Ken Arok dibesarkan di dunia hitam oleh Lembong, perampok, yang menemukannya di kuburan ketika masih bayi. Karena tingkah lakunya yang keterlaluan, Ken Arok diusir lalu hidup bersama Bango Samparan. Inipun tidak berlangsung lama, karena terjadi keributan dengan istri Samparan. Karena Ken Arok sering merampok kiriman upeti kerajaan, ia menjadi buronan.
Di tengah kelananya, ia bertemu pendeta Loh Gawe yang banyak memberikan ilmu kepemimpinan. Sementara itu, Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung berhasil menculik Ken Dedes untuk dijadikan isteri. Atas jasa Loh Gawe, Ken Arok dapat diterima menjadi prajurit di Tumapel. Sejalan dengan karirnya di istana, begitu Ken Arok melihat Ken Dedes, ia langsung jatuh cinta. Niat buruk untuk membunuh Tunggul Ametung pun muncul di benaknya.
Karena Loh Gawe tidak setuju dengan niatnya, Ken Arok meminta restu ayah
angkatnya, Bango Samparan. Maka ia lalu memesan keris kepada Empu
Gandring. Kecewa atas pesanan keris yang tidak kunjung selesai, Ken Arok
marah dan membunuh Empu Gandring dengan keris yang dipesannya. Sebelum
meninggal, Gandring sempat mengutuk Ken Arok, bahwa ia juga akan mati
oleh keris itu. Di istana, Ken Arok menitipkan kerisnya kepada Kebo Ijo,
perwira sombong yang suka pamer dan mengatakan bahwa keris itu adalah
miliknya sendiri. Suatu malam, Ken Arok mencuri kerisnya dari Kebo Ijo
lalu membunuh Tunggul Ametung. Rakyat Tumapel gempar, dan menuduh Kebo
Ijo sebagai pembunuhnya. Niat Ken Arok mengawini Ken Dedes tercapai
sudah, bahkan menggantikan kedudukan Tunggul Ametung dan mengembangkan
kerajaan. Ken Arok tetap tidak terhindar dari kutukan Empu Gandring.
Sepenggalan kisah dari jaman Singasari
….. kengkis wetisira, kengkab tekeng rahasyanica, nener katon murub denira Ken Angrok …. (Sebuah kutipan dari Pararaton yang artinya: …. tersingkap betisnya, yang terbuka sampai rahasyanya, lalu kelihatan bernyala oleh Ken Angrok ….)
Arca Wajah Ken Dedes