Fachruddin : Kliping Dan Catatan Tentang Bahasa, Retorika, Sastra, Aksara dan Naskah Kuno
Senin, 07 Agustus 2017
PARTAI NASDEM HEBAT EUIII.
Genderang perang telah ditabuh oleh Partai Nasdem lewat Ketua Praksi nya di DPR. Ini sebenarnya jika benar apa yang diberitakan viral di media massa dan media sosial, sebetulnya pekerjaan dan pemikiran gila ketika ada pejabat sekaliber Ketua Fraksi di DPR menyatakan akan mendahului sebelum di dahului. Tetapi harapan kita tentunya agar para pihak bisa bersabar, kalau memang ada pidato seperti itu maka selesaikanlah melalui Pengadilan seperti kasus Ahok. Tetapi bila tidak ada bukti dan fakta maka berdamailah. Apalagi keadaan ekonomi masyarakat sekarang ini seang sejatuh jatuhnya, di mana mana mengeluh sulit sulit sulit, maka janganlah ditambah tambah beban yang berat bagi rakyat ini dengan berbagai manuver politik. Tidakkah mau mengambil pelajaran dari kasus Ahok yang sudah ingkrah itu.
Banyak youtube terkait isi pidato telah terhapus dan tak lagi dapat dibuka, tetapi harapan kita pengadilan dapat membuka secara jernih persoalan, jangan segan segan menghukum Victor Laiscodat mana Ia berbuat teledor yang berpotensi mendatangkan kehancuran melalui kebencian. Tetapi jika memang tak terbukti maka nayatakan bahwa Victor tidak bersalah. Tegakkanlah hukum drngan cara seadil adilnya.
Jika memang MUI merasa keberatan dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Victor maka ajukan saja ke pengadilan. Demikian pula dengan Gerindra, Demorat, PKS dan PAN manakala ucapan Victor dianggap mencemarkan nama Partai itu maka ramai ramai ajukan gugatan. Kan msing masing sudah memiliki rekamanya.Tinggal nanti diuji apakah rekaman itu murni atau sudah di edit, dan kalaupun ada edit, maka itu bagianyang mana.
Jangan sampai mengangap ringan pidato pedas yang disampaikan Nasdem, karena akan menjadi preseden buruk. Bahaslah dari kata perkata dan dari kalimat perkalimat, jika memang ada kesalahan besar yang dilakukan oleh Victor dan putuskanlah mellui pngadilan yang seadil dilnya. Dan hargailah keputusan pengadilan.
Apapun bunyi alasan dan teorinya, sebagai rakyat kecil kami tak menginginkan kegaduhan, titik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar