
Pimpinan lapangan penculikan adalah Dul Arief yang diberi sandi Pasopati. Dul Arief adalah serdadu berdarah Madura. Hampir seluruh personelnya berdarah Madura, seperti Djahurup, dan Bungkus. Komandan batalyonnya adalah Letnan Kolonel (Infanteri) Abdul Latief yang juga memahami bahasa Madura. Maka, tak usah heran, bahasa sehari-hari di batalyon itu banyak menggunakan bahasa Madura.
Setelah peristiwa 30 September dan 1 Oktober 1965, Lettu Dul Arief dan Pelda Djahurup, hilang. Hanya Kopral Hardiono, anak buah Dul Arief, yang kemudian disidang di Mahkamah Militer Luar Biasa pada 1966 dan dituduh bertanggung jawab atas penculikan para jenderal tersebut.
Sejujurnya, fakta bahwa orang-orang Cakrabirawa penculik berdarah Madura, membuat saya sangat merasa keki. Meskipun demikian, saya ingin merenungkan hingga kapan pun, dan akan terus mencari jawaban, kenapa Anies Baswedan memilih peribahasa Madura untuk mewakili semangat kebangkitan pribumi?
Yang jelas, sejauh pengamatan saya, sejauh Indonesia ini berdiri, baru Anies Baswedan yang mendayagunakan peribahasa daerah dari Sabang hingga Merauke, untuk memperkuat argumen pidatonya.
Dengan manuver peribahasa, Anies adalah satu-satunya pemimpin Indonesia pertama yang terampil mengimplementasikan kekayaan falsafah hidup seluruh suku di nusantara untuk terwujudnya Bhinneka Tunggal Ika berdasar Pancasila dan UUD 1945. Ini adalah kunci Anies untuk mendapat luapan simpati dari hati rakyat Indonesia. Sungguh, saya agak yakin, jika Anies konsisten merawat berbagai peribahasa nusantara menjadi landasan pemikiran dan langkah kerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta, ia akan menjadi salah satu bintang terang pada 2019.
(Thowaf Zuharon adalah Pemerhati Peribahasa Nusantara)
--more-->
Rabu, 11 Oktober 2017
KEUTUHAN DAN KEBERADAAN INDONESIA DALAM ANCAMAN Pengamat Intelejen : Keturunan PKI Bekerjasama Dengan China
Memperhatikan banyak uraian para pengamat politik utamanya perkembangan politik Cina bersama Amerila dan Yahudi, bisa disimphl;kan bahwa Indonesia jelas jelas berada dalam ancaman dari Yahudi, Amerika dan China dan dalam gerakan ini nampaknya mereka memanfaatkan anak keturunan dan simpatisan PKI. Ini adalah kajian kajian para pengamat intelejen, dengan demikian tidak mudah bagi kita semua sebagai rakyat biasa akan mampu mengakses data yang ada sebagai dasar pengamatan para cerdik pandai itu.
Namun dengan demikian tidaklah berarti semua pihak gelisah dan merasakan kecemasan yang luar biasa, karena ada justeru pihak yang bergembira dengan ambisi Cina, Amerika dan Yahudi untuk mengusai dunia, termasuk Indonesia itu. karena ambisi besar itu sejatinya disertai dengan biasa besar untuk memuluskan ambisi mereka. Ada sebagian bangsa kita yang memang sangat menantikan kucuran dana dari mereka, yang memang akan dikucurkan keopada pihak pihak yang memiliki semnagat untuk mencarti keuntungan pribadi.
Hampir dapat dipastikan bahwa manakala pihak pihak asing mampu memobilisir anak keturunan dan simpatisan PKI serta mereka mereka yang bersikap fragmatis dan melihat kepentingan PKI dan asing itu sebagai peluang mendapatkan keuntungan tentunya tidak akan benar benar membela keutuhan dan eksistensi Bangsa Indonesia. Mereka yang kan giat mempertahankan NKRI ini justeru diperkirakan akan muncuil dari kelompok Islam.
Para ulama dan pimpinan Islam lainnya yang melihat hal ini sebagai ancaman hampir dapat dipastikan akan mampu memobilisasi kekuatan ummat untuk melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisa, Itulah sebsbnya akhir kahir ini akan nampak sekali adanya pihak pihak yang menyudutkan para ulama dengan berbagai cara.
FILM KOCAK!! Menyudutkan Islam
Saya agak terkejut menyaksikan adegan dalam film pendek di Youtube ini. Sebagai Muslim terus terang saya merasa kecewa dengan apa terrekam dalam adegan itu. Kalau seandainya hal ini memang benar benar terjadi, bahwa sebagian masyarakat Madura tak suka memakai helm pada saat mengendarai motor, dan alasana karena mereka beragama Islam dan sebagainya, maka jelas saya menyesalkan sikap Saudara Saudara yang ada di Madura yang bersikap seperti itu.
Tetapi manakala ini hanya cerita karangan dan rekayasa belaka, maka saya akan lebih kecewa lagi, pertama karena melibatkan polisi, karena memang sebelumnya telah melombakan fil pesanan Kepolisian dan memilih yang terbaik, dan hasilnya sangat menyesakkan dada. Kini terulang lagi Kepolisian dilibatkan dalam adegan rekaya atas pelanggaran lalu lintas yang dikasit kaitkan dengan . aktivitas keislaman yaitu sholat. Video ini mem,ang maksudnya adalah untuk meningkatkan kedisiplinan dalam berlalu lintas, tetpi bila begitu modelnya, maka juga akibatnya adalah kebencian terhadap Islam.
Sekali lagi ingin saya katakan, bila memang pristiwanya memang seperti itu maka wajar saja bila munculnya video sekalipun menyakitkan bagi ummat Islam. Tetapi jika itu hanya sekedar rekaya, maka sebagai Muslim saya ingin menyampaikan protes dalam tulisan ini, bahwa itu kurang tepat dan bisa dimanfaatkan untuk menyudutkan Islam, dan oleh Kepolisian itu pernah dilakukan dan Kepolisian mendapatkan protes.
Senin, 25 September 2017
KIYAI ANSORI ZAWAWI
Ijinkan saya menyapa "Kiyai" Ansori Zawawi, dalam tata aturan suku Komering di mana Ia dibesarkan Kiyai di sini artinya bukan pemilik atau pengelola sebuah Pesantren seperti di Jawa Timur atau beberapa daerrah lainnya, tetapi artinya Kakak atau Kanda, saya menyapa kakak memang karena beliau lebih dahulu masuk ke bangku pendidikan dibanding saya, sementara berapa tanggal lahirnya yang pas, saya tak begitu tahu. Bukan teman sekelas, tetapi jelas kakak kelas. Tetapi satu tempat kami mengaji Quran di bawah asuhan Ustadz Syafei di Pagelaran. Hanya saja kami berkesempatan berteman sejak ketika masih kecil, beliau lebih dahulu menduduki bangku Perguruan Tinggi, pada saat itu beliau mulai banyak cerita kepads saya. pada saat itu saya duduk di kelas 2 SLTA, yang terkesan oleh saya karena pada saat itu beliau banyak cerita tentang Subhan ZE, Mahbub Junaidi dan Nurcholis Majid. Ketiga tokoh yang sangat dikaguminya, Tetapi tragisnya justeru saya hawer hawer mengenalnya. Diantara ketiga tokoh itu Nurcholis Majid yang paling banyak menjadi topik ceritanya, sementara saya baru sedikit sedikit mengenal Subchan ZE. Yang tokoh muda NU dan namanya sering menjadi topik berita sebagai satu satunya media komunikasi yang dapat kami jangkau. Sayang beliau wafat di usia muda.
Sebuah perbincangan yang sangat tidak seimbang, saya bukan lagi menjadi pendengar setia, melainkan pendengar yang kebingungan. Apa yang saya baca pada saat itu sangat tak sebanding dengan apa apa yang diocehkan kiyai Ansori. Sehungga saya memiliki dendam tersendiri, bahwa nanti pada suatu saat saya berkeinginan akan banyak bercerita tuntas tentang seseorang tokoh yang saya kagumi. Sayang justeru sejak saat itu selama puluhan tahun kami tak jumpa. Jika tak silaf dalam mengingat kami jumpa kembali tahun 2002 di Masjid Jami' Pagelaran desa kami, sayang tak sempat bincang karena banyaknya sanak famili yang menyalaminya, sehingga Say Hello kami tek sempurna terselenggara.
Pernah dalam satu kesempatan, ketika saya mengikuti Kongres HMI di Bandung, Saya bertanya kepada Panitia, apakah ada diantara Panitia yang bernama Ansori Zawawi dari Lampung, mereka menjawab tidak, Tetapi ada Ansori dari Lampung Namanya Irfan Anshori. Saya memang ditawarkan untuk jumpa, tetapi saya menolak karena memang tak kenal. Di luar dugaan saya pada suatu saat sayapun diperkenalkan oleh Redaktur Lampus karena kami berdua banyak menulis di harian itu. Ternyata Irfan Anshori sangat mengenal Hafis Zawawi. Andaikan saya bersedia dipertemukan dengan Irfan Anshori yang dari Lampung itu maka kemungkinan besar saya bisa jumpa dengan Ansori Zawawi, tetapi itu tidak saya lakukan karena saya terlibat menyusun strategi akan memilih Dzakki Siraj dalam Kongres itu sementara Teman teman dari Cabang Bandung menjagokan UKI Gustaman.
Namun demikian sekalipun hanya lewat SMS saya dan Irfan Anshori akhirnya berteman baik, Irfan Anshori merasa rindu dengan Hafis Zawawi, sementara saya merasa rindu dengan Ansori Zawawi. Saya dan Irvan berjanji manakala saya bertemu Ansori saya akan sampaikan salam Irfan kepada Hafis Zawawi lewat Ansori Zawawi. Sedang bila Irfan ternyata lebih dahulu jumpa Hafis Zawawi, maka beliau akan kirim salam dari saya untuk Ansori lewat Hafis Zawawi. Tetapi belum juga kesampaian, ternyata Abang Irfan Anshori telah mendahului kami. Inna lillahi wa inna Ilaihi Roojiuun.
Namun demikian semangat saya ingin jumpa Kiyai Ansori Zawawi tak pernah padam, hanya saja ada sedikit perubahan, jika semula saya bertekad untuk bercerita banyak tentang orang yang saya kagumi dari berbagai sisinya, seperti yang dilakukan Oleh Kiyai Ansori Zawawi dahulu sekitar tahun 1072 lalu. tetapi hanya sedikit peningkatan status saya dari pendengar yang bingun menjadi pendengar yang setia, itu target saya bila diperkenan jumpa beliau. semoga,
Akan terwujudkah pertemuan itu entahlah, diusia yang sudah memasuki tahapan loyo ini, apalah yang bisa lakukan dalam berkomunikasi, Memang Kiyai Ansori Zawawi telah mengirim nomor WA nya via facebook, tetapi dalam waktu bersamaan HP saya terjatuh dan mengalami kerusakan yang agak serius, sehingga entah berapa lama saya tak bisa memanfaatkan jesempatan untuk berkomunikasi,memang manusia punya rencana Tuhanlah yang menentukan. Itulah lika likunya sebuah persahabatan.
BUKAN PERSAHABATAN BIASA.
Mari kita selamatkan karya orang tua kita.
Jangankan orang lain, isteri saya sendiri terheran heran akan kegembiraan yang sulit saya sembunyikan, menerima nomor WA Kiyai Ansori, sebagai sahabat sekaligus senior saya. Dia teman senior saya sejak waktu masih manak akanak dahulu, memang belum lagi tammat SD beliau telah sekolah di Kota, tetapi itu tak jadi hambatan bagi kami untuk bertemu pada saat saat liburan panjang sekalolah kami. Ansori Zawawi adalah putra dari Imam Besar Masjid kami, Masjid tua di Pagelaran di mana di masjid itu kami belajar huruf huruf hijaiyah. Haji Abdullah Zawawi nama beliau, sejak kecil kami merasa ada di bawah kepemimpinan belaiu.
Jauh sebelum ayah saya meninggal dunia, justeru ibu saya berceritera bahwa dahulu beliau senegaja menemui KH Abdullah Zawawi untuk menyampaikan gagasan pendirian Madrasah di Desa Pagelaran. Pada saat itulah terasa sekali bahwa KLh Abdullah Zawawi memiliki harisma yang luar biasa, karena atas kewibawaan beliaulahj sejumlah orang menerima setelah KH Abdullah Zawawi mengajak mendukung pendirian Madrasah.
Orang tua saya yang sempat menjadi salah seorang Pimpinan Masyumi ditahun 50-an nampaknya sebagai orang partai beliau memiliki sensitivitas ketika PKI berhasil mendapatkan banyak dukungan di beberapa desa di Kecamatan Pagelaran. Saya tak mendapat cerita secara detail, tetapi ketika saya sudah mulai memahaminya yang saya tahu beberapa desa yang nampaknya memiliki potensi sebagai basis PKI adalah Desa Pemenang, Pasisrukir, Umbul Solo, Puji Harjo dan mulai masuk Ke Sukaratu.
Dipahami bersama bahwa memang dibutuhkan Madrsah yang berdiri kokoh mengawal akidah ummat. Hanya dalam sekejab di bawah kepemimpinan KH Abdullah Zawawi kesepakatan kesepakatan penting itu terbangun. Dan madrasahpun didirikan, diberi nama Madrasah Wajib Belajar (MWB) Diharapkan secara bersama melalui Madrasah yang didirikan itu akan mengawal akidah ummat, khusnya penduduk Kecamatan Pagelaran.
Ingin saya sampaikan bahwa sekolah tersebut sempat buming, setelah dikelola dari waktu, ke waktu yang melibatkan banyak orang, maka puncak kejayaan sekolah itu menjadi sanggat membanggakan muridpun membeludak dan mereka yang berpatisipasi di sekolah itu sangat gembiranya, Yayasan terbentukl. Pada saat itu pengelolanya adalah Bpk Iskandar, beliau adalah putra Bapak Juned, yang semua kita tahu bahwa beliau adalah tuan tanah di desa kita Pagelaran. Di hari hari tuanya Bpk Iskandar merasa kelelhan, dia tak lagi berdagang di pasar, sepertinya beliau ingin lebih konsentrasi beribadah. .
Dikembalikan Kepada Kami.
Sungguh di luar dugaan Ketika Bpk Iskandar datang ke Bang Syafruddin seraya menyerahkan kepemimpinan yayasan, seraya menterahkan murid dan bahkan gedung. Gedung sederhana Madrasah yang dibangun oleh masyarakat, yang hanya berdinding geribik itu digotong dan diletakkan di belakang rumah. Bpk Iskandar benar benar menyerah, lelah, ryupanya sudah berapa tahun terakhir belaiu sendiri yang mengelola, beliau sendiri yang harus mengatur keuangan yang mulai minus itu, lebih banyak didukung dari kekuatan para pelanggan toko kelontongannya di Pasar Pagelaran, nampaknya sebagai putra seorang Tuang Tanah, semula hal itu tidak menjadi masalah, tetapi seiring usia semakin menua, Iskandar berketetapan untuk menyerahkan kepemimpinan Yayasan kepada Syafruddin.
Minggu, 24 September 2017
REKAYASA PENULISAN ULANG SEJARAH INDOBESIA.
Tahun 2008 Film G 30 S PKI tak lagi diputar di televisi sehingga generasi muda tak lagi begitu kenal dengan apa yang terjadi dengan tragedi kelam bangsa, langkah berikutnya pertemuan pertemuan anak keturunan serta para simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai pelaku pemberontakan berdaarah G 30 S PKI gencar melakukan berbagai pertemuan,hingga tercatatlah jumlah mereka hingga mencapai konon jumlah mereka sudah menyentuh dua uluhan juta. Perkembangan berikutnya mereka sudah berani menggunakan lambang PKI Palu Arit, mereka gunakan lambang itu pada kaosatau pakaian lainya dan beraninya dengan menggunakan pakaian serta membawa lambang serta gambar para tokoh yang dahuku dikenal sejarah sebagai Penghianat Bangsa, masyarakat terlena, tidak diketahui bagaimana prosesnya, ternyata catatan sejarah kelam itu sudah menghilang dari buku teks yang digunakan di sekolah sekolah. Lalu terjadilah hiruk pikuk.
Yang paling mencemaskan, ketika berdar issue bahwa Presiden Jokowi telah berkenan akan meminta maaf kepada PKI bahkan berkenan pula akan memberikan uang konvensasi sesuai dengan daftar nama yang telah dipersiapkan, rakyatpun mulai protes, permintaan maafpun tidak dilaksanakan dan uang konpensasi tak dibayarkan, bahkan Presiden yang menjelaskan sendiri bahwa beliau tak akan meminta maaf dan beliau berjanji tak akan membayar dono kompensasi.
Satu kita merasa lega dengan pernyataan Presiden, tetapi dipihak lain kita masih merasa cemas tentang kegiatan pertemuan mereka secara besar besarn, dipublikasikan dan bahkan kini mereka memiliki keberanian memvideokan pertemuan pertemuan itu. Pertemuan terakhir yang di protes secara besar besaran oleh rakyat, dan dijanjikan tidak akan ada pertemuan itu terlaksana, tetapi kini telah beredar secara liar video pertemuan serta penrnyataan pernyataan berani. Keberanian mereka dari waktu ke waktu mengalami peningkatan. Yang luar biasa akhir akhir ini adalah keberanian mereka mengedarkan veeo pertemuan dan pernyataan para tokohnyua yang mengetakan bahwa mereka masih ada dan akan tetap ada, bahkan akan semakin mendapat dukungan.
Sementara di luar sana, masih bersitegang mengatakan bahwa PKI tak ada lagi, hanya issue, dan banyak lagi pernyataan pernyataan yang sejatinya berarti memberikan jalan bagi anak keturunan serta simpatisan Pemberontak PKI itu bisa berkembang. Alhamdulillah Panglima TNI Jendral Gatot Nurmatio berjanji bahwa TNI akan mengawal bangsa ini agar terhindar dari penghianatan ulang PKI, dan pasti akan didukung Rakyat, insya Allah.
Yang paling mencemaskan, ketika berdar issue bahwa Presiden Jokowi telah berkenan akan meminta maaf kepada PKI bahkan berkenan pula akan memberikan uang konvensasi sesuai dengan daftar nama yang telah dipersiapkan, rakyatpun mulai protes, permintaan maafpun tidak dilaksanakan dan uang konpensasi tak dibayarkan, bahkan Presiden yang menjelaskan sendiri bahwa beliau tak akan meminta maaf dan beliau berjanji tak akan membayar dono kompensasi.
Satu kita merasa lega dengan pernyataan Presiden, tetapi dipihak lain kita masih merasa cemas tentang kegiatan pertemuan mereka secara besar besarn, dipublikasikan dan bahkan kini mereka memiliki keberanian memvideokan pertemuan pertemuan itu. Pertemuan terakhir yang di protes secara besar besaran oleh rakyat, dan dijanjikan tidak akan ada pertemuan itu terlaksana, tetapi kini telah beredar secara liar video pertemuan serta penrnyataan pernyataan berani. Keberanian mereka dari waktu ke waktu mengalami peningkatan. Yang luar biasa akhir akhir ini adalah keberanian mereka mengedarkan veeo pertemuan dan pernyataan para tokohnyua yang mengetakan bahwa mereka masih ada dan akan tetap ada, bahkan akan semakin mendapat dukungan.
Sementara di luar sana, masih bersitegang mengatakan bahwa PKI tak ada lagi, hanya issue, dan banyak lagi pernyataan pernyataan yang sejatinya berarti memberikan jalan bagi anak keturunan serta simpatisan Pemberontak PKI itu bisa berkembang. Alhamdulillah Panglima TNI Jendral Gatot Nurmatio berjanji bahwa TNI akan mengawal bangsa ini agar terhindar dari penghianatan ulang PKI, dan pasti akan didukung Rakyat, insya Allah.
Sabtu, 23 September 2017
TEMAN DI WA TAK MENYUKAI CERITA NGERI DI ZAMAN SUSAH.
Bayangkari akan muncul manakala ada pihak yang mencoba untuk berbuat curang dengan mencatut nama Presiden Jokowi untuk mengimpor lima rtibu pucuk senjata. Yang ditenggarai ada sejumlah Perwira Tinggi yang nakal yang mencoba mendukung pihak sivil untuk mengimport sejata secara illegal. Panglina TNI dalam acara silaturrahmi dengan para mantan petinggi Abri antara lain Wiranto dan Prabowo, ada sejumlah Petinggi TNI aktif yang sedang berusaha untuk mendapatkan jabatan secara tidak benar. Panglima tak ingin TNI akan diseret seret kepada kepentingan politik, mereka akan diserbu oleh Panglima. bukan hanya menangis tetapi justeru mereka akan dibuat merintah manakala berbuat kesalahan. Karena awalnegara akan hancur manakala TNI nya berpolitik.
Ketika ini saya posting di sebuah group WA ternyata tak semua anggota WA menyukai saya memfosting sesuatu yang sangat mengerikan itu, walaupun saya tekah memilih kata kata sehalus mungkin untuk tidak memancing emosi para anggota WA, melainkan saya arahkan agar cukup ikut berdoa saja agar Panglima TNI memiliki kemampuan mengatasinya manakala ada mereka yang bersenjata bermain politik, bermain curang dan ikut mendukung civil melakukan pengadaan senjata. Ada anggota WA yang menampakkan ketidak sukaan atas posting itu.
Saya tahu mereka yang tak suka itu adalah anggota yang menghendaki ketentraman batin dalam ber WA ria. Jangan pula dibebani dengan kesusahan, ketakutan dan kengerian, sebab manakala Indonesia ini mengalami huru hara maka kesusahan pasti akan muncul. Maka ketika saya memposting dengan postingan yang menakutkan itu, semula ditimpali dengan cerita cerita humor, tetapi nampaknya saya kurang bijak dalam memahami keinginan para anggota, justeru yang semula hanya memposting berita dan plus suara, lalu tiba tiba saya memposting berita yang sama dalam bentuk youtube. Kesabaran merekapun habis sehingga mereka menimpali dengan kaidah cara bergaul di WA.
Dikatakan bahwa anggota WA yang tak pandai mengendalikan diri itu dalam grup WA adalah, yang suka ceramah agama, suka menasehati, suka mengkritik, sukacerita politik, suka posting artikel, suka berita hoak, nampaknya yang dinginkan oleh para anggota adalah para anggota yang suka humor. Saya fikir memang demikian yang dikehendaki oleh para teman teman di WA. Karena memang sebelumnya saya menkopas sebuah artikel pendek tentang agama, memang saya durespon hambar, karena barangkali para anggota melihat saya belum sesuai dengan isi postingan itu. Karena postingan saya menyangkut masalah sosok tokoh yang tak pernah lepas dari solat malam, dan sholat dhuha. Dan para anggotapun memang sepengetahuan mereka dan memang saya akui juga bahwa sholat malam dan dhuha saya kurang terpelihara dengan baik, serta pengetahuan keagamaan saya ada di bawah rata rata.
Tetapi catatan saya paling penting adalah bahwa teman teman tajk suka ada mendengar cerita bahwa bangsa ini sedang terancam bahaya, termasuk bahaya komunis dan perpecahan lainnya. Mereka ingin bangsa ini tentram damai serta sejahtera seperti harapan kita semua.
Senin, 18 September 2017
PKI BANGKIT LAGI ?.
Upaya untuk meluruskan sejarah kelam bangsa Indonesia oleh anak keturunan serta simpatisan PKI jelas jelas sangat pertentangan dengan kenyataan, karena perjalanan sejarah bangsa Indonesia mencatat penghianatan yang berulang ulang dilakukan oleh PKI, tiba tiba saja justeru mereka merasa sebagai korban dan bahkan menuntut dana kompensasi, dan jumlah mereka adalah jutaan, katanya. Logika mereka adalah beranjak dari tanggal 1 Oktober 1965 dan berdasarkan mereka maka anak keturunan serta simpatisan adalah kurban, sementara tahun tahun sebelumnya di mana PKI melakukan pembantaian besar besaran adalah sesuatu yang tak tercatat dalam sejarah kilah mereka.
Nampaknya ada orang kuat dibelakang mereka sehingga beberapa tahun terakhir ini merejka mulissaja melaksanakan berbagai pertemuan sambil merencanakan sesuatu.
Sikap mendua Pemerintah, disuatu saat Pemerintah memerintahkan langsung gebuk bila ditemukan gerakan yang akan menghidupkan kembali PKI, tetapi disaat yang lain Pemerintah melalui Kepolisian nampaknya tak segan segan melindungi mereka yang mengaku menjadi kurban sejarah kelam alias anak keturunan serta simpatisan PKI. Yang paling mengerikan adalah Pemerintah juga memiliki dua sikap yang bertentangan, ada yang melarang dan ada yang mempelopori untuk nonton bareng film pemberontakan G 30 S PKI. Apakah pemerintah terpecah dua atau lebih, belum ada analisa yang daoat dijadikan rujukan.
Tapi nampaknya jika masalah memberikan fasilitas untuk terselenggaranya pertemuan pertemuan anak keturunan dan para simpatisan PKI itu adalkag sesuatu yang semakin terang benderang. Bahkan konon hampir saja juateru Pemerintah akan meminta maaf kepada PKI, benar benar hampir terjadi jika saja tak ada protes utamanya dari ummat Islam.
Akan dibikin seperti apa Bangsa ini oleh Penguasa sekarang kita tak tahu, kita masih dalam tandatanya besar apa keinginan penguasa yang sebenarnya. Ada ada saja aspek yang menjadi pertentangan antara Pemerintah dengan ummat. Nampaknya kita harus bersabar dan tetap berdoa kepada Allah agar bangsa ini tidak terkoyak koyak oleh mereka yang mengingin sesuatu dengan cara memaksa, sekalipun melawan kewajaran, sehingga bisa saja akhirnya Pemerintah harus meminta maaf kepada pihak yang berulangkali berhianat kepada bangsa.
Manakala Pemerintah meminta maaf kepada PKI, maka berarti secara otomatis ummat Islam yang sangat membantu menum,pas PKI yang dianggapberhianat, bisa saja akan berbalik statusnya sebagai pihak yang keliru. Wallhi aklam, mari diam diam kita mendoakan agar para elit penguasa serta para negawarawan mampu menemukan jalan yang benar.
Sabtu, 16 September 2017
Reza Rahadian Benci Islam ?
Pasca kekalahan Ahok di Pilkada DKI tahun 2017 nampak seolah harus dibayar mahal oleh ummat Islam dan banyak pihak yang ramai ramai menagih itu semua, yang terakhir adalah Reza Rahardian yang sempat dipuji dan puja karena berhasil memerankan Habibi dalam sebuah film, tetapi nampak nampaknya diam diam dia menyimpan rasa benci kepada ummat Islam dan pasca kekalahan Ahok di Pilkada DKI diledakkannya resa benci itu. Memang tak dapat dipungkiri bahwa Pilkada menonjolkan issue agama yang tak terhindarkan setelah Ahok sebagai Gubernur DKI dan sedang digadang gadang akan menjadi Presiden itu mengeluarkan pendapat yang dinilai penistaan terhadap agama Islam, berjuta pendukung Ahok menyatalaj bahwa ucapan Ahok tak ada niatan untuk menista agama, sebagai sesuatu yang dilarang, tetapi ternyata hakim berdasar fakta persidangan menyatakan Ahok terbukti menista agama, secara adan meyakinkan berdasar Kateuhanan Yang Maha Esa.
Tetapi walauoun Ahok yang dipersalakan dan harus menjalani hukuman, tetapi banyak pihak dengan logika yang sama sekali tak wajar mampu menuduh ummat Islam sebagai sumbu pendek, anti Pancasila, Anti NKRI dan banyak lagi tudikan gak wajar lainnya yang disampaikan seolah koor dilakukan dalam sebuah orkestra. Itulah logika politik yang nampaknya. Senenarnya tak perlu terkejut dengan apa yang diucapkan oleh ReRahardian kita tak lagi perlu merasa terkejut, karena manakala kita biasa membuka media sosial itu ibarat lagu wajib yang selalu dengan mudah untuk kita dengar, atau terpaksa mendengarnya di media sosial.
Memang banyak ulama seperti serentak membela diri ketika Ahok menista agama, apalagi para ulama itu membina ummat, maka para ulama akan sibuk menjelaskan kepada ummatnya perihal penistaan ahok kepada Agama Islam itu. Dan ceramah cramah mereka dijadikan youtube dan diviralkan, dalam waktu dekat pengunjuk youtube itu suda sangat banyak dan banyak diantaranya juga yang mengomentari, dan dalam komentar komentar itu kita saksikan pihak mana yang menggunakan kata kata yang tak pantas. Para ulama itu habis dimaki maki. Tetapi heran mengapa justeru Islam yang dituding, sementara Islam yang dicaci maki.justeru Islam pula yang dituduh intoleran. Keadaan seperti ini nampaknya diperparah oleh sikap Pemerintah yang nampak tak jelas.
Sejatinya memang tidak perlu kaget dengan sikap seorang Reza Rahardian, karena memang sikap seperti itu sudah terlalu lama didengungkan olah banyak orang. Tak perlu dibesar besarkan karena Reza Rahardian tak cukup besar untuk dijadidikan reprentasi hiruk pikuk masalah ini, Yang patut disayangkan adalah sikap fragmatis sejumlah ulama dan pimpinan organisasi yang namoaknya lebih ingin memanfaatkan keuntungan dari situasi ini, disaat Pemerintah membutuhkan dukungan terhadap sikapnya yang mendua, untuk tidak disebut melempar batu sembunyi tangan. Pemerintah dalam hal ini spesifik sikap politik Presiden Jokowi.
Nampaknya masa mendatang kita harus memiliki regulasi untuk membatasi gerakan politik seorang Presiden, seorang Presiden tidak diperkenan melakukan politik praktis, harus dibicarakan secara tenag duduk bersama berbagai pihak, sebaiknya Presiden seperti apa, dalam hal hak dan tanggungjawabnya. Dalam hal ini dahulu mendiang Presdieen Gus Dur untuk membatasi pembicaraannya dan kebiasaannya menanggapi semua masalah. Gus Dur mengatakan tukang becak saja boleh bicara apa saja, masa justeru Presiden dibatasi dalam mengekspressika aspirasi politiknya, dan akibatnya Gus Dur dijatuhjkan oleh lawan lawan politiknya di tengah jalan.
Kita tidak ingin seorang Presiden itu salah langkah dan selama dalam periode kekuasaannya disibukkan untuk menyusun kekuatan dan mengekpressikan kayakinan politiknya. Nampaknya perlu kembali kita merenungkan seraya mohon petunjuk bagaimana agar Pemerintah mampu melakukan lompatan pembangunan karena kita sekarang justeru telah ditinggalkan oleh Kemajuan berbagai negara yang sejatinya start jauh dibelakang kita atau sama sama, tetapi kondisinya jauh lebih parah. Yang kini telah jauh meninggalkan kita, Karena Presiden kita dari periode ke periode tiudak maksimal dalam bekerja.
Sepertinya masih banyak pihak yang demikian terpengaruhnya oleh thesis Snoug Horgronye yang mengatakan bila ingin berkuasa di Indonesia maka lumpuhkanlah Islam di dunia politik, ekonomi dan pendidikan. Padahal itu adalah rekomendasinya bagi Pemerintah Kolonial Belanda bukan bagi kita kita yang merupakan bagian syah pemilik bangsa dan negara ini. Marilah kita bangun kembali bangsa ini dengan segala penuh rasa Cinta Tanah Air, bukan untuk menguasainya untuk kepentinagan politik dan golongan. Saya yakin bangsa ini pasti mampu.
Rabu, 13 September 2017
WALIKOTA PEKALONGAN MENINGGAL SETELAH SEMPAT MENYEGEL MASJID
Wallohu a'lam bishowab, hanya Allah yang tahu. Walikota Pekalongan Jateng meninggal mendadak dalam keadaan sehat walafiat di rumahnya, setelah beberapa hari sebelumnya Walikota yang kader PDIP ini menyegel sebuah masjid yang sedang di rehab. Masjid yang oladalaheh masyarakat setempat dengan nama Masjid Al-Arqom di Krapyak Kidul. Di mata masyarakat Masjid yang dibangun tahun 1990. Semula masjid ini hanya Langgar atau Musholla yang sangat bersejarah karena oleh para pemuda setempat dijadikan posko penumpasan G 30 S PKI tahun 1965. Seratusan jama'ah lebih jama'ah setelah masjid itu disegel Bupati dengan alasan tidak memiliki ijin rehab disegel Bupati sehingga masyarakat setempat tak dapat lagi memanfaatnya untuk sholat lima waktu, sholat Jumat dan aktivitas lainnya. Selain mereka berdoa dipimpin oleh Imam masjid mereka menambahkan doa masing masing dengan cucuran air mata, sungguh mereka tak percaya ada seorang Walikota yang mereka pilih telah melakukan kesewenang wenangan, dan terang terangan melawan Allah.
Entah pemikiran apa yang merasuk kepada Kader PDIP ini sehingga berkesimpulan harus menyegel rumah ibadah yang sangat berjasa dalam upaya menumpasan antek antek G 30 S PKI itu. Memang antara ummat Islam dengan PDIP akhir akhir ini menjadi kurang harmonis, lantaran PDIP semakin berani terang terangan untuk berbeda sikap tentang penerus paham komunis, PDIP nampak lunak dan well Come kepada pendukung Komunis, sementara ummat Islam memang secara terang terangan megaanggap bahwa komunis itu adalah merupakan bahaya latin yang harus di waspadai terus menerus. Demikian juga dengan sikap politik PDIP terhadap Pendidikan Agama, melalui kadernya PDIP mewacanakan untuk menghapus pendidikan agama dari sekolah sekolah formal, pendidikan agama diminta menjadi aktivitas pribadi dan keluarga saja.
Bagi ummat Islam masalah ibadah, dakwah dan pendidikan agama sangat dipentingkan. sementara bagi PDIP diwacanakan justeru pendidikan agama dihapuskan, ummat Islam anti Komunis, PDIP ingin bermesraan dengan Kmunis. Tetapi lalu apakah perbedaan politik itu yang membuat Sang Walikota Pekalongan menyegel masjid yang sudah berdiri sejak sebelum tahun 1965, sebelum meletusnya Pemberontakan Biadab yang dilakukan oleh PKI itu. Mengapa masjid itu disegel ketika masjid itu sedang dilaksanakan rehab, dan karena belum diurus ijin bangunannya. Mungkin memang banyak masjid masjid tua itu tak lagi menyimpan Ijin Bangunannya, tetapi apakah lantaran seperti lantas dianggap sebagai sesuaitu ancaman bagi Indonesia dan harus disegel oleh penguasda. Marilah kita berfikir lebih jernih dalam mengelola bangsa ini.
Kucuran air mata Imam Masjid dan para jema'ah telah berjatuhan, isak tangis telah meledak seledak ledaknya. Mereka telah berdoa meminta agar Bupati mendapat hukuman yang setimpal. Kini Walikota yang bersangkutan telah meninggal dunia. Kita tidak tahu apakah tindakan yang jelas jelas melawan Tuhan sempat dia mohonkan ampunanya, kita tak tahu. Apakah Tuhan telah mengampuninya, kita tak tahu apakah PDIP masih kekeh dengan politiknya. Harapan kita Pemerintah memiliki kemampuan menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi, jangan penyegelan rumah ibadah dijadikan trend.
Bila Masjidyang telah lama berdiri dan memiliki sejarah yang cukup panjang, ternyata masih belum memiliki IMB, apakah tidak boleh IMB diurus kemudian tampa penyegelan. Bila ada persoalan antara mesjid dengan masyarakat setempat harap diuraikan permasalahannya, apakah permasalahan itu masjid telah digunakan untuk kegiatan terlarang, atau dasar masyarakatnya yang suka karena ketentraman terganggu dan semacamnya. Bila memang ada pelanggaran UU atau aturan yang sangat serius, maka apakah penyegelan masjid adalah jalan keluarnya, bukankah masih bisa Pemerintah menangkap mereka yang bersalah dan sebagainya.
Penyegelan masjid hendaknya merupakan upaya yang terakhir, setelah tajk mungkin mencari jalan keluar lainnya. Dan kalaupun harus dilakukan tindakan, semestinya Kementerian agama juga dilibatkan, untuk membahas, mencarikan jalan keluat serta memberikan penjelasan kepada ummat. Semoga saja Pemeriuntah memiliki kemampuan membuat Indonesia ini semakin kondusif. Kita tak juga tahu apa maunya Pemerintah dan penguasa. Maka marilah kita berserah diri kepada Yang maha Kuasa Allah Subhanahu Wataala. Agar kita tetap terpelihara termasuk Bapak Walikota Pekalongan yang kini telah dia, siapa tahu beliau belum sempat meminta ampun dosa, bila benar beliau seorang muslim maka marilah juga kita doakan keampunannya, sebagai manusia dia salah atau lupa.
Lebih mematuhi kehendak partai ketimbang Tuhannya, Karena memang keterlaluan bila masjid disegel hanya lantaran terlanjur belum punya IMB, kan sudah ada peraturannya tinggal mengajukan permohonan belaka, Bila ada sekelompok orang mungkin propokator untuk penutupan masjid, itu harus dikonfrontir secara adil, kembalilah ke Peraturan yang. Mari kita jadikan pelahjaran yang berharga.
Senin, 11 September 2017
PKI PENGHIANAT BANGSA, SYUKBAH ASA GELISAH KARENA CERDAS
SENI UNTUK SENI
Nasib baik bagi saya dan Sdr. Dr. Yoke Mulgini sebagai anggota HMI Cabang Tanjungkarang kami berdua diutus untuk mengikuti Training yang pada saat itu sering disebut Training Idiopolitor, atau Idiologi Politik dan Organisasi, yang jika tidak salah ingat merupakan pelatihan kaderisasi tertinggi bagi HMI pada saat itu. Semua narasumber mendapatkan waktu uang luas untuk bicara diantaranya adalah Ridwan Saidi, Adi Swasono, Sutan Taqdir Ali Syahbana, dan banyak laghi yang lain. Tetapi yang paling menarik untuk dibicarakan pada saat ini adalah Kanda Syukbah Asa. Saya sebut Kanda karena diantara narasumber termasuk yang nampak muda dan berusaha akrab dengan peserta adalah beliau, beliau terkenal sebagai aktor, yang sejak mudanya aktivis HMI yang satu itu menggandrungi dunia peran dan panggung. Selain itu beliau juga wartawan yang sempat menjadi redaktur majalah Tempo dalam waktu yang lumaian lama, sempat juga di majalah Editor, sempat juga di Majalah Panjimasyarakat. Terdaftar juga sebagai anggota Dewan Kesenian Jakarta. Sangat profesional bila ditampilkan pada forum itu.
---
Tanda tanya besar dalam hati saya pada saat itu mengapa beliau kekeh mempertahan prinsip seni untuk seni, atau de L'art For L'art. Seni yang diharuskan memenuhi tuntutan kaidah estetik itu adalah sesuatu yang tak boleh dibatasi kata beliau pada saat itu. Beberapa orang peserta termasuk saya di dalamnya bahwa sebagai kader HMI maka kita harus memiliki keterikatan dengan Islam, atau tepatnya akidah Islam, aktivitas seni adalah mem,iliki peluang berekpressi yang paling mudah diterima karena bahasa seni adalah bahasa yang paling universal, akan sangat mudah membangun komunikasi, yaitu dengan bahasa seni. Maka bahasa seni baik digunakan untuk dakwah.
Bagi mereka yang memahami bahasa Arab dan memang bagi orang orang Arab maka bahasa yang digunakan dalam Al-Quran itu memiliki nilai seni yang sangat tinggi. Sebenarnya kita bisa mempelajari atau mengenal ketinggian seni al-Quran yang bukan hanya bahasanya saja yang indah, tetapi seni bacanya, tidak ada kitab suci lain yang menarik diperlombakan dalam seni bacanya. Belum lagi cara menulisnya yang bisa melahirkan kaligrafi yang demikian indah, ditambah lagi dengan seni menghapal dan senimemahaminya. Tidaklah akan mengalami kerusakan estetis manakala seni bukan hanya sekedar untuk seni, teta[i dengan seni kita bisa menyampaikan sesuatu secara mulia.
Barangkali Kanda Syukbah Asa, selaku alumni Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, dahulu IAIN. maka perannya sebagai DN Aidit dalam film pengghiatan G 30 PKI secara profesional dengan dukungan berbagai teori sekuler selesai. Sedang secara akidah bisa diukur dengan ukuran yang lebih luas lagi, dalam kehidupan sehari hari, bukan hanya sesaat di layar kaca atapun layar lebar, yang tentunya diharapkan dapat objektif. Dan itulah pertanggungjawaban, profesional, pertanggungjawaban sosial dan pertanggungjawaban aqidak seorang cukup cemerlang ketika dipercaya mengemban beban selaku redaktur majalah Tempu, lalu majalah Editor, lalu majalah Panjimasyarakat, ketiga majalah itu benar benar jaya ketika beliau berkiprah.
---
Dengan segala keawaman saya, saya masih juga kekeh mengatakan bahwa selaku manusia yang bertuhan, atau meyakini kemahakuasaan Tuhan atas segala sesuatu di alam ini termasuk juga manusia. Tidak akan mengalami kesulitan untuk memahami mengapa beliau bersedia memerankan seorang DN Aidit yang ileh sejarah akan tercatat sebagai tokoh yang cukup sentral di dalam penghianatan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia untuk kesekian kalinya itu.
Sedang Syukbah Asa adalah aktor yang memerankan tokoh penghianat DN Aidit. Itu No problem sejauh arahan dari sutradara dalam alur cerita dan adegan tidak mengesankan bahwa pemebrotakan itu bukan penghianatan. Dalam cerita yang tersusun serta adegan demi adegan harus menunjukkan bahasa bahwa itu sebuah penghiatanatan, dan penghianatan adalah kejahatan. Mengapa mereka menghianat adalah karena keinginan mereka merebut kekuasaan yang ada pada Pemerinmtahan yang syah. Sekali lagi itu no problem bagi Syukbah Asa yang memerankan tokoh penghianat.
Tetapi bila ceritera itu ingin mengesankan bahwa bahwa DN Aidit dan kawannya dalam Partai Komunias Indonesia (PKI) dengan berbagai adegan untuk mengesankan bahwa mereka sebagai orang baik baik, maka tentu saja ini akan menjadi masalah bagi Syukbah Asa yang memerankan tokoh nomor satunya itu. Tak disangka putab balik fakta memang benar benar terjadi, film itu pernah dilarang diputar, tetapi nampaknya hanya secara lisan saja dan serentak TV tak lagi memutarnya, dan kita menimbulkan banyak kontroversi karena ada pihak yang menang ingin memutar balikkan fakta. Saya menilai kanda Sykbah Asa itu cerdas, dibelakang hari bahwa film ini cepat ataupun lambat akan menjadi kontroversi, itulah kegalauan Kanda Syukbas Asa yang cerdas itu.
Nasib baik bagi saya dan Sdr. Dr. Yoke Mulgini sebagai anggota HMI Cabang Tanjungkarang kami berdua diutus untuk mengikuti Training yang pada saat itu sering disebut Training Idiopolitor, atau Idiologi Politik dan Organisasi, yang jika tidak salah ingat merupakan pelatihan kaderisasi tertinggi bagi HMI pada saat itu. Semua narasumber mendapatkan waktu uang luas untuk bicara diantaranya adalah Ridwan Saidi, Adi Swasono, Sutan Taqdir Ali Syahbana, dan banyak laghi yang lain. Tetapi yang paling menarik untuk dibicarakan pada saat ini adalah Kanda Syukbah Asa. Saya sebut Kanda karena diantara narasumber termasuk yang nampak muda dan berusaha akrab dengan peserta adalah beliau, beliau terkenal sebagai aktor, yang sejak mudanya aktivis HMI yang satu itu menggandrungi dunia peran dan panggung. Selain itu beliau juga wartawan yang sempat menjadi redaktur majalah Tempo dalam waktu yang lumaian lama, sempat juga di majalah Editor, sempat juga di Majalah Panjimasyarakat. Terdaftar juga sebagai anggota Dewan Kesenian Jakarta. Sangat profesional bila ditampilkan pada forum itu.
---
Tanda tanya besar dalam hati saya pada saat itu mengapa beliau kekeh mempertahan prinsip seni untuk seni, atau de L'art For L'art. Seni yang diharuskan memenuhi tuntutan kaidah estetik itu adalah sesuatu yang tak boleh dibatasi kata beliau pada saat itu. Beberapa orang peserta termasuk saya di dalamnya bahwa sebagai kader HMI maka kita harus memiliki keterikatan dengan Islam, atau tepatnya akidah Islam, aktivitas seni adalah mem,iliki peluang berekpressi yang paling mudah diterima karena bahasa seni adalah bahasa yang paling universal, akan sangat mudah membangun komunikasi, yaitu dengan bahasa seni. Maka bahasa seni baik digunakan untuk dakwah.
Bagi mereka yang memahami bahasa Arab dan memang bagi orang orang Arab maka bahasa yang digunakan dalam Al-Quran itu memiliki nilai seni yang sangat tinggi. Sebenarnya kita bisa mempelajari atau mengenal ketinggian seni al-Quran yang bukan hanya bahasanya saja yang indah, tetapi seni bacanya, tidak ada kitab suci lain yang menarik diperlombakan dalam seni bacanya. Belum lagi cara menulisnya yang bisa melahirkan kaligrafi yang demikian indah, ditambah lagi dengan seni menghapal dan senimemahaminya. Tidaklah akan mengalami kerusakan estetis manakala seni bukan hanya sekedar untuk seni, teta[i dengan seni kita bisa menyampaikan sesuatu secara mulia.
Barangkali Kanda Syukbah Asa, selaku alumni Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, dahulu IAIN. maka perannya sebagai DN Aidit dalam film pengghiatan G 30 PKI secara profesional dengan dukungan berbagai teori sekuler selesai. Sedang secara akidah bisa diukur dengan ukuran yang lebih luas lagi, dalam kehidupan sehari hari, bukan hanya sesaat di layar kaca atapun layar lebar, yang tentunya diharapkan dapat objektif. Dan itulah pertanggungjawaban, profesional, pertanggungjawaban sosial dan pertanggungjawaban aqidak seorang cukup cemerlang ketika dipercaya mengemban beban selaku redaktur majalah Tempu, lalu majalah Editor, lalu majalah Panjimasyarakat, ketiga majalah itu benar benar jaya ketika beliau berkiprah.
---
Dengan segala keawaman saya, saya masih juga kekeh mengatakan bahwa selaku manusia yang bertuhan, atau meyakini kemahakuasaan Tuhan atas segala sesuatu di alam ini termasuk juga manusia. Tidak akan mengalami kesulitan untuk memahami mengapa beliau bersedia memerankan seorang DN Aidit yang ileh sejarah akan tercatat sebagai tokoh yang cukup sentral di dalam penghianatan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia untuk kesekian kalinya itu.
Sedang Syukbah Asa adalah aktor yang memerankan tokoh penghianat DN Aidit. Itu No problem sejauh arahan dari sutradara dalam alur cerita dan adegan tidak mengesankan bahwa pemebrotakan itu bukan penghianatan. Dalam cerita yang tersusun serta adegan demi adegan harus menunjukkan bahasa bahwa itu sebuah penghiatanatan, dan penghianatan adalah kejahatan. Mengapa mereka menghianat adalah karena keinginan mereka merebut kekuasaan yang ada pada Pemerinmtahan yang syah. Sekali lagi itu no problem bagi Syukbah Asa yang memerankan tokoh penghianat.
Tetapi bila ceritera itu ingin mengesankan bahwa bahwa DN Aidit dan kawannya dalam Partai Komunias Indonesia (PKI) dengan berbagai adegan untuk mengesankan bahwa mereka sebagai orang baik baik, maka tentu saja ini akan menjadi masalah bagi Syukbah Asa yang memerankan tokoh nomor satunya itu. Tak disangka putab balik fakta memang benar benar terjadi, film itu pernah dilarang diputar, tetapi nampaknya hanya secara lisan saja dan serentak TV tak lagi memutarnya, dan kita menimbulkan banyak kontroversi karena ada pihak yang menang ingin memutar balikkan fakta. Saya menilai kanda Sykbah Asa itu cerdas, dibelakang hari bahwa film ini cepat ataupun lambat akan menjadi kontroversi, itulah kegalauan Kanda Syukbas Asa yang cerdas itu.
Senin, 04 September 2017
POLITIK BULY DAN EJEK MENGEJEK DI INDONESIA.
SEBUAH BUNGA RAMPAI CATATAN
Bukan baru sekarang politikus Islam dibuly dan diejek, tetapi sejak zaman Haji Agussalim dahulu. Bukan baru sekarang jenggot yang sunnah Rasul itu diolok olok, Tetapi sejak zaman Agussalim dahulu. Para politisi berpikir keras bagaimana caranya membungkam politisi Muslim agar tak mampu berkutik, tak mampu bersuara, cukup menerima saja kesepakatan yang diputuskan tampabanyak cingcong, dan bila perlu diberikanlah sedikit uang kmpensasi bagi para politisi. Disadari atau tidak itulah yang dibiarkan terjadi selama puluhan tahun, hingga pada saat ini benar benar Parpol Islam nyaris tak berdaya. Politisi Muslim berhasil dipisahkan dari ummat yang seyogyanya mendukungnya. Sema Parpol nampaknya berpikiran Politik Islam itu lebih utama untuk dilemahkan, para tokohnya dirusakkan karakternya. H. Agussalim menjadi sosok yang paling menarik perhatian dalam sejarah perpolitikan di Indonesia.
Bila politik pembulian dan pengejekan itu tetap marak di zaman kekuasaan Soekarno, tetapi nampaknya itu semua terhenti di zaman Soeharto, politik Soekarno yang berhasil mengontrol pemahaman Pancasila dan mengontrol kebebasan berpendapat, barangkali itu pula sehingga pelaksanaan politik pembulian serta politik pengejekan itu sepertinya relatif telah mereda. Tetapi teriana seperti daulu orang meneriakji H. Agusslim kembali marak, walaupun hanya dalam teriakan huuuuu ..... di Gedung DPR pada saat Presiden Habibi akan memasuki gedung untuk menyampaikan pidato pertanggungjawaban, acara ini selain teriakan ejekan yang dilakukan oleh sejumlah politisi, juga ditandai penolakan pertanggungjawaban yang disampaikan Habibie. Tetapi Raklyat disuguhi tontonan yang tidak mendidik, bila tak ingin disebut sebagai penghancuran mental Generasi Muda.
Nampaknya Pemerintah bukan sekedar melakukan pembiaran melainkan ikut bermain dalam perusakan karaktar politisi yang tak disukai oleh penguasa. memang naik turun, Pada era Habibie pembulyan nampak nyata dan terang terangan, dan pada mara Gus Dur hampir dikatakan puncak kebebsan pembulyan terhadap diri Presiden. Baru mereda di era Megawati, kembali marak di era SBY, puncak politik buly dan politik pengejekan adalah di masa Jokowi-JK ini.
Politik Bulying dan Politik Ejekan Tetap Berlangsung.
Untuk pembunuhan karakter selaku ulama dan Tokoh Nasional ruangan demikian gaduh dengan menirukan suara kambing bila H. Agussalim akan memasuki ruangan. Tetapi pada saat itu H. Agussalim benar benar cerdas. Dia mengatakan "Saudara Saudara sebenarnya pertemuan ini hanya dihadiri manusia, tetapi saya dengar tadi koq banyak suara kambing, cobalah kambing kambing itu diusir agar tak mengganggu jalannya pertemuan. Itu jawaban sekedar menyindir.
Bukan baru sekarang politikus Islam dibuly dan diejek, tetapi sejak zaman Haji Agussalim dahulu. Bukan baru sekarang jenggot yang sunnah Rasul itu diolok olok, Tetapi sejak zaman Agussalim dahulu. Para politisi berpikir keras bagaimana caranya membungkam politisi Muslim agar tak mampu berkutik, tak mampu bersuara, cukup menerima saja kesepakatan yang diputuskan tampabanyak cingcong, dan bila perlu diberikanlah sedikit uang kmpensasi bagi para politisi. Disadari atau tidak itulah yang dibiarkan terjadi selama puluhan tahun, hingga pada saat ini benar benar Parpol Islam nyaris tak berdaya. Politisi Muslim berhasil dipisahkan dari ummat yang seyogyanya mendukungnya. Sema Parpol nampaknya berpikiran Politik Islam itu lebih utama untuk dilemahkan, para tokohnya dirusakkan karakternya. H. Agussalim menjadi sosok yang paling menarik perhatian dalam sejarah perpolitikan di Indonesia.
Bila politik pembulian dan pengejekan itu tetap marak di zaman kekuasaan Soekarno, tetapi nampaknya itu semua terhenti di zaman Soeharto, politik Soekarno yang berhasil mengontrol pemahaman Pancasila dan mengontrol kebebasan berpendapat, barangkali itu pula sehingga pelaksanaan politik pembulian serta politik pengejekan itu sepertinya relatif telah mereda. Tetapi teriana seperti daulu orang meneriakji H. Agusslim kembali marak, walaupun hanya dalam teriakan huuuuu ..... di Gedung DPR pada saat Presiden Habibi akan memasuki gedung untuk menyampaikan pidato pertanggungjawaban, acara ini selain teriakan ejekan yang dilakukan oleh sejumlah politisi, juga ditandai penolakan pertanggungjawaban yang disampaikan Habibie. Tetapi Raklyat disuguhi tontonan yang tidak mendidik, bila tak ingin disebut sebagai penghancuran mental Generasi Muda.
Nampaknya Pemerintah bukan sekedar melakukan pembiaran melainkan ikut bermain dalam perusakan karaktar politisi yang tak disukai oleh penguasa. memang naik turun, Pada era Habibie pembulyan nampak nyata dan terang terangan, dan pada mara Gus Dur hampir dikatakan puncak kebebsan pembulyan terhadap diri Presiden. Baru mereda di era Megawati, kembali marak di era SBY, puncak politik buly dan politik pengejekan adalah di masa Jokowi-JK ini.
Politik Bulying dan Politik Ejekan Tetap Berlangsung.
Untuk pembunuhan karakter selaku ulama dan Tokoh Nasional ruangan demikian gaduh dengan menirukan suara kambing bila H. Agussalim akan memasuki ruangan. Tetapi pada saat itu H. Agussalim benar benar cerdas. Dia mengatakan "Saudara Saudara sebenarnya pertemuan ini hanya dihadiri manusia, tetapi saya dengar tadi koq banyak suara kambing, cobalah kambing kambing itu diusir agar tak mengganggu jalannya pertemuan. Itu jawaban sekedar menyindir.
Kamis, 31 Agustus 2017
PEGIAT MEDSOS PILIHAN DIUNDANG PRESIDEN ..
Sebagai seseorang yang hampir setiap hari mengunjungi setidaknya dengan salah satu akummedia sosial saya apakah itu facebok, WhatsApp dan hampir dapat saya pastukan saya membuka Youtube, bahkan sampai dengan komentar komentar di youtube itu yang sungguh sungguh sangat mengerikan, karena di media sosial itu nampaknya terdiri dari manusia manusia yang merasa memiliki kebebasan untuk bicara apa saja, Walupun banyak diantara mereka yang tajam berbicara di medsos, tetapi bisa sangat sopan di di dunia riil, bukan maya.
Tetapi tetap saja apa yang dinyatakan dalam medsos dunia maya manakala seseorang salah mengucap/ menulis atau mengucapkan sesuatu yang kurang, itu akan tercantum terus hingga masa yang yang tak terbatas, salah satu You Tube yang saya terbitkan pada tanggal 31Juli 2016 saya lihat sudah dikunjungi sebanyak 309.523 pengunjung, saya bersykur karena hanya sekitar 300-an kali dikomentari. Saya sedihnya karena mencapai 80% dari komentar itu terkategori kurang baik. Ketahuilah komentar kurang baik itu akan tercantum di situ selama belum saya hapus. Atau terhapus dengan sendirinya, mungkin karena tidak ada lagi yang mengunjunginya, di mana komentar buruk itu akan dengan mudah dibaca oleh seseorang, dan pengaruhnya bisa sangat buruk sekali.
Dunia medsos yang disebut dunia maya itu pada pelaksanaan Pilpres yang menampilkan pasangan Jokowi-JK versus Praboho-Hatta Rajasa ditandai dengan perang medsos yang sungguh sungguh sangat menghawatirkan, para aktivis dunia maya yang juga memiliki nama keren nettizen sebagian adalah merupakan pihak pihak yang menganut pembicaraan bebas tampa batas dan pertanggungjawaban, yang sesungguhnya dunia itu sedang membutuhkan peraturan yang mampu mengantisipasi pengaruh buruk yang bisa menghancurkan bangsa,
Saya termasuk kaget dengan kemampuan Pemerintah yang berhasil menentukan aktivis medsos yang tergolong teladan sehingga memiliki kepantasan diundang oleh Pemerintah ke istana. Entah apa ukuran Pemerintah mengelompokkan mereka sebagai aktivis medsos yang pada saat ini justeru sangat menghawatirkan masa depan bangsa akan terpengaruh dengan gaya gaya mereka di medsos.
Namun demikian mungkin Pemerintah sesungguhnya telah berusaha memilah diantara mereka yang terpilih sebagai yang terbaik, tetapi kritik tak dapat dihindari karena ternyata sesama aktivis medsos mereka dapat mengenal antara satu dengan yang lain terlepas dari apakah menggunakan nama jelas atau nama samaran, dan siapa siapa diantara mereka yang melakukan kekeliruan atau berbicara / menulis dengan cara menyerang, membuly dan menjelekkan pihak lain, dan diantara mereka itu menurut banyak aktvis, dinilai tak layak menghadiri pertemuan terhormat itu di istana.
Semestinya Pemerintah menghindari politik belah bambu, apalagi pegiat medsos itu sejatinya saling tahu siapa berbuat apa. Memang peran medsos sangat besar dalam upaya pencitraan mulai dari Pilkada DKI yang menampilkan Jokowi - Ahok sebagai pemenang, Pilpres yang menghasilkan Jokowi-Jk sebagai pemenang. Walaupun diluar dugaan Ahok-Jarot mengalami kekalahan telak dalam Pilkada DKI yang memunculkan Anis-Sandi sebagai pemenang.
Kita semua dibuat cemas dengan munculnya perang di medsos yang akan menghancurkan moral bangsa, tetapi manakala Pemerinmtah keliru dalam menyikapinya, dan apalagi sampai menerapkan politik belah bambu, maka yakinlah bawa perang dia medsos akan lebih marak dan mempercepat kehancuran yang sama sama tak pernah kita inginkan.
Rabu, 30 Agustus 2017
JANGAN SAMPAI BANGSA INI KEMBALI GILA
BETUL, bangsa ini pernah betul betul gila ketika Pemerintah menyelenggarakan judi massal, yang diputar setiap satu kali seminggu, program mengalami sukses besar mengumpulkan dana hasil sumbangan. Judi itu disebut Nasional Lotre dan singkat Nalo. Pemerintah menyetujui proposal judi massal ini, dan memang luar bisasa cerdas hasilnya sungguh luar biasa. Dan para penjudipuin disandangkan gelar dermawan, karena judi itu disebut dalam Proposalsebagai sumbangan untuk kemajuan olahraga, Diminta kepada masyarakat memberikan sumbangannya untuk kemajuan olahraga. Masing masing penyumbang dalam jumlah rupiah tertentu sebagai batasan minimal sumbangan mendapatkan sebuah kupon tanda penyumbang, setiap kupon tertera (jika tak salah) tujuh angka seri. Para penumbang boleh memilih kupon tanda sumbangan secara bebas memilih nomor seri yang ada dalam kupon sumbangan itu. Kupon sumbangan di jual sepanjang kaki lima, banyak juga dermawan yang urung menyumbang manakala tidak mendapat nomor seri yang dicarinya.
Dermawan Palsu Berhadiah.
Bukan hanya di kota besar, tetapi merata ake plosok ploso muncul para dermawan palsu, Dermawan yang mensyarat dengan sarat palsu itu di daerah tertentu, tetapi hampir merata kesetiap rumah, Para dsermawan palsu itu muncul serentak diseantero tanah air. Para dermawan itu selain pulsu juga sudah menjadi gila. Mereka meyakini bahwa sebenarnya Tuhan sudah tahu bahwa undian akan mengeluarkan nomor seri tertentu, dan Tuhan sebenarnya selalu memberitahukan berapa nomor yang akan keluar, Sinyal nomor yang akan keluar akan diberitahukan oleh sebuah peristiwa aneh dan langka, dalam pritiwa langka itu menggambarkan lambang lambang sebagai sunyal pemberitahuan Tuhan. Tetap sayang masyarakat sangat percaya bahwa mereka mereka yang tam menghormati Tuhan justeru paling tahu dengan sinal dario Tuhan, mareka yang banyak tahu itu dikenal dengan nama Tay Pak dan biasa dibaca Tepak. Para Tay Pak itu umumnya adalah orang orang jauh dari Tuhan. Dan orang yang jauh dari Tuhan itu sangat diyakini oleh masyarakat sebagai pihak yang paling pandai dan tahu dengan sinyal itu.
Dikabarkan dahulu ada seorang gila yang banyak berkeliaran di sebuah kota kecil, sudah lama orang gila berkeliaran, tetapi dia tak pernah menjadi ancaman bagi masrakat. Pernuah pada suatu hari si orang gila itu membuang hajat seenaknya di pinggir jalan. Jelas menjadi ytontonan gerati. Semakin lama eemakin banyak yang menantikan si orang gila itu selesai buang hajat. Begitu selesai masyarakat berlari berebut mendekatikotoran si orang gila tadi, lalu menafsirkan jumlah dan posisi potongan kotoran siorang gila tadi dengan angka angka, Diyakini bahwa kejadian langka tadi adalah merupakan sinyal dari "Tuhan". Betapa bejatnya moral bangsa pada waktu itu, yang menganggap bahwa Tuhan telah menyampaikan sinyalnya melalui kotoran si orang gila.
Buku Cak-Cakan.
Para dermawan palsu ini keman mana selalu saja mengantongi buku notes dan sebuah pulpen. Isi notes itu berisikan daftar urutan nomor undian yang muncul dari periode ke periode, serta berbagai rumus untuk menjelaskan mengapa terjadi perubahan angka angka itu, sehingga diketemukan rumus untuk menebak angka mana yang akan muncul pada periode berikutnya. Rumus itu disebut dengan rumus,cak cakan. Rumus itu dibahas setiap kali bertemu antar sesama dermawan. Bayangkan para dermawan itu hampir ada disetiap rumah. Hampir dalam setiap rumah terdapat dermawan, dan tidak jarang para dermawan itu terdiri dari suami isteri.
Bayangkan mereka yang mendatangi para musuh Allah yang bergelar Tay Pak menerima tamu yang terpaksi mengantri. Zaman itu benar benar gila karena justeru mereka yang dikenal jauh dari Tuhan justeru dianggap mampu menafsirkan sinyal dari Tuhan, khususnya perihal angka yang keluar dalam undian berhadiah bagi para dermawan itu. Bahkan menurut kabar ada pengunjung Tay Pak yang mendapatkan tamparan di pipi dari sang Tay Pak, anehnya si pengunjung itu bukannya marah atau protes, tetapi justeru berterima kasih, karena mendapatkan ilham berapa angka yang akan keluar, dan tamparan sebagai sinyalnya.
CARA BERPIKIR HANCUR KARENA KEBENCIAN AKIBAT KEKALAHAN DALAM PILKADA DKI
Bukan Prof. Rocky Grung namanya bila setiap bicara tidak membuat kejutan, dahulu Gerung mengatakan bahwa Pemerintah adalah pihak pembuat hoak yang paling tinggi atau paling banyak, belakangan Gerung mengungkapbahwa Pemerintah dimenej secara manajemen kebencian dan itu diakibatkan oleh kekalahan di PILKADA DKI beberapa waktu yang lalu. Analisis ini bagi orang awam seperti saya bila mengacu kepoada sistematika cerita wayang ini memasuki babak Goro Goro yang berarti sebentar lagi bakal terjadi perang Brontoyudo. Perang besar yang mengakibat kehancuran hingga berpuing puing untuk kita bangun kembali dari nol dari sisa sisa puing puing yang ada. Bila memang itu yang betul akan terjadi maka jelas sebagai rakyat kecil seujung rambutpun kami tak akan rela, terhadap gaji para petinggi negeri ini yang yang seenaknya saja membuat negeri yang kami cintai ini sebagai panggung mainan seperti itu.
Sejaksaya masih menjadi mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi, orang dengan bangga mengatakan bahwa Presiden Soeharto telah berhasil menerapkan manajamen konflik, hingga saya diwisuda, hingga saya bekerja, dan hingga saya pensiun saya masih saja gagal paham dengan kebanggaan orang orang ointar pendukung Soeharto dengan manajemen konfliknya itu. Kini saya sedang memasuki masa masa akhir darikehidupan saya di dunia ini, saya pun masih mengalami gagal paham atas keberhasilan dan kecemerlangan Manajemen Konfliknya Presiden Soeharto. Dan saya tak ingin mendalami manajamen konflik,yang menurut pendapat saya agama saya Islam tidak pernah mengajarkan itu. Yang saya tahu Soeharto diturunkan orang secara paksa di tengah jalan, pada saat kepemimpinannya dianggap gagal.
Demikian juga dengan manajemen kebencian yang diterapkan oleh Presiden Jokowi bersama rejimnya, dengan membesarkan mereka mereka yang menyebar kebencian dengan berita hoax, yang lama lama masyarakat jga mengenal mereka mereka itu, dan masyarakatpun tahu bahwa Pemerintah melakukan pembiaran kepada mereka yang terbiasa menyebar hoax dan bahkan mereka yang memang sudah mulai sangat dikenal sebagai penyebar hoax justeru pernah menjadi tamu kehormatan di istana, kata Jonru Ginting di acara ILC. Ditambahkan mereka yang biasa menyebar berita hoax justeru diundang ke istana untuk mengikuti lomba penulisan keberhasilan Pemerintahan Jokowi.
Kata Rocky Gerung, manajemen kebencian, juga ditindaklanjuti dengan pemberangusan pengembangan literasi, disatu pihak Pemerintah memng selalu mempidatokan penegakan kemerdekaan dan demokrasi, tetapi di lain pihak juga mengkampanyekan Pancasila, Demokrasi serta NKRI sebagai harga mati. bahwa dengan kalimat itu berarti Pemerintah sedang mengancam para akademisi untuk tidak menggunakan hak kebebsan mimbarnya, karena tak ada lagi yang harus didialogkan terkait Pemerintahan. Menurut Gerung itu semua Hoax yang dibuat oleh Pemerintah.
Pusing, pusing, pusing tujuh keliling. Sangat tidak terbayangkan bahwa kehancuran sudah mulai membayang di pelupuk mata. Jika memang mereka yang bicara itu salah, maka harapan kita sebagai rakyat kecil, tangkap mereka, hukum merekaseberat beratnya. Tetapi jika mereka benar maka ikutilah saran mereka. Dan kepada Pemerintah janganlah mengikuti jejak Presiden Soeharto dengan menerapkan manajemen eksentrik, laksanakan saja manajemen yang lebih beradab, manajemen yang sesuai dengan tuntunan agama. Semoga Tuhan melindungi bangsa ini dari kehancuran. Amin.
Kamis, 24 Agustus 2017
Rabu, 23 Agustus 2017
SRI RANTI PAHLAWAN KAMI
SAYA BUKAN olahragawan, apalagi pakar olahraga, tetapi hanya warganegara Indonesia, warga biasa, warga yang kurang cerdas mengakses hasil pembangunan, ada diposisi menengah ke bawah yang cenderung di bawah. Tetapi dalam dunia olahraga saya juga memiliki rasa fanatisme kebangsaan. Saya ikut merasa prihatin akhir akhir ini Bangsa kita mengalami paceklik prestasi olahraga. Seingat saya dahulu kita adalah Rajanya di Sea Game, tetapi akhir akhir ini kita sulit akan mencapai prestasi yang lalu. Dahulu negara yang kita jadikan sasaran dalam mengoleksi medali, justeru berbalik mempecubdani kita di gekanggang pertandingan. Itulah sebabnya ketika Sri Santi meraih emas pertama bagi Indonesia dari cabang memanah, maka Kami tetapkan Anda Sebagai Pahlawan Kami. Apalagi kau masih kekeh mempertahankan hijab penutup rambutmu yang tergolong aurat itu, simati kamipun bertambah.
Perkara Presiden Jokowi simpatinya lebih jatuh kepada atlit Wushu Linswel Kwok,itu adalah pilihan Jokowi hak belaiu sebagai anggota masyarakat, sama dengan hak saya mengganggap Sri Yanti sebagai pahlawan pembuka jalan mendapatkan emas pertama, sementara Lindswel Kwok peraih emas kelima. Presiden Jokowi tidak sendirian, karena ternyata orag banyak juga memilih Lindswel sebagai atlit tercantik. Memang sebagai Presiden Jokowi harus memilih semuanya, tidak pilih kasih. Tetapi bukankah Jokowi sebagai pribadi juga memiliki hak memilih siapa yang akan diviralkan secara blowup di akun facebooknya. Jangan sekalikali merampas hak Presiden Jokowi sebagai warga terbaik.
Bukan karena Sri Yanti sebagai pribumi dan mengenakan hijab. Tetapi sekali lagi hak, hak Jokowi sebagai warga yang baik, kita semua harus hargai itu. Memang sih pada saat ini simbol simbol Islam dan budaya Islam sedang tidak disukai paska kekalahan Ahok di Pilkada, dan terbuktinya Ahok menista agama di Pengadilan, dengan ganjaran dua tahun. Bukan hanya hijab yang dibenci orang, tetapi juga janggut, celana cingkrang, gamis, serban serta jidat hitam karena sholat juga sedang tak disukai orang. Tetapi nanti saya yakin kebencian dengan dasar yang sangat remeh temeh itu akan segera move on. Karena bahaya yang sedang mengancam itu adalah kembalinya faham Komunis ke Indonesia.
Saya berharap agar Sri Yanti tenang saja, karena biasanya para atlit pulang berlaga akan mendapatkan hadiah, secara merata, bahkan peraih medali akan mendapat tambahan hadiah tanda simpati, dan tentunya peraih medali emas akan mendapatkan hadiah yang lebih besar, Semoga sama besarnya antara peraih emas panahan dengan peraih emas wushu. Senangkanlah hatimu wahai pahlawanku. Karena aku tak sendiri jadi engkau adalah pahlawan kami.
Minggu, 20 Agustus 2017
HUT KEMERDEKAAN RI KE 72 OLEH ANAK ANAK PALESTINA
Dahulu adalah datuk dan buyut mereka yang mendorong dorong Kemerdekaan Indonesia pada 72 tahun yang lalu dan kini tahun 2017 mencapai seratus anak nampak di video ini sedang meneriakkan Merdeka .... Merdeka .... Merdeka .... bagi Indonesia.Memang Palestina termasuk bangsa yang pertama mendorong dan mengucapkan dukungan atas Kemerdekaan Indonesia. Dari buiyut, datuk hingga ke generasi yang bicarapun dengan bahasa Ibu mereka belum fasih benar tetapi dengan semangat anak anak yang masih bau kencur berterian Merdeka ... Merdeka ,,, Merdeka bagi Indonesia yang sedang Memperingati kemerdekaan Indonesia yang ke 72 itu.
Bagi sebagain kecil rakyat Indonesia ini barangkali hanya dianggap sebagai pristiwa kecil yang tak perlu diingat ingat, karena akhir kahir ini kebencian terhadap Bangsa Timur Tengah sedang dikampanyekan baik terselubung maupun secara terang terangan. Pemerintahpun nampak mendiamkan kampanye buruk ini karena sedang menjaga jarak pasca kekalahan Ahok dalam Pilkada dan dihukumnya Ahok atas tuduhan melecehkan agama Islam. Namun walaupun demikian nampaknya Palestina tak ingin merubah sikap atas kecintaan dan harapan mereka kepada rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim itu.
Jangan kita biarkan ada pihak pihak menanamkan kebencian kepada saudara saudara kita di Timur tengah, kendatipun mereka dilanda huru hara, seperti munculnya ISIS, munculnya organisasi yang sejatinya dibentuk oleh nagara pengadu domba seperti Amerika dan sekutunya, tetapi janganlah hendaknya kita membenci saudar saudara kita seagama di Timur tengah. Jangan kita lecehkan gamis mereka, dan jangan kita lecehkan janggut mereka.
Pihak pihak yang membenci Islam memang mengharapkan agar kita semua selaku umat Islam Indonesia membenci Islam Timur Tengah, yang pada saatnya nanti mereka akan berupaya mengadu domba kita sesama ummat Islam Indonesia. Upaya ini semkain jelas, seharusnya kita jangan mau dibodohi oleh musuh Allah dan musuh Islam itu.
Kamis, 17 Agustus 2017
Wiranto Terlibat Rekaya Kerusuhan
Wiranto Jago ngarang cerita, itu komentar pensiunan TNI yang juga kolega Wiranto sendiri dalam suatu wawancara di TV itu pertanda ada disharmonis antara para mantan petingi TNI, tetapi pada saat ini Wiranto memiliki panggung, maka banyak pihak berharap Wiranto adalah sosok jujur bicara apa adanya karena salah sekalipun manakala berulang ulang dibicarakan maka masyarakat akan mengira benar adanya. bisa jadi Wiranto tergolong jenderal yang banyak tahu tentang yang orang orang tidak tahu. Memang sich nanti Tuhan yang akan membukakan aib seseorang di akherat terhadap hambanya yang senang mengumbar keslahan orang lain, apalagi sedikit dipoles cerita bohong. Tetapi jelas keinginan masyarakat adalah cerita yang sebenarnya terjadi.Kita berharap para mantan petinggi TNI itu mampu menyelesaikan masalah diantara mereka dan mengutamakan keutuhan bangsa ini secara bermartabat.Itu yang harus kita dorong.
Keterbatasan sudut pandang dari masing masing pelaku, maka sulit bagi pelaku sejarah menjelaskan keseluruhannya. Lain kesaksian yang satu, lain lagi kesaksian yang lainnya. Maka sejatinya mereka yang berbeda jangan mengaku paling benar. Dan nantinya belakangan akan terbuka lebar, ini sangat mungkin bila kesaksian kesaksian sejarah itu mendapatkan kesempatan manggung atau mampu menulis secara jernih, bisa saja yang semula tidak disebut sebut belakangan mulai disebut sebut karena kesempatan datang belakangan.
Walaupun entah benar atau salah, contohnya dahulu tak ada orang menyebut LB Murdani adalah tokoh yang merekayasa terjadinya huru hara. Tidak cukup nama besar LB. Murdani tetapi sejumlah nama besar yang kini berda dipasukan Jokowi terlibat rekayasa kerusuhan itu sebagai loyalis perancang rekayasa kerusuhan LB. Benarkah LB Murdani perancangnya, masih perlu diuji lagi. Jelas cerita ini sangat mengejutkan, kita semua mengharap ada yang keliru dalam informasi ini, tetapi apa boleh buat, konon hasil penelitian Prof, Salim Said merupakan sentral informasi ini, yang sebelumnya Fadlizon telah mengedarkan tulisannya. Sehingga sulit bagi masyarakat untuk menidakkannya,karena harus dibantah dengan hasil penelitian uang bertahun tahun pula, semoga kita bisa dewasa menerima simpangsiurnya kesaksian sejarah ini. Terlebih LB Murdani sedang sakit hati kepada Presiden Soeharto.
Belakangan ini selain Wiranto, Juga disebut sebut Megawati, Yusuf Wanandi Syofyan Wanandi konon dalam catatan hasil penelitian Prof. Salim Said itu sering disebut sebut dalam merekaya kerusuhan itu. Teruis terang ini berita yang sangat menghawatirkan. apakah Profesor telah mengecek ulang data dan bukti serta kesahehan informasi yang didapatkan untuk menulis hasil penelitian ini.Sekali lagi kita harusbersabar dalam menerima kesaksian yang mulai banyak suara bertentangan ini. Suara mulai berimbang dan tidak lagi di dominasi kelompok tertentu lagi.
Dan tidak kalah pentingnya, kita berharap para pihak segera membantah serta menjelaskan kepada khalayak manakala memang penelitian tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya. Saya berharap kita masih beralasan untuk tetap menghormati mereka mereka yang sudah terlanjur kita hormati karena tak ada alasan untuk berhenti menghormati mereka. semoga.Terus terang kita menyesalkan para mantan petinggi TNI kenapa dahulu justeru berdebat secara terbuka, seperti itu. Terus terang tak ada yang bisa menyelsaikan ini, tidak juga Prof. Salim Said yang bertahun tahun melaksanakan penelitian itu, Sesungguhnya mereka sendiri. Bisakan yang menyebar fitnah mencabut semua perkataannya, dan meminta maaf, agar kami tidak dipusingkan, karena pelaku sejarahpun hanya mampu menjelaskan sesuatu dari kacamata mereka masing masing, lalu mengapa justeru ada yang mengaku paling benar. Itulah sejarah kita.
Saya berharap apa yang ditulis dalam VOA Islam 30 Juni 2014 tentang sekelompok orang yang terlibat perekayasaan kerusuhan Mei 1998 itu tak satu kalimatpun yang benar, tetapi sayang kini tahun 2017 masih juga belum ada bantahan dari kalangan manapun. Mungkin karena kelompok ini kini sedang menguasai panggung. Sehingga peluang mempertanyakan semakin menciut kecil. Hanya dijawab oleh kecarut marutan Indopnesia sebagai bangsa, yang tak mampu ditangani penguasa secara benar, sehingga hanya kepada Tuhan kita berdoa agar kita sebagai bangsa tetap terlindungi dan terpelihara. Amin.
Rabu, 16 Agustus 2017
ORANG ORANG DI SENAYAN BANYAK TAK SUDI DIDOAKAN
Entah mau apa jadinya penghuni Senayan itu, sudah dua tahun itu gaduh karena berdoa, padahal isi doanya setelah dicermati tak ada yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, atau unsur unsur yang akan mengancam keutuhan NKRI manakala doa itu diijabah Allah, lalu di mana letak prrsoalannya. Mungkin di masa mendatang tak perlu lagi ada acara doa, atau doa saja menurut kepercayaan masing masing dan ditugaskan saja seorang pejabat TNI ataupun Poliri untuk sekedart memberikan aba aba bahasa doa dimulai atau doa selesai. Anara yang satu dengan yang lain tidak saling tahu apa yang didoakan.
Nampaknya butuh diselenggarakan Sidang Pleno yang menghadirkan secara lengkap semua anggota dengan pimpinan Fraksi masing masing untuk menetapkan kreteria pembaca doa, harus dikaji ulang dalam berdoa ini nanti akan ada beberapa aspek terkait pembacaan doa ini setidaknya (1) siapa yang memimpin, siapa (2) siapa yang boleh didoakan, (3) aspek apa saja yang boleh dimintakan dalam berdoa/ Hal ini sangat penting agar doa itu layak diaminkan ataupun tidak layak diaminkan. Aspek yang didoakan adalah aspek yang menguntungkan bila diijabah, dan aspek yang tak boleh didoakan adalah yang nantinya akan ada pihak yang merugi manakala doa di ijabah.
Jika memang perkara doa ini setiap tahun akan mengundang kegaduhan, maka sebaiknya juga dibentuk panitia perumus atau tim kerja untuk melakukan penjajagan kepada masyarakatak ;luas, semacam penjaringan inspirasi, atau ada semacam naskah akademis dari teks doa yang akan disampaikan. Naskah akademis teks doa ini dapat dikaji oleh berbagai pihak untuk dipertimbangkan apakah sudah layak menjadi teks doa. Danm bahkan bila perlu diadakan pemungutan suara utuk menyetujui doa itu.
Bila selama ini mereka yang ditunjuk menjadi pemimpin doa adalah mereka yang rajin beribadah sehingga memiliki kedekatan dengan Yang Maha Kuasa Barangkali nanti bula masalah doa ini diperkancah oleh para anggota DPR maka ditetapkan kreteria pendoa adalah persoan yang betul betul netral dan tidak memiliki indikasi kedekatan dengan Tuhan Yang maha Esa.
Yakinlah manakala itu yang akan ditempuh oleh Pemerintah dalam rangka menghindari kegaduhan paska dibacakannya doa. Maka suasananya akan bertambah gaduh. Atau dilelang saja, dicarikan orang munafik, yang pandai memuji muji untuk merumuskan pujiannya yang tergubah dalam doa, ini barabgkali yang paling aman. Harapan kami sadi masyarakat adalah DPR mampu menyelesaikan sendiri masalah doa ini tampa kegaduhan.
Rabu, 09 Agustus 2017
BUKAN HANYA FPI UMMAT ISLAM SIAP MEMBELA DIRI
Memperhatikan sikap Partai Nasdem lewat berbagai tokohnya maka bisa disimpulkan bahwa Memang Partai Nasdem telah menyetujui dan merasa tidak ada sesuatupun ucapan Victor Bungtilu Laiskodat, yang menyalahi kebijakan Partai termasuk diantaranya rencana akan melakukan pembunuhan massal terhadap ummat Islam. Belajar dari praktik praktik penggerudukan yang dilakukan pihak pihak pada akgir ini, maka tidak ada salahnya bila ummat Islam lebih waspada siapa tahu gertak Victor dan Nasdem tidak main main dengan ancaman mereka itu Kita tidak Tahu apa yang sedang terjadi di Partai Nasdem. Walaupun bila memang benar terjadi, maka pihak Kepolisian yang akan bertindak, tetapi tidak salahnya jika kita lebih berhati hati.
Maka yang pertama kepada para politisi Islam, yang masih memiliki komitemen keislaman, agar lebih berhati hati dan waspada dan berjaga jaga, siapa tahu ucapan Victor bukan hanya gertakan dan memang sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk melakukan pembunuhan massal seperti yang diisyaratkan dalam pidatonya. Bisa saja tampa sepengetahuan kita praktek preman berpolitik sudah berkembang sedemikian rupa. Manakala ada informasi penting maka segera disebarluaskan antar sesama muslim agar lebih waspada dan serentak melapor kepada pihak Kepolisian.
Demikian juga Ormas Islam hendaknya lebih meningkatkan konsolidasi internal serta memperlancar komunikasi antar sesama sehingga memiliki informasi yang terkordinasi, dan tidak terpengaruh oleh informasi liar yang menyesatkan, agar jangan sampai massa organisasi melakukan tindakan sendiri sendiri tampa koordinasi. Pimpinan organisasi juga harus melakukan koordinasi dengan Kepolisian dan pihak keamanan manakala Partai Nasdem benar benar melakukan tindakan berutalnya melakukan pembunuhan massal.
Ummat Islam secara keseluruhan hendaknya saling merapatkan barisan, Lupakan semua perbedaan perbedaan kecil antar sesama ummat Islam dan bersatulah untuk saling melindungi antar satu dengan yang lain agar terhindar dari kenekatan Victor Bangtilu Laiskodat siapa tahu ini benar benar dilaksanakan, Melalui pimpinan ormas yang ada diharap koordinasi dengan kepolisian serta pihak Keamanan lainnya, jangan terjadi hal hal yang merugikan bangsa.
Sebenarnya saya sendiri tidak yakin hal ini akan terjadi, karena di lingkungan Nasdem kta lihat masih banyak tokoh tokoph yang selama ini kita kenal sebagai warga negara yang baik yang memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi. terus terang Victor Bangtilu Laiskodat ini kita lihat agak aneh dan bukan seperti Nasdem yang selama ini kita tahu. Tetapi kita akan menjadi bimbang manakala benar apa isi pidato Victot dan benar pula Partai Nasdem mendukungnya, maka kita jadi bimbang.
Harapan kita ummat Islam tidak membalasa ancaman Victor ini dengan cara yang sama pula. Serahkan segala sesuatunya kepada pihak yang berwajib. Perasaan kita dalam menyimak pekabaran akhir akhir ini kita seperti berada di negara entah berentah. Bukan seperti Indonesia yang selama ini kita rasa.
Ummat Islam Wajib Jelaskan Apa Itu Khilafah Islam
Walaupun Nasdem Lewat Victor Bungtilu Laiskodat sudah menabuh genderang perangnya dengan istilah "Membunuh Sebelum DiBunuh" sebaiknya pernyataan yang menggila itu harus ditanggapi secara waras dan wajar, yaitu "Selesaikan Lewat Pengadilan" Adalah merupakan tontonan yang juga mengasikkan manakala kita mendapatkan kesempatan juga untuk disuguhi jalannya persidangan seperti ketika dilaksanakannya Sidang Si Penista Agama, Ahok Cahaya Purnama, yang sampai saat masuk penjarapun belum mengaku bersalah. Tetapi Victor Bungtilu Laiskodat justeru selain menghina agama, juga mengajak perang dengan prinsip membunuh sebelum di bunuh. Dalam halini jelas Islam sangat disudutkan, ini bukan persoalan bagi keempat Partai yaitu Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN. Dan satu agama, yaitu agama Islam.
Namoaknya keberhasilan Pemerintah memenangkan konsep Perppu Keormasan dengan meniadakan campurtangan Pengadilan dalam membubarkan sebuah Ormas, maka mungkin banyak pihak tinggal sebut saja, maka saatnya Pemerintahj memutuskan sesuatu dengan berdasarkan Perppu Ormas. Benar perikdisi banhyak pihak bahwa dengan menggunakan dalih Perppu ini maka Pemerintahj setiap saat bisa memutuskan sesuatu tampa bukti, tampa saksi dan tampa memberikan kesempatan untuk membela diri melalui Persidangan Pengadilan.
Nasdem selaku partai Pendukung pemerintah memang sekarang sedang diatas angin, boleh bicara apa saja, dan boleh berbuat apa saja dengan dalaih Perppu tersebut. Namkan sekali para da'i dan pimpinan organisasi Islam nampak mulai jiri, mereka bimbang, namun di tengah tengah kebimbangan maka yang kita harapkan adalah munculnya sejumlah ulama yang memiliki kemampuan untuk menjelaskan apa batasan dan yang dimaksud dengan konsep Khilafah dalam Islam. Agar masyarakat tahu apa itu Khilafah. Manakala tidak maka ummat akan mengira benar pemahaman Victor Bungtilu Laiskodat, padahal pengertian yang diucapkannya adalah fitnah belaka.
Aoakah Islam denga konsep khilafahnya itu sesuatu yang intoleran, melarang warga beragama lain selain Islam, melarang agama lain beribadah dengan cara agama masing masing. Padahal sejarah menunjukkan tingginya toleransi agama Islam jauh melebihi praktek toleransi yang pernah ditunjukkan oleh agama lain. Maka jelaskanlah prihal konsep khilafah ini dengan penuh kebijaksanaan dengan menanggalkan, keinginan rasa untuk ikut berkuasa, tanggalkan bicara untuk keuntungan pribadi dan golongan, karena khilafah adalah nilai nilai luhur yang sangat dibutuhkan oleh bangsa yang majemuk ini karena dengan konsep khilafah, justeru keragaman akan terjamin di Indonsia ini, bukan sebaliknya seperti apa yang disampaikan oleh Victor Bangtilu Laiskodat sebagai konsep intoleran. itu hanya fitnah yang benar benar keterlaluan.
Senin, 07 Agustus 2017
Demikian Hinakah Khilafah Itu.
Jika memang pembubaran HTI itu atas rekomendasi NU, seperti yang diakui oleh Said Agil Siraj Ketum NU di berbagai kesempatan, maka apa sih pengertian Khilafah menurut NU sehingga Khilafah yang diajarkan Islam itu menjadi demikian hinanya di mata Pemerintah dan sebagain politisi dan masyarakat. Dan walaupun HTI mewacanakan terlaksananya sistem Khilafah toh menurut HTI sendiri mereka tidak anti Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Penertian Khilafah itu sangat jauh melenceng bila menyimak pidato Politik Partai Nasdem yang disampaikan oleh Victor Laiscodat,Ketua Fraksi Nasdem di DPR RI. Yang mengatakan bahwa manakala Sistem Khilafah diterapkan "Maka tak akan ada lagi agama selain Islam, semua harus sholat, tak ada lagi yang boleh ke gereja" Pengertian Victor tentang Khilafah sangat jauh melenceng, sangat buruk. Siapa narasumber mereka, yang membuat mereka gagal paham terhadap nilai nilai keislaman itu.
Sebagai Muslim tidak ikhlas rasanya bila masih ada sebagian dari angsa ini yang memandang rendah terhadap ajaran Islam khususnya tentang Khilafah sehingga merasa perlu memukulgenderang perang terhadap sesama bangsa. Ada baiknya Pemerintah agar tidak hanya mendengarkan rekomendasi NU saja tentang khilafah ini. Datangkan juga pakar Islam untuk menjelaskan apa itu khilafah dari Al-Quran dan hadits serta buku teks tentang khilafah, sebelum memutuskan bahwa ajaran Islam tentang adalah merupakan ancaman bagi Bangsa Indonesia khususnya dan ummat manusia umumnya. Sepengetahuan kami yang awam ini nilai nilai khilafah yang diajarkan oleh Islam justeru akan memperkuat keutuhan dan kualitas kebangsaan kita sebagai bangsa Indonesia.
Sebagai bagian dari ummat Islam kita juga berharap sehubungan dengan perkembangan buruk terkait istilah khilafah akhir akhir ini maka diminta kepada para da'i, para ilmuan dan ulama untuk menjelaskan kepada ummat dan Bangsa tentang khilafah yang sebenarnya menurut ajaran Islam, sehingga masyarakat faham apa itu khilafah. Janganlah khilafah ini hanya dipandang dari kacamata kebencian belaka, sehingga mengakibatkan gagal paham.
Bila perlu maka selenggarakan farum atau majelis untuk membicarakan khilafah itu jauh dari rasa kebencian, kepentingan pribadi atau golongan, kepentingan politik dan sebagainya, harus diselenggarakan pure agama Islam, sehingga didapatkan pemikiran yang klear tentang khilafah Islam. Kami yakin bahwa khilafah Islamiyah itu memiliki nilai nilai kemulyaan bagi bangsa ini, dan itu merupakan bagian dari Islam. Dan kami tak ikhlas dihina dan dicaci maki, dalam ketidak pahaman mereka.
Sebagai Muslim tidak ikhlas rasanya bila masih ada sebagian dari angsa ini yang memandang rendah terhadap ajaran Islam khususnya tentang Khilafah sehingga merasa perlu memukulgenderang perang terhadap sesama bangsa. Ada baiknya Pemerintah agar tidak hanya mendengarkan rekomendasi NU saja tentang khilafah ini. Datangkan juga pakar Islam untuk menjelaskan apa itu khilafah dari Al-Quran dan hadits serta buku teks tentang khilafah, sebelum memutuskan bahwa ajaran Islam tentang adalah merupakan ancaman bagi Bangsa Indonesia khususnya dan ummat manusia umumnya. Sepengetahuan kami yang awam ini nilai nilai khilafah yang diajarkan oleh Islam justeru akan memperkuat keutuhan dan kualitas kebangsaan kita sebagai bangsa Indonesia.
Sebagai bagian dari ummat Islam kita juga berharap sehubungan dengan perkembangan buruk terkait istilah khilafah akhir akhir ini maka diminta kepada para da'i, para ilmuan dan ulama untuk menjelaskan kepada ummat dan Bangsa tentang khilafah yang sebenarnya menurut ajaran Islam, sehingga masyarakat faham apa itu khilafah. Janganlah khilafah ini hanya dipandang dari kacamata kebencian belaka, sehingga mengakibatkan gagal paham.
Bila perlu maka selenggarakan farum atau majelis untuk membicarakan khilafah itu jauh dari rasa kebencian, kepentingan pribadi atau golongan, kepentingan politik dan sebagainya, harus diselenggarakan pure agama Islam, sehingga didapatkan pemikiran yang klear tentang khilafah Islam. Kami yakin bahwa khilafah Islamiyah itu memiliki nilai nilai kemulyaan bagi bangsa ini, dan itu merupakan bagian dari Islam. Dan kami tak ikhlas dihina dan dicaci maki, dalam ketidak pahaman mereka.
PARTAI NASDEM HEBAT EUIII.
Genderang perang telah ditabuh oleh Partai Nasdem lewat Ketua Praksi nya di DPR. Ini sebenarnya jika benar apa yang diberitakan viral di media massa dan media sosial, sebetulnya pekerjaan dan pemikiran gila ketika ada pejabat sekaliber Ketua Fraksi di DPR menyatakan akan mendahului sebelum di dahului. Tetapi harapan kita tentunya agar para pihak bisa bersabar, kalau memang ada pidato seperti itu maka selesaikanlah melalui Pengadilan seperti kasus Ahok. Tetapi bila tidak ada bukti dan fakta maka berdamailah. Apalagi keadaan ekonomi masyarakat sekarang ini seang sejatuh jatuhnya, di mana mana mengeluh sulit sulit sulit, maka janganlah ditambah tambah beban yang berat bagi rakyat ini dengan berbagai manuver politik. Tidakkah mau mengambil pelajaran dari kasus Ahok yang sudah ingkrah itu.
Banyak youtube terkait isi pidato telah terhapus dan tak lagi dapat dibuka, tetapi harapan kita pengadilan dapat membuka secara jernih persoalan, jangan segan segan menghukum Victor Laiscodat mana Ia berbuat teledor yang berpotensi mendatangkan kehancuran melalui kebencian. Tetapi jika memang tak terbukti maka nayatakan bahwa Victor tidak bersalah. Tegakkanlah hukum drngan cara seadil adilnya.
Jika memang MUI merasa keberatan dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Victor maka ajukan saja ke pengadilan. Demikian pula dengan Gerindra, Demorat, PKS dan PAN manakala ucapan Victor dianggap mencemarkan nama Partai itu maka ramai ramai ajukan gugatan. Kan msing masing sudah memiliki rekamanya.Tinggal nanti diuji apakah rekaman itu murni atau sudah di edit, dan kalaupun ada edit, maka itu bagianyang mana.
Jangan sampai mengangap ringan pidato pedas yang disampaikan Nasdem, karena akan menjadi preseden buruk. Bahaslah dari kata perkata dan dari kalimat perkalimat, jika memang ada kesalahan besar yang dilakukan oleh Victor dan putuskanlah mellui pngadilan yang seadil dilnya. Dan hargailah keputusan pengadilan.
Apapun bunyi alasan dan teorinya, sebagai rakyat kecil kami tak menginginkan kegaduhan, titik.
Langganan:
Postingan (Atom)