Lampost Minggu, 13 November 2011
BANDAR LAMPUNG—Bahasa daerah ternyata mampu mengikuti perkembangan zaman. Beberapa situs di dunia maya, seperti pada situs ensiklopedia bebas Wikipedia, banyak artikel yang dibuat berbahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Banyumas, Aceh, dan Banjar.
Sebagai ensiklopedi yang mengandalkan inisiatif sukarelawan, perintisan artikel dalam berbagai bahasa daerah ini tidaklah mudah. Wikipediawan bahasa Jawa, Prasetyo (61) dan Ichsan Mochtar (39), harus memutar otak untuk menambah jumlah artikel. "Dulu kontributor aktifnya cuma tiga orang. Jumlah artikelnya juga masih sedikit," kata Pras, Sabtu (12-11).
Untungnya dengan mengadakan lomba menulis artikel bernama Papad Limpad pada Maret 2011, mereka berhasil meningkatkan minat masyarakat untuk berkontribusi di Wikipedia. Kini jumlah artikel berbahasa Jawa mencapai lebih dari 37 ribu dengan 13 wikipediawan aktif.
Bagi Pras, menulis artikel di dunia maya merupakan sebuah upaya pelestarian bahasa.
"Sebagai bahasa percakapan, bahas Jawa memang masih banyak digunakan, tapi tidak ditulis. Nah, kalau tidak dituliskan, saya dan teman-teman khawatir bahasa ini akan punah," kata Pras.
"Menulis artikel di Wikipedia ini sama halnya membuat sebuah prasasti era modern yang bisa dibaca banyak orang. Sampai kapan pun, selama situs ini ada, kita masih bisa melestarikannya," kata Ichsan.
Meramu bentuk tulis, Pras dan kawan-kawan juga mengaku mempunyai hambatan. Pertama, karakter bahasa Jawa mengenal bahasa kromo (halus) dan ngoko (rakyat biasa). Pengucapan dan penulisannya pun kadang berbeda hingga kadang bermakna ambigu.
Belum lagi kata-kata baru dalam dunia teknologi atau ilmu pengetahuan membuat wikipediawan sulit menemukan kata yang pas dalam bahasa Jawa. Misalnya dalam artikel tentang internet, dikenal istilah login dan logout.
Karena tak ada padanan katanya, wikipediawan memutuskan untuk menggunakan istilah mlebulog dan metulog. Pada bahasa Jawa, mlebu berarti ‘masuk’ dan metu berarti ‘keluar’.
"Misalnya ada juga istilah page diganti dengan kaca, link diganti pranala, delete diganti busak, dan footnote diganti jadi catetan sikil," ujar Pras.
Sebagai pengguna internet, Nunung Martina mengaku sangat mengapresiasi upaya wikipediawan ini. Dia yang asli Jawa malah tak pernah menulis dalam bahasa ibunya itu. "Setelah melihat banyak artikel berbahasa Jawa, saya jadi terdorong untuk lebih mengenal lebih jauh bahasa sendiri. Sekarang anak saya sudah mulai diajari lagi bahasa Jawa. Untungnya dia tertarik." BAHASA LAMPUNG...Hlm.2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar