Rabu, 17 September 2014

Kebenaran VS Etika.



Akhir akhir ini Ahok menjadi populer lantaran ketidaksejalanannya dengan Gerindra sebagai Partai yang membesarkannya. Sebagai politisi yang cenderung bicara lain maka sejatinya Ahok dipastikan memiliki target target tertentu dalam aksi politik yang dilancarkannya. Apa target sebenarnya itu masih membutuhkan waktu lama untuk diuji keasliannya, sejarah nantinya yang akan menjelaskannya. Inilah gaya bicaranya Ahok, yang dari sisi etika nampaknya tak baik untuk ditiru lantaran kita membutuhkan keteladanan dan keteladanan itu nampaknya belum dimunculkan oleh Ahok, tetapi secara substansi pembicaraan ternyata banyak yang menarik untuk disimak. Kita membutuhkan kejujuran untuk dapat menyimaknya secara jernih.





Secara jujur dapat kita katakan banyak pelajaran yang dapat kita ambiul dari kasus ini dan salah satu pelajaran itu  adalah "Haruskah Kebenaran itu Kita Sampaikan dengan melanggar Etika" spontan akan kita katakan bahwa sejatinya antara kebenaran dan etika itu sejalan. Apalagi sebagai seorang Ahok dan kita semua tidak akan mungkin mencapai kebenaran hakiki, alias hanya kebenaran relatif belaka, lalu haruskah kebenaran relatif itu kita sampaikan secara memaksa, jawabnya tidak boleh, dan itu yang dilanggar Ahok. Lalu apa dasar Ahok lakukan itu semua

Ahok Menampar Pejabat Pemerintah.


 Dari kecil Ahok diajari orang tuanya untuk tegas, tetapi harus memiliki prestasi yang tinggi melebihi yang lain sehingga sekeras apapun dan sesakit apapun hati orang lain terhadap Ahok maka Ahok masih memiliki sisi baik dalam kehidupan ini.  Sebagai orang yang memiliki karakter keras Ahok pada masa mudanya pernah menampar seorang pejabat yang mendatangi pabriknya dan mereka berdua berselisih pendapat, dan karena kesal maka Ahok mnampar pejabat itu.
Tetapi orang tua Ahok selalu berdoa agar Ahok mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat, potensi ini ada pada diri Ahok yang sekalipuin berkarakter keras, tetapi Ia benci kejahatan. Suatu saat kata orang tuanya sosok Ahok adalah sosok yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia, itu pula sebabnya Ahok dilarang piondah negara oleh orang tuanya, ketika Ahok berniat pindah ke Kanada pasca menampar seorang pejabat di Bangka Belitung.

Ahok Yakin Benar.


Apa yang dilakukan oleh Ahok pada saat dipercayai menjadi Wagub dan mungkin sebentar lagi Gubernur tidak lepas dari petuah orang tuanya. Ahok sangat menghayati filosofi yang diturunkan oleh orang tuanya kepadanya, dan Ahok meyakini kebenaran itu semua.

Tidak ada komentar: