Rabu, 05 Januari 2011

PENGARUH DINASTI PALLAWA DI INDONESIA HINGGA MUNCULNYA AKSARA KAWI

Dalam naskah-naskah Nusantara, keadaannya tidak seberuntung naskah-naskah yang berbentuk buku pada jaman sekarang. Kebanyakan materialnya terbuat dari bahan organik yaitu dluwang, lontar, kulit kayu, bambu, dan rotan. Warisan intelektual Indonesia terekam pada media-media yang telah disebutkan diatas termasuk batu. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki kelimpahan naskah-naskah yang berharga nilainya. Seperti tulisan Thomas M. Hunter Jr., para sarjana telah lama menduga bahwa jaringan perdagangan internasional menghubungkan Cina dan Asia tenggara dengan India. Kemudian berkembang sampai permulaan millenium.

Bagaimanapun, penentuan tanggal paling awal tentang tradisi tulis di Indonesia adalah tetap pada prasasti Yupa dari Kutai pada abad V. Hal itu berhubungan dengan prasasti dari dinasti Palawa India Selatan dan prasasti Vietnam pada tahun 350 M. Kesemua itu mengindikasikan bahwa Indonesia telah mempunyai koneksi yang luas ke utara dan ke barat dari waktu itu. Penggunaan bahasa Sanskerta pada prasasti Yupa adalah sebuah potongan kecil dari fakta dan bukti diantara banyak hal lain yang meliputi daya tarik peradaban India dan agama Hindu-Buddha untuk aristrokrasi atau kebangsawanan Asia Tenggara. Fakta ini antara lain untuk pengadopsian tulisan India kepada bahasa pribumi dalam sebuah wilayah. Di Jawa, tulisan yang berkembang tersebut pada umumnya dikenal dengan istilah Kawi. Tulisan ini juga menjadi tulisan induk untuk berbagai masyarakat pada waktu sekarang di Indonesia.

Peziarah Cina bernama I Ching mengatakan pada kita, dalam laporannya, mengenai pendeta Buddha di Sriwijaya yang belajar keseluruhan kurikulum tentang India, termasuk dalam hal bahasa. Dia sendiri berhenti di Sriwijaya untuk belajar tata bahasa saat perjalananya ke India tahun 671M dan akhirnya kembali dan menetap empat tahun untuk menyelesaikan sebuah terjemahan baru dari kitab agama ke dalam bahasa Cina. Peziarah Cina lainya yaitu Hui Ning pergi ke Walaing di Jawa Tengah pada tahun 664 dan menerjemahkan teks Sanskerta pada Theravada ke dalam bahasa Cina dibawah tuntunan rahib Jawa. Selama kebutaan aksara di Jawa mulai berkurang dan melek aksara menyebar luas, maka penggunaan Sanskerta sebagai bahasa pada prasasti berangsur-angsur digantikan oleh bahasa pribumi. Di Jawa, prasasti dalam bahasa Jawa Kuna dimulai atau muncul pada awal abad ke-9 M. Di Bali, penggunaan bahasa Bali Kuna diperkirakan mulai digunakan pada akhir abad ke-9 M.

Pengaruh Kerajaan Pallawa di Indonesia

Sementara sampai saat ini sebagian besar dokumen Indonesia yang ditulis dalam alfabet Romawi, sejumlah besar masih diproduksi baik dalam beberapa bentuk tulisan Arab atau dalam aksara daerah seperti Jawa, Sunda, dan Bali yang memiliki asal mula yang sama dalam sistem penulisan kuno India asalnya. Sebuah warisan yang kaya teks-teks dalam naskah tidak lagi umum digunakan, seperti Batak dan Bugis, juga menegaskan penyebaran teknologi penulisan di seluruh Asia Tenggara selama era perdagangan maritim yang membawa serta penyebaran agama Hindu dan Budha.

Cendekiawan telah lama menduga bahwa jaringan perdagangan internasional yang menghubungkan Cina dan Asia Tenggara dengan India dan Timur Dekat telah dikembangkan pada awal milenium pertama. Tahun 1918, J.P. Vogel dalam studi mendetail mengenai prasasti Yupa dari Kutai, Kalimantan Barat , menunjukkan bahwa mereka berhubungan dengan naskah prasasti dari dinasti Pallava India Selatan serta situs-situs seperti prasasti di Vo-Canh Vietnam modern (bagian Cam kuno kerajaan yang berada di eksistensi pada awal abad kedua Masehi.) dan Anuradhapura di Sri Lanka. Ia juga menunjukkan bahwa Asia Tenggara mencerminkan contoh Pallawa perbaikan ke tulisan yang hanya kemudian dimasukkan ke dalam dinasti Pallava dari daratan India. Vogel memperkirakan tanggal dari prasasti Vo-Canh pada 350 M, prasasti Yupa pada 400 M, dan yang berhubungan erat Ci-Aruten, prasasti Jawa Barat pada 450 M memberikan kronologi kasar dari perkembangan awal apa yang sekarang kita kenal sebagai tulisan Pallawa Awal Asia Tenggara.

Kerajaan Pallawa merupakan kerajaan terbesar dan terkuat di seluruh Asia Tenggara pada masanya. Kerajaan Pallawa menduduki salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah dunia. Pallawa mengacu pada periode sejarah ketika sebuah dinasti dimana prajurit serta raja memerintah di bagian tenggara India. Perkiraan tahun masuknya kira-kira abad ke-3 M hingga abad ke-5 M, dan kehadirannya terasa sampai jauh seperti di Filipina dan Kalimantan. Hal ini dilakukan ketika tidak sedang melakukan kegiatan keprajuritan atau perdagangan, mungkin juga karena aktivitasnya di tanah asing. Mereka mengembangkan dan mempengaruhi tulis menulis. Awalnya tulisan tersebut itu digunakan untuk menulis bahasa Sansekerta. Tetapi sesuatu tentang tulisan ini pasti sangat mengesankan, dan kemudian berkembang sebagai tulisan dalam monumen batu yang berisikan tentang politik dan agama. selama 500 tahun berikutnya, variasi dan evolusi itu sedang digunakan untuk menulis sebagian besar bahasa Asia Tenggara.


Secara langsung maupun tidak langsung, tulisan pallawa berpengaruh :

1. Di India : Telugu, Tamil, Sinhala, kannada
2. Di seluruh Asia meliputi : Burma, Khmer (Kamboja), Thailand, Champ (Vietman), Kawi (Javanese, Balinese, Buginese), Sundanese

Tulisan palawa masih dalam kondisi baik. Tulisan ini ditemukan dalam prasasti Yupa. Sementara sejumlah tulisan lain asal India yang memberikan pengaruh pada evolusi huruf di daratan Asia Tenggara, tulisan pallawa tetap memperoleh pijakan di daratan Asia Tenggara.

Munculnya masa tulisan Kawi

Pada pertengahan abad kedelapan, bagian dalam Jawa yang mulai berkembang sebagai pusat kegiatan keagamaan dan pembentukan negara. Ini juga masa ketika ditulis keaksaraan telah dikembangkan ke titik di mana sebuah gaya tulisan mulai menggantikan gaya monumental tulisan awal dan akhir palawa. Sarjana seperti Kern, menyebutkan gaya penulisan baru ini "tulisan kawi" karena sering berhubungan dengan dokumen yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno atau Kawi.

Tulisan palawa jelas merupakan tulisan yang digunakan untuk tujuan monumental. Tulisan kawi awal merupakan tulisan yang digunakan untuk menulis pada daun lontar. Dc Casparis membedakan "kuno" dan "standar" bentuk tulisan kawi awal. Fase kuno diwakili oleh contoh Jawa diawali dengan prasasti Lingga dari Dinoyo pada tahun 760M. Pada pertengahan abad kesembilan, penggunaan tulisan kawi awal yang standar di Jawa sudah tetap. Satu set lempengan tembaga dari kekuasaan Balitung menggambarkan kesederhanaan yang menandai bentuk awal Standar Kawi. Menjelang akhir milenium pertama, Jawa kuna berkembang dari bahasa dengan tujuan arsip menjadi bahasa sastra yang sangat fleksibel dan halus, kemudian kekuatan politik bergeser dari Tengah ke Jawa Timur. Ini membawa evolusi lebih lanjut tulisan kawi.

Daftar Pustaka

Casparis, J.G.1975. Indonesian Palaeography. Leiden/Koln : E.J. BRILL.
Prijohutomo, 1953. Sedjarah Kebudajaan Indonesia. Djakarta : Groningen.
Zoetmulder, P.J. 1985. Kalangwan, Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Djambatan.

Daftar Gambar
http://www.ancientscripts.com/kawi.html
http://www.kamat.com/kalranga/deccan/pallavas.htm
http://www.omniglot.com/writing/pallava.htm
http://www.iranchamber.com/history/articles/india_parthian_colony1.php
http://skyknowledge.com/pallava.htm

sUMBER : hendiyuniarto.blogspot.com/

Tidak ada komentar: