Jumat, 16 September 2011

Angka Buta Aksara di Indonesia Masih 8,3 Juta Jiwa


Jumat, 09/09/2011 - 05:20

JAKARTA, (PRLM).- Pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah daerah, serta organisasi mitra terus menggiatkan penuntasan buta aksara penduduk usia 15-44 tahun. Anggota masyarakat yang sebelumnya buta huruf dibina menjadi melek huruf dan memiliki kemampuan dasar. Pada akhir 2010, angka buta aksara di Indonesia terdata masih mencapai 8,3 juta jiwa.

Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Wartanto mengatakan, kemampuan ini terus dibina dan ditingkatkan, sehingga menjadi berdaya untuk membangun lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negara secara berkelanjutan.

"Sudah bertahun-tahun (pemerintah) melakukan berbagai upaya untuk mengurangi buta aksara,” ujarnya di Gerai Informasi dan Media (GIM) Kemdiknas Senayan, Jakarta, Kamis (8/9), terkait dengan menyambut peringatan Hari Aksara Internasional ke-46 yang jatuh pada 8 September.

Dijelaskan, Hari Aksara Internasional merupakan upaya memperingati bagaimana supaya dunia ini berdaya dengan mengurangi jumlah angka buta aksara. Wartanto mengungkapkan, kriteria penyandang buta aksara yaitu buta aksara dan angka, buta bahasa Indonesia, dan buta pengetahuan dasar. Dia mengatakan, upaya penuntasan buta aksara telah berhasil menekan angka buta aksara menjadi 8,3 juta orang pada 2010.

"Pemerintah terus mengupayakan supaya buta aksara di Indonesia semakin berkurang dan menjadi negara yang dianggap buta aksaranya mendekati angka kecil," katanya.

Wartanto menambahkan, pemerintah melakukan berbagai program agar penduduk yang sudah melek aksara dapat meningkatkan kemampuan mengenal aksara dan pengetahuan dasar. Dia menyebutkan, langkah yang ditempuh antara lain membuat buku atau buletin, mendirikan taman bacaan masyarakat (TBM), dan menggandeng organisasi mitra seperti PKK, Aisyiyah, Kowani, Dharma Wanita, dan Muslimat NU.

Kepada Subdirektorat Pembelajaran dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ditjen PAUDNI Kemdiknas Elih Sudiapermana menuturkan, penuntasan buta aksara berdasarkan tingkat kepadatan atau tingkat jumlah buta aksara tinggi dan diprioritaskan bagi sepuluh provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Lampung, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua.

"Kecenderungannya capaiannya di bawah lima persen, tetapi karena total penduduk besar, sehingga absolutnya besar,” katanya.

Elih mengatakan, untuk mengatasi sebaran penduduk buta aksara, pemerintah pusat merintis program keaksaraan keluarga. “Dukungan keluarga sangat besar dalam menuntaskan buta aksara,” katanya. Diharapkan, di dalam keluarga terjadi proses pembelajaran. (A-94/das)***

Sumber : Harian Pikiran rakyat.

Tidak ada komentar: