Kamis, 31 Agustus 2017

PEGIAT MEDSOS PILIHAN DIUNDANG PRESIDEN ..



Sebagai seseorang yang hampir setiap hari mengunjungi setidaknya dengan salah satu akummedia sosial saya apakah itu facebok, WhatsApp dan hampir dapat saya pastukan saya membuka Youtube, bahkan sampai dengan komentar komentar di youtube itu yang sungguh sungguh sangat mengerikan, karena di media sosial itu nampaknya terdiri dari manusia manusia yang merasa memiliki kebebasan untuk bicara apa saja, Walupun banyak diantara mereka yang tajam berbicara di medsos, tetapi bisa sangat sopan di di dunia riil, bukan maya.

Tetapi tetap saja apa yang dinyatakan dalam medsos dunia maya manakala seseorang salah mengucap/ menulis  atau mengucapkan sesuatu yang kurang, itu akan tercantum terus hingga masa yang yang tak terbatas, salah satu You Tube yang saya terbitkan pada tanggal 31Juli 2016 saya lihat sudah dikunjungi sebanyak 309.523 pengunjung, saya bersykur karena hanya sekitar 300-an kali dikomentari. Saya sedihnya karena mencapai 80%  dari komentar itu terkategori kurang baik. Ketahuilah komentar kurang baik itu akan tercantum di situ selama belum saya hapus. Atau terhapus dengan sendirinya, mungkin karena tidak ada lagi yang mengunjunginya, di mana komentar buruk itu akan dengan mudah dibaca oleh seseorang, dan pengaruhnya bisa sangat buruk sekali.

Dunia medsos yang disebut dunia maya itu pada pelaksanaan Pilpres yang menampilkan pasangan Jokowi-JK  versus Praboho-Hatta Rajasa ditandai dengan perang medsos yang sungguh sungguh sangat menghawatirkan, para aktivis dunia maya yang juga memiliki nama keren nettizen sebagian adalah merupakan pihak pihak yang menganut pembicaraan bebas tampa batas dan pertanggungjawaban, yang sesungguhnya dunia itu sedang membutuhkan peraturan yang mampu mengantisipasi pengaruh buruk yang bisa menghancurkan bangsa,

Saya termasuk kaget dengan kemampuan Pemerintah yang berhasil menentukan aktivis medsos yang tergolong teladan sehingga memiliki kepantasan diundang oleh Pemerintah ke istana. Entah apa ukuran Pemerintah mengelompokkan mereka sebagai aktivis medsos yang pada saat ini justeru sangat menghawatirkan masa depan bangsa akan terpengaruh dengan gaya gaya mereka di medsos.

Namun demikian mungkin Pemerintah sesungguhnya telah berusaha memilah diantara mereka yang terpilih sebagai yang terbaik, tetapi kritik tak dapat dihindari karena ternyata sesama aktivis medsos mereka dapat mengenal antara satu dengan yang lain terlepas dari apakah menggunakan nama jelas atau nama samaran, dan siapa siapa diantara mereka yang melakukan kekeliruan atau berbicara / menulis dengan cara menyerang, membuly dan menjelekkan pihak lain, dan diantara mereka itu menurut banyak aktvis, dinilai tak layak menghadiri pertemuan terhormat itu di istana.

Semestinya Pemerintah menghindari politik belah bambu,  apalagi pegiat medsos itu sejatinya saling tahu siapa berbuat apa. Memang peran medsos sangat besar dalam upaya pencitraan mulai dari Pilkada DKI yang menampilkan Jokowi - Ahok sebagai pemenang, Pilpres yang menghasilkan Jokowi-Jk sebagai pemenang. Walaupun diluar dugaan Ahok-Jarot mengalami kekalahan telak dalam Pilkada DKI yang memunculkan Anis-Sandi sebagai pemenang.

Kita semua dibuat cemas dengan munculnya perang di medsos yang akan menghancurkan moral bangsa, tetapi manakala Pemerinmtah keliru dalam menyikapinya, dan apalagi sampai menerapkan politik belah bambu, maka yakinlah bawa perang dia medsos akan lebih marak dan mempercepat kehancuran yang sama sama tak pernah kita inginkan.

Tidak ada komentar: