Jumat, 22 Oktober 2010

BAHASA DAN AKSARA LAMPUNG DIKAJI LAGI


Bandarlampung, 18/10 (ANTARA) - Gubernur Lampung Sjachroedin ZP memerintahkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi Lampung untuk melakukan kajian khusus terhadap aksara dan bahasa Lampung.

"Bahasa dan aksara Lampung sebagai salah satu sarana kearifan lokal yang sudah sangat jarang penggunaan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari di daerah kita sendiri, apabila tidak ada pengkajian ulang, dapat dipastikan kepunahannya tinggal menunggu waktu," kata gubernur disampaikan Asisten III Arinal Junaidi di Bandarlampung, Senin malam.

Dia menegaskan, Pemprov Lampung siap memfasilitasi dalam proses pengkajian tersebut, mengingat posisi aksara dan bahasa Lampung yang termasuk sebagai salah satu aset nasional.

"Hanya ada empat daerah di Indonesia yang memiliki potensi bahasa dan aksara khas sekaligus, salah satunya Lampung," kata Arinal.

Selain Lampung, tiga daerah yang memiliki potensi serupa adalah Sumatera Utara, Jawa, dan Sulawesi Selatan.

"Sayang apabila potensi bagus itu harus punah karena ketidakpopuleran," kata dia.

Arinal, yang berbicara atas nama Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, menyampaikan hal itu dalam sambutan pembukaan Malam Final Pemilihan Duta Bahasa Provinsi Lampung 2010.

Acara yang sudah memasuki tahun penyelenggaraan kelima tersebut merupakan prakarsa bersama antara Balai Bahasa Provinsi Lampung, Pusat Bahasa Jakarta, dan Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Lampung.

Jumlah peminat acara tersebut pada tahun ini melonjak tajam menjadi 150 peserta, yang terdiri atas 105 orang dari kalangan mahasiswa, dan sisanya dari pelajar.

Sementara itu, jumlah peserta kontes yang sama pada tahun sebelumnya tidak mencapai 100 orang.

Para peserta tersebut disaring melalui tiga tahapan, yaitu tahapan uji kemampuan berbahasa Indonesia, Inggris, dan Lampung, secara lisan maupun tertulis, uji pengetahuan umum dan budaya lampung, dan diakhiri dengan tahapan final sepuluh besar.

Kepala Kantor Balai Bahasa Provinsi Lampung, Muhammad Muis, menjelaskan acara tersebut dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk mengajak kaum muda dalam menjaga semangat sumpah pemuda.

"Duta bahasa yang dipilih akan membantu pemerintah dalam mengampanyekan penggunaan bahasa Indonesia yang benar, sehingga semangat untuk menjaga keindahan berbahasa dapat terus terjaga," kata dia.

Sumber: Antara, Senin, 18 Oktober 2010

Tidak ada komentar: