Rabu, 16 Agustus 2017

ORANG ORANG DI SENAYAN BANYAK TAK SUDI DIDOAKAN



Entah mau apa jadinya penghuni Senayan itu, sudah dua tahun itu gaduh karena berdoa, padahal isi doanya setelah dicermati tak ada yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, atau unsur unsur yang akan mengancam keutuhan NKRI manakala doa itu diijabah Allah, lalu di mana letak prrsoalannya. Mungkin di masa mendatang tak perlu lagi ada acara doa, atau doa saja menurut kepercayaan masing masing dan ditugaskan saja seorang pejabat TNI ataupun Poliri untuk sekedart memberikan aba aba bahasa doa dimulai atau doa selesai. Anara yang satu dengan yang lain tidak saling tahu apa yang didoakan.

Nampaknya butuh diselenggarakan Sidang Pleno yang menghadirkan secara lengkap semua anggota dengan pimpinan Fraksi masing masing untuk menetapkan kreteria pembaca doa, harus dikaji ulang dalam berdoa ini nanti akan ada beberapa aspek terkait pembacaan doa ini setidaknya (1)  siapa yang memimpin, siapa  (2) siapa yang boleh didoakan,  (3) aspek apa saja yang boleh dimintakan dalam berdoa/ Hal ini sangat penting agar doa itu layak diaminkan ataupun tidak layak diaminkan. Aspek yang didoakan adalah aspek yang menguntungkan bila diijabah, dan aspek yang tak boleh didoakan adalah yang nantinya akan ada pihak yang merugi manakala doa di ijabah.

Jika memang perkara doa ini setiap tahun akan mengundang kegaduhan, maka sebaiknya juga dibentuk panitia perumus atau tim kerja untuk melakukan penjajagan kepada masyarakatak ;luas, semacam penjaringan inspirasi, atau ada semacam naskah akademis dari teks doa yang akan disampaikan. Naskah akademis teks doa ini dapat dikaji oleh berbagai pihak untuk dipertimbangkan apakah sudah layak menjadi teks doa. Danm bahkan bila perlu diadakan pemungutan suara utuk menyetujui doa itu.

Bila selama ini mereka yang ditunjuk menjadi pemimpin doa adalah mereka yang rajin beribadah sehingga memiliki kedekatan dengan Yang Maha Kuasa  Barangkali nanti bula masalah doa ini diperkancah oleh para anggota DPR maka ditetapkan kreteria pendoa adalah persoan yang betul betul netral dan tidak memiliki indikasi kedekatan dengan Tuhan Yang maha Esa.

Yakinlah manakala itu yang akan ditempuh oleh Pemerintah dalam rangka menghindari kegaduhan paska dibacakannya doa. Maka suasananya akan bertambah gaduh. Atau dilelang saja, dicarikan orang munafik, yang pandai memuji muji untuk merumuskan pujiannya yang tergubah dalam doa, ini barabgkali yang paling aman. Harapan kami sadi masyarakat adalah DPR mampu menyelesaikan sendiri masalah doa ini tampa kegaduhan.

Tidak ada komentar: