Menyesal sekali tak dapat memenuhi undangna Udo Z. Karzi baik lewat facebook maupun SMS lantaran ada kegiatan yang sebenarnya telah lama dirancang dan tak mungkin digagalkan. Terbayang dipelupuk mata akan harubiru saya seandainya saya hadir di diskusi itu, tangisan itu akan lebih menyayat lagi lantaran tak ada uluran tangan untuk menghubur saya, bahkan mungkin cemooh adanya. Itu pasti lantaran saya punya impian untuk suatu saat bahsa Lampung mendampingi bahasa Jawa masuk ke mesinnya Google untuk diterjemahkan kebahasa apapun mendampingi bahasa Jawa. Karena yang yang akan terjadi bukan itu melainkan sebaliknya, ancaman kepunahan kini mengepung keberadaan bahas di mana saya dibesarkan.
Tetapi itulah masalahnya, kalaupun bahasa Lampung ini akan kita pertahankan, maka pertanyaannya adalah untuk mengusung apa. Adakah sesuatu yang harus dijelaskan kepada kahalayak, yang sesuatu itu baru akan dapat dipahami dengan sempurna manakala menggunakan bahasa Lampung. Walaupun ini kaji lama, dalam artian saya sudah terlampau sering mengungkapnya dalam beberapa forum diskusi atau tulisan yang sempat dimuat di media massa atupun saya simpan di blog pribadi saya. Sekalipun respon cukup mengecewakan, tetapi saya akan tetap menyuarakan semangat saya untuk mempertahankan bahas Lampung yang insya Allah sampai dengan akhir hayat.
Bahasa Lampung tak mungkin dapat kita pertahankan hanya dengan bahasanya ansich, bahasa Lampung harus tampil dengan mengusung suatu mission tertentu, tampa mision yang jelas maka nasibnya akan sama dengan pelajaran bahasa yang yang berobah total menjadi pelajaran aksara Lampung.
Jadikan Sebagai Bahasa Seni.
Fachruddin : Kliping Dan Catatan Tentang Bahasa, Retorika, Sastra, Aksara dan Naskah Kuno
Senin, 28 Oktober 2013
Kamis, 24 Oktober 2013
Revitalisasi Bahasa Lampung.
UNDANGAN TERBUKA
Yth. Bapak/Ibu/minak muari sunyinni,
Tabik,
Tanpa perlu banyak pengantar (apalagi pidato sambutan hehee...) karena banyak pihak sudah mafhum tentang kondisi kekinian bahasa Lampung; Harian Umum Lampung Post mengharapkan kedatangan Bapak/Ibu/minak muari sunyinni menghadiri Seri Diskusi Lampung Bangkit III. Tema kali ini -- terkait dengan Bulan Bahasa Oktober ini -- adalah Revitalisasi Bahasa Lampung.
Narasumber:
1. Iqbal Hilal, Kepala Pusat Studi Kebudayaan Lampung Universitas Lampung
2. Muhammad Muis, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung*
3. Asaroeddin Malik Zulqornain, sastrawan, penghayat kebudayaan Lampung
4. Arman Az, sastrawan, peneliti/pembuat film tentang H.N. van der Tuuk
Semoga Allah swt. meringankan langkah kita semua untuk memeriahkan acara ini. Sumbang pikir Bapak/Ibu/minak muari seunyinni besar artinya bagi eksistensi tamaddun Lampung ke depan. Amien.
Terima kasih.
Udo Z Karzi
Koord.
* dalam konfirmasi
Bahasa Lampung, Nasibmu Kini
Bahasa Lampung, Nasibmu Kini
Sabtu, 12 Oktober 2013
Sajak Sambutan
oleh : Suttan Bimo
Awal bebalah, disijo selah
Ngadepiy metiy, seunyen wariy
Dilem itaran, nigehken laporan
Semogo ngebo, kewawaian gham jejamo
Semogo ngebo, kewawaian gham jejamo
Payew kidah, jejamo nengah
Gham piseniy, teninggal rebbiy
Sino warisan, tetep diandan
Adat budayo, aksara budayo
Di sijo selah, gham searah
Ngesaiken atiy, bepiil bepesenggiri
Ngebangun tanggan, sijo tujuan
Gham jejamo, negakken basso
Bentuk ringget dalam sajak di atas adalah a - a, b- b, c - c, d - d atau tappang 4/8 sajak ini jarang dipakai. Yang banyak pisaan adalah Pubian dan Sungkai. sajak jenis pantun a p b, a - b.. Biasanya orang orang Abung terutama anak anak mudanya muley menganai banyak pula memilih itu. Sementara para orang tua memakai a - b - c, a - b - c atau a - b - c - d, atau a - a, b - b, c - c, atau d - d, dan banyak pula yang lebih memilih jenis nasib a - a - a - a - a. Penano begawoh (ST Bimo).
Langganan:
Postingan (Atom)